• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 30 April 2024

Keislaman

Berikut Cara Merayakan Maulid Nabi menurut Ibnu Hajar Al-Asqalani

Berikut Cara Merayakan Maulid Nabi menurut Ibnu Hajar Al-Asqalani
Maulid Nabi Muhammad SAW. (Foto: NOJ/inews.ID)
Maulid Nabi Muhammad SAW. (Foto: NOJ/inews.ID)

Peringatan maulid Nabi Muhammad SAW sebentar lagi akan tiba, umat Muslim senantiasa merayakannya dengan gema shalawat dan berbagai macam pengajian umum. Perayaan maulid Nabi seiring firman Allah dalam Al-Qur’an:


قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ (يونس: 58)


Artinya: Katakanlah Muhammad, dengan anugerah Allah dan rahmat-Nya maka hanya dengan itu berbahagialah orang-orang yang beriman. Hal itu (anugerah dan rahmat-Nya) lebih baik daripada harta dunia yang mereka kumpulkan. (QS Yunus: 58)


Merujuk penafsiran Ibnu Abbas ra, maksud anugerah Allah dalam ayat adalah ilmu, sedangkan maksud rahmat-Nya adalah Nabi Muhammad saw. Imam as-Suyuthi meriwayatkan:


 وأخرج أبو الشيخ عن ابن عباس رضي الله عنهما في الآية قال: فضل الله العلم ورحمته محمد صلى الله عليه و سلم. قال الله تعالى: وما أرسلناك إلا رحمة للعالمين الأنبياء [الأنبياء: 107]


Artinya: Abus Syekh meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra berkaitan ayat 58 surat Yunus, ia berkata: ‘Anugerah Allah adalah ilmu dan rahmat-Nya adalah Nabi Muhammad saw. Allah ta’âlâ berfirman: ‘Dan tidaklah Aku mengutusmu Muhammad kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta’. [Al-Anbiya: 107]. (Abdurrahman bin al-Kamal Jallaluddin as-Suyuthi, ad-Durrul Mantsûr, [Beirut, Dârul Fikr: 1993], juz IV, halaman 367).  


4 Cara Maulid Nabi menurut al-Hafidh Ibnu Hajar al-‘Asqalani Merujuk penjelasan al-Hafidh Ibnu Hajar al-‘Asqalani yang dikutip oleh Imam as-Suyuthi dalam kitab al-Hawi lil Fatawi, memperingati maulid Nabi dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai ekspresi kebahagiaan atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.


Di antaranya dengan (1) membaca Al-Qur’an, (2) memberi makan orang, (3) bersedekah, dan (4) mengungkapkan berbagai pujian kepada Nabi seperti dengan membaca Maulid al-Barzanji, Maulid Diba’, Simtuth Durar, Dhiyâul Lami’ dan semisalnya yang dapat mendorong hati untuk lebih giat melakukan amal kebaikan sebagai bekal di kehidupan akhirat kelak. Inilah empat (4) cara memperingati maulid Nabi menurut al-Hafidh Ibnu Hajar al-‘Asqalani.


Demikian pula ungkapan kebahagiaan atas maulid Nabi dapat dieksperesikan dengan mendengarkan lagu-lagu, gurauan sekadarnya, dan semisalnya, selama hal itu dibolehkan dalam agama.


Larangan memperingati Maulid Nabi dengan kemaksiatan. Adapun ekspresi kebahagiaan atas kelahiran Nabi Muhammad SAW yang dilakukan secara berlebihan, yaitu dengan melakukan perbuatan yang hukumnya makruh atau khilâful aula, maka menurut al-Hafidh Ibnu Hajar al-'Asqalani hendaknya dihindari. Apalagi memperingati maulid Nabi dengan perbuatan-perbuatan yang haram atau dengan kemaksiatan, maka harus benar-benar dihindari. Ia menjelaskan:


 وما كان حراما أو مكروها فيمنع وكذا ما كان خلاف الأولى انتهى


Artinya: Perbuatan yang haram atau makruh, maka (dalam peringatan maulid nabi) hendaknya dicegah. Demikian pula perbuatan yang khilâful aula atau yang tidak sesuai dengan keutamaan. (Jalaluddin as-Suyuthi, al-Hawi lil Fatawi, juz I, halaman 282).
 


Hal ini sangat penting diperhatikan bagi orang yang gemar menyelenggarakan perayaan maulid Nabi Muhammad SAW, terutama di Indonesia. Sebab masih banyak dijumpai perayaan maulid Nabi yang semestinya merupakan peringatan agung, justru tercampuri perbuatan-perbuatan yang tidak mengindahkan akhlakul karimah, atau bahkan terkotori dengan perbuatan-perbuatan maksiat. Na’ûdzubillâh. Wallâhu a’lam.


Keislaman Terbaru