Keislaman

Bolehkah Mengkonsumsi Obat Penunda Haid Saat Haji?

Jumat, 16 Mei 2025 | 19:00 WIB

Bolehkah Mengkonsumsi Obat Penunda Haid Saat Haji?

Jamaah haji Indonesia. (Foto: NOJ/Ist)

Haid bagi wanita merupakan hal yang wajar, hal ini merupakan kodrat yang harus diterima seorang wanita. Namun, tidak dipungkiri bahwa terkadang dianggap sebagai penghalang seperti halnya dalam pelaksanaan ibadah haji.

 

Meskipun niat ihram haji tidak diharuskan dalam kondisi suci, sebagai mana hadits Nabi SAW:

 

Ų§Ł„Ų­Ų§Ų¦ŁŲ¶Ł و Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŁŁŽŲ³Ų§Ų”Ł Ų„Ų°Ų§ Ų£ŲŖŁŽŲŖŁŽŲ§ على Ų§Ł„ŁˆŁ‚ŲŖŁ ŲŖŲŗŁ’ŲŖŁŽŲ³ŁŁ„Ų§Ł†Ł و ŲŖŁŲ­Ł’Ų±ŁŁ…Ų§Ł†Ł و ŲŖŁŽŁ‚Ų¶ŁŠŲ§Ł†Ł Ų§Ł„Ł…Ł†Ų§Ų³ŁŁƒŁŽ ŁƒŁ„Ł‘ŁŽŁ‡Ų§ ŲŗŁŠŲ±ŁŽ Ų§Ł„Ų·ŁˆŲ§ŁŁ ŲØŲ§Ł„ŲØŁŠŲŖŁ

 

Artinya: ā€œOrang yang haid dan nifas bila telah sampai waktu (yang sah untuk ihram) maka mereka mandi, berihram, dan melakukan semua amalan haji umrah selain tawaf mengelilingi Baitullahā€ (HR.Tirmidzi dan Abu Dawud dari Abdullah bin Abbas ra. Imam Suyuthi dalam Jamius Shaghir memberi status hadits ini dengan hadits Hasan).

 

Akan tetapi dari hadits di atas, terdapat salah satu amalan haji atau umrah yang harus dalam kondisi suci yakni tawaaf. Lantas bagaimana hukumnya bila seorang wanita melakukan usaha menangguhkan haid dengan maksud agar dapat menyelesaikan ibadah haji dengan sempurna dan bagaimana pula hukum hajinya?

 

Jadi, usaha menangguhkan haid hukumnya boleh, asal tidak membahayakan, dan hukum hajinya tetap sah. Akan tetapi jika sampai mengurangi atau terputusnya kehamilan maka hukumnya makruh, sebagaimana penjelasan Abdurrahman bin Ziyad dalam kitabnya Ghayah Talkhish al-Murad min Fatawa Ibn Ziyad:

 

ŁˆŁŽŁŁŁŠ ŁŁŽŲŖŁŽŲ§ŁˆŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŽŁ…ŁŽŲ§Ų·Ł Ł…ŁŽŲ§ Ų­ŁŽŲ§ŲµŁŁ„ŁŁ‡Ł Ų¬ŁŽŁˆŁŽŲ§Ų²Ł Ų§Ų³Ł’ŲŖŁŲ¹Ł’Ł…ŁŽŲ§Ł„Ł Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŽŁˆŁŽŲ§Ų”Ł Ł„ŁŁ…ŁŽŁ†Ł’Ų¹Ł Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁŠŁ’Ų¶ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲ²Ł’Ł„Ł ŁŁŽŁ…ŁŽŁƒŁ’Ų±ŁŁˆŁ‡ŁŒ Ł…ŁŲ·Ł’Ł„ŁŽŁ‚Ł‹Ų§ ؄ِنْ ŁŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‡Ł ŲŖŁŽŲ­ŁŽŲ±Ł‘ŁŲ²Ł‹Ų§ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł„Ł’ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲÆŁ

 

Artinya: ā€œDalam fatawa al-Qamath disebutkan kesimpulannya, bahwa diperbolehkan menggunakan obat untuk mencegah haid. Adapun ā€˜azl (mengeluarkan sperma di luar rahim) hukumnya makruh secara mutlak jika dilakukan untuk menghindari kehamilan." (Abdurrahman bin Ziyad, Ghayah Talkhish al-Murad min Fatawa Ibn Ziyad:, [Maktabah Syamilah: Jami’ul Kutub Al-Islamiyyah, tanpa tahun], halaman 220).

 

Senada dengan pendapat di atas, Syekh Sulaiman Al-Kurdi, berpendapat dalam Kitab Qurrah al-ā€˜Ain fi Fatawa al-Haramain:

 

Ł…ŁŽŲ³Ł’Ų£ŁŽŁ„ŁŽŲ©ŁŒ: Ų„ŁŲ°ŁŽŲ§ Ų§Ų³Ł’ŲŖŁŽŲ¹Ł’Ł…ŁŽŁ„ŁŽŲŖŁ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŲ±Ł’Ų£ŁŽŲ©Ł ŲÆŁŽŁˆŁŽŲ§Ų”Ł‹ لِرفْعِ ŲÆŁŽŁ…Ł Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁŠŁ’Ų¶Ł Ų£ŁŽŁˆŁ’ ŲŖŁŽŁ‚Ł’Ł„ŁŁŠŁ’Ł„ŁŁ‡Ł ŁŁŽŲ„ŁŁ†ŁŽŁ‘Ł‡Ł ŁŠŁŁƒŁ’Ų±ŁŽŁ‡Ł Ł…ŁŽŲ§ Ł„ŁŽŁ…Ł’ ŁŠŁŽŁ„Ł’Ų²ŁŽŁ…Ł’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł Ł‚ŁŽŲ·Ł’Ų¹Ł Ų§Ł„Ł†ŁŽŁ‘Ų³Ł’Ł„Ł Ų£ŁŽŁˆŁ’ Ł‚ŁŁ„ŁŽŁ‘ŲŖŁŁ‡Ł

 

Artinya: "Jika wanita memakai obat untuk mengangkat (mencegah) haid atau menguranginya, maka hukumnya makruh bila tidak menyebabkan terputus atau berkurangnya keturunan." (Muhammad Sulaiman Al-Kurdi, Qurratul ā€˜Ain bi Fatawa Ulama’il Haramain, [Mesir: Musthofa Muhammad, 1937 M], halaman 30).

 

Dari penjelasan di atas, dapat kita ketahui bersama bahwasaanya hukum mengkonsumsi obat penunda haid adalah diperbolehkan, asalkan tidak membahayakan bagi dirinya, juga sebagai sarana agar ibadah hajinya lancar tanpa halangan dan hukum hajinya tetap sah. Wallahu a’lam.