
Membaca shalawat adalah salah satu amalan dan penghargaan kepada Nabi Muhammad SAW. (Foto: NU Network)
Syaifullah
Penulis
Di antara ibadah yang disarankan untuk dilakukan umat Islam terutama warga Nahdlatul Ulama (Nahdliyin) adalah membaca shalawat. Bahkan meski dilakukan tanpa hati yang hadir, juga dicatat sebagai ibadah mulia. Artikel ini menjelaskan sejarah dan asal muasal shalawat.
Seperti diketahui bahwa membaca shalawat adalah salah satu amalan dan penghargaan kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai umat Rasul SAW, tentu kita tak asing lagi dengan amalan membaca shalawat, bahkan di masa sekarang membaca shalawat tidak hanya amalan yang bernilai pahala, tapi juga sudah mulai menjadi budaya dan perlombaan. Ā Ā
Sejarah Shalawat
Membahas sejarah shalawat tentu tidak bisa terlepas dari surat Al-Ahzab ayat 56:Ā
Ā Ā Ų„ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁ
ŁŁŁŲ§Ų¦ŁŁŁŲŖŁŁŁ ŁŁŲµŁŁŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲØŁŁŁŁ Ū ŁŁŲ§ Ų£ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŲ°ŁŁŁŁ Ų¢Ł
ŁŁŁŁŲ§ ŲµŁŁŁŁŁŲ§ Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŁŁŁŁ
ŁŁŲ§ ŲŖŁŲ³ŁŁŁŁŁ
ŁŲ§
Artinya: Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. Ā Ā
Sebab turunnya ayat ini bisa dibilang menjadi sejarah shalawat kepada Rasul SAW. Sebab, At-Thabari menyebutkan bahwa setelah ayat ini turun, ada seorang sahabat yang bertanya terkait bunyi shalawat kepada Rasulullah SAW. Kemudian Nabi Muhammad menyebutkan shalawat Ibrahimiyah, sebagaimana yang biasa kita baca pada tasyahud akhir saat shalat. Ā Ā
Ayat tersebut oleh At-Thabari memerintahkan orang-orang yang beriman untuk mendoakan Rasulullah dan keselamatannya, (Lihat: Ibnu Jarir At-Thabari, JÄmiʽul BayÄn fi TaāwÄ«lil QurāÄn, [Beirut, Muassasatur RisÄlah: 2000], juz XX, halaman: 320). Ā Ā
Terkait kapan shalawat itu diwajibkan kepada Rasul SAW, merujuk pada turunnya ayat tersebut kepada Nabi Muhammad, perintah shalawat tersebut diturunkan pada bulan Syaban pada tahun kedua Hijriyah. Ā Ā
Oleh Abu Dzar Al-HarawÄ«, inilah yang disebut bulan Syaban sebagai bulan shalawat, (Lihat: Muįø„ammad ibn ʽAbdur RahmÄn As-Sakhawi, Al-Qaulul BÄdiʽ fis į¹¢halÄh ʽalal įø¤abÄ«bis SyÄfiʽ, [Madinah, Muassasatur RayyÄn: 2002 M], halaman: 92). Ā Ā
Secara lebih lanjut As-Suyuį¹Ä« menjelaskan bahwa shalawat sebenarnya sudah ada sejak masa Nabi Musa AS dan kaumnya, Bani Israāil. Saat itu Bani Israāil bertanya kepada Nabi Musa AS, terkait apakah Allah SWT bershalawat kepada makhluk-Nya. Mendengar pertanyaan dari kaumnya tersebut, Nabi Musa AS kemudian berdoa dan meminta jawaban kepada Allah SWT. Allah SWT pun menjawab pertanyaan Nabi Musa AS.
Ā Ā ŁŁŲ§ ŁŁ
ŁŲ³ŁŁ Ų„ŁŁŁ Ų³ŁŲ£ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁ ŁŁŲµŁŁŁŁŁ Ų±ŁŲØŁŁŁŁŲ ŁŁŁŁŁŁ : ŁŁŲ¹ŁŁ
Ł . Ų£ŁŁŁŲ§ Ų£ŁŲµŁŁŁŁŁ ŁŁŁ
ŁŁŁŲ§Ų¦ŁŁŁŲŖŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų£ŁŁŁŲØŁŁŁŲ§Ų¦ŁŁ ŁŁŲ±ŁŲ³ŁŁŁŁ
Artinya: Wahai Musa AS, sungguh kaum Bani Israil bertanya kepadamu, apakah Tuhanmu bershalawat kepada makhluk-Nya? Jawablah: Ya. Aku dan juga para malaikatku bershalawat kepada para nabi dan rasul-Ku.Ā (Lihat: Jalaludin As-Suyuthi, Ad-DurÄrul MantsÅ«r, [Beirut, Darul Fikr: tanpa catatan tahun], juz VIII, halaman: 197). Ā Ā
Kemudian turunlah surat Al-Ahzab di atas. As-SuyÅ«į¹Ä« menambahkan bahwa setelah turun ayat tersebut, kaum Bani Israil tersebut kemudian bahagia dan memujinya. Ā Ā
Dari hal ini bisa diambil kesimpulan bahwa anjuran bershalawat turun untuk menghargai dan memuji utusan Rasul SAW atas tanggungannya berdakwah kepada para kaumnya. Shalawat itu awalnya sebagai kabar baik kepada kaum Bani Israil, namun Allah SWT juga memberikan keutamaan kepada para nabi melalui shalawat kepadanya terlebih dahulu karena semuanya disampaikan melalui perantaranya. Ini juga bisa termasuk sebagai penghargaan kepada nabi dan rasul tersebut.Ā
Dalam hal ini Ubay ibn Kaāab menyebutkan bahwa tidak ada hal baik yang diturunkan kepada seorang Rasul kecuali menjadi bagian dari hal baik tersebut. Turunlah surat At-Taubah ayat 112:Ā
Ā Ā Ų§ŁŲŖŁŁŲ§Ų¦ŁŲØŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ¹ŁŲ§ŲØŁŲÆŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲŁŲ§Ł
ŁŲÆŁŁŁŁ Ų§ŁŲ³ŁŁŲ§Ų¦ŁŲŁŁŁŁ Ų§ŁŲ±ŁŁŲ§ŁŁŲ¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŲ³ŁŁŲ§Ų¬ŁŲÆŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ¢Ł
ŁŲ±ŁŁŁŁ ŲØŁŲ§ŁŁŁ
ŁŲ¹ŁŲ±ŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŁŁŲ§ŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ Ų§ŁŁŁ
ŁŁŁŁŁŲ±Ł ŁŁŲ§ŁŁŲŁŲ§ŁŁŲøŁŁŁŁ ŁŁŲŁŲÆŁŁŲÆŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ Ū ŁŁŲØŁŲ“ŁŁŲ±Ł Ų§ŁŁŁ
ŁŲ¤ŁŁ
ŁŁŁŁŁŁ
Artinya: Mereka itu adalah orang-orang yang bertobat, yang beribadat, yang memuji, yang melawat, yang rukuk, yang sujud, yang menyuruh berbuat makruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Gembirakanlah orang-orang mukmin itu. (Lihat: Jalaludin As-Suyuthi, Ad-DurÄrul MantsÅ«r, [Beirut, Darul Fikr: tanpa catatan tahun], juz VIII, halaman 197). Ā Ā
Oleh karena itu pada masa Rasulullah SAW, shalawat ini juga bisa menjadi sebuah penghargaan kepada Nabi Muhammad. Itulah mengapa ketika nama Rasul SAW disebut, Nabi Muhammad menganjurkan kita untuk membaca shalawat kepadanya, bahkan dengan memberikan janji keutamaan-keutamaan yang banyak. Ā Ā
Artikel diambil dari:Ā Sejarah dan Asal Muasal Shalawat Nabi
Hal ini diperkuat oleh pendapat Al-Ghazali dan beberapa ulama lain yang dikutip oleh As-Sakhawi yang menyebutkan bahwasanya shalawat kepada Nabi SAW tidak terbatas sebagai doa, tapi juga sebagai pujian dan sebagai ibadah. Wallahu aālam.
Terpopuler
1
Rebo Wekasan, Berikut Anjuran Menulis 7 Ayat Selamat dalam Kitab Kanzun Naja
2
Innalillahi, KH Thoifur Mawardi Ulama Kharismatik Asal Purworejo Wafat
3
Pesantren Mahika Sidoarjo Tunjukkan Semangat Nasionalisme Lewat Pawai Kebangsaan
4
Khutbah Jumat: Menyambut Maulid dengan Meneladani Akhlak Nabi
5
Pesantren Al Amien Kediri Terima Mobil Layanan Dakwah dari BPKH dan NU Care-LAZISNU
6
Muslimat NU Lumajang Rayakan HUT RI dengan Lomba Jenang Safar dan Istighatsah
Terkini
Lihat Semua