Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang sempurna mengungguli makhluk lainnya, sebab secara fisik, budi pekerti dan akal pikiran tertanam dalam diri manusia. Berbeda dengan makhluk lain yang tidak memiliki budi pekerti dan akal, misalnya binatang.
Manusia juga memiliki dimensi sosial yang tidak dapat terlepas dari keterlibatan orang lain. Oleh karena itulah, diperlukan kehadiran orang yang menemani, membersamai selama hidup di dunia. Selain itu, tanpa memiliki teman tentu akan susah dan mudah gundah dan monoton.
Berkenaan dengan hal tersebut Islam sangat menganjurkan manusia untuk mencari teman, sahabat yang tepat, yang baik, supaya bisa memberikan manfaat kebaikan dalam perjalanan hidup. Memang, mencari dan memilih teman yang baik bukan perkara mudah, akan tetapi tanpa adanya usaha untuk mencari teman baik, maka mustahil akan menemukannya.
Dalam salah satu hadis disebutkan:
عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً
Artinya: Dari Abu Musa, dari Nabi Muhammad, beliau bersabda: Perumpamaan teman yang baik dengan teman yang buruk bagaikan penjual minyak wangi dengan pandai besi, ada kalanya penjual minyak wangi itu akan menghadiahkan kepadamu atau kamu membeli darinya atau kamu mendapatkan aroma wanginya. Sedangkan pandai besi ada kalanya (percikan apinya) akan membakar bajumu atau kamu akan mendapatkan aroma tidak sedap darinya. (HR.Al-Bukhari 5108)
Penjelasan hadis ini dalam kitab Manar Al-Qari karya Hamzah Qasim diuraikan sebagai berikut:
والمعنى: أن النبي صلى الله عليه وسلم شبه الجليس الصالح في دينه وخلقه بمن يحمل معه مسكاً، وشبه جليس السوء بمن ينفخ كيراً وهو آلة من الجلد ينفخ بها الحداد على النار
Artinya: Nabi Muhammad mengibaratkan teman baik (dalam agama dan akhlaknya) dengan orang yang membawa minyak misik yang harum. Sedangkan teman buruk diumpamakan dengan pandai besi yang dapat memercikkan api.
Tips Memilih Teman
Pertemanan maupun persahabatan merupakan bentuk interaksi sosial yang bisa mempengaruhi tingkah laku seseorang. Jika pertemanannya itu benar, maka akan banyak manfaat berupa ilmu, hikmah yang didapat. Namun, jika salah mencari teman, maka kesalahan itu juga akan mengenainya. Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali mengatakan:
اعلم أن عقد الأخوة رابطة بين الشخصين كعقد النكاح بين الزوجين وكما يقتضي النكاح حقوقا يجب الوفاء بها قيام بحق النكاح كما سبق ذكره في كتاب النكاح فكذا عقد الأخوة فلأخيك عليك حق في المال والنفس وفي اللسان والقلب بالعفو والدعاء وبالإخلاص والوفاء وبالتخفيف وترك التكلف
Artinya: Jalinan tali persahabatan antara dua orang seperti halnya akad nikah suami-istri. Dalam pernikahan terdapat hak yang harus dipenuhi sebagaimana disebutkan sebelumnya pada pembahasan nikah. Demikian pula dalam persahabatan ada kewajibanmu untuk memenuhi hak saudaramu, baik yang berkaitan dengan harta, jiwa, tutur kata, dan hati: dengan memberikan maaf, keikhlasan, pemenuhan janji, dan meringankan beban.
Berikut tips memilih teman:
1. Berteman karena Allah
Pertemanan yang didasari karena Allah adalah apabila temannya berbuat maksiat, maka ia menegur dan melarangnya. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas:
خَيْرُ جُلَسائِكُمْ مَنْ ذَكَّرَكُمُ الله رُؤيَتُهُ وَزَادَ فِي عَمَلِكُمْ مَنْطِقهُ وَذَكَّرَكُمْ الآخِرَةَ عَمَلُهُ
Artinya: Sebaik-baiknya teman adalah teman yang saat engkau menatapnya engkau ingat kepada Allah dan ucapannya memotivasi ibadahmu dan amal perbuatannya mengingatkanmu akhirat (Jami’ Saghir, 1//6652)
Maksudnya adalah memilih teman sebaiknya diluruskan niatnya, sebab pertemanan atas dasar karena Allah akan membawa kebaikan di dunia dan akhirat. Sebab teman yang paling baik adalah teman yang dengan melihatnya, mengingatkan kalian kepada Allah, ucapannya menambahkan ilmu bagi kalian, dan perbuatannya mengingatkan kalian akan akhirat.
2. Jauhi Teman yang Fasik
Banyak orang yang terjerumus kemaksiatan karena pengaruh teman yang salah. Bergaul dengan orang-orang yang lalai dari kewajiban, biasanya akan menjadikan seseorang tidak mengindahkan apa yang Allah wajibkan kepadanya. Imam Malik berkata:
لَا تَصْحَبْ فَاجِرًا لِئَلَّا تَتَعَلَّمَ مِنْ فُجُوْرِهِ
Artinya: Janganlah bergaul dengan orang yang fasik agar engkau tidak belajar dari kefasikannya
Maksud redaksi ini adalah, jika seseorang bergaul dengan teman yang fasik, suka maksiat, koruptor, umumnya dia akan terkena imbas perbuatan korup temannya, sehingga ia akan terseret keburukannya, dan manfaat pertemanan itu tidak didapatkan.
Oleh karena itu Ibn Athaillah mengatakan dalam kitab Al-Hikam:
لَا تَصْحَبْ مَنْ لَا يُنْهِضُكَ حَالُهُ وَلَا يَدُلُّكَ عَلَى اللهِ مَقَالُهُ
Artinya: Jangan berteman (bergaul) dengan orang yang tingkah lakunya tidak membangkitkanmu (untuk meraih ridha Allah) dan ucapannya tidak menunjukkanmu kepada Allah.
Dengan demikian, memilih pertemanan harus selektif, jangan bingung. Sebaiknya pilih teman yang suka berbuat baik yang akan membentuk kebiasaan baik pula pada sekelilingnya. Hindari pertemanan orang yang suka melakukan keburukan, ia akan mempengaruhi sekelilingnya untuk berbuat buruk. Karena dampak negatifnya dapat menjerumuskan siapapun menuju kesengsaraan.