• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Keislaman

Berangkat Haji Belum Terlaksana? Berikut Amalan yang Pahalanya Setara Ibadah Haji

Berangkat Haji Belum Terlaksana? Berikut Amalan yang Pahalanya Setara Ibadah Haji
Berangkat shalat subuh berjamaah di masjid memiliki sejumlah keistimewaan dan pahala yang melimpah (Foto:NOJ/joglosemarnews)
Berangkat shalat subuh berjamaah di masjid memiliki sejumlah keistimewaan dan pahala yang melimpah (Foto:NOJ/joglosemarnews)

Haji merupakan salah satu rukun Islam bagi yang mampu lahir batin. Tentu ini membutuhkan biaya dan tenaga yang cukup besar. Banyak masyarakat yang menabung untuk melakukan ibadah haji untuk memenuhi rukun Islam ini sekaligus bisa melihat ka'bah, mencium hajar aswad, shalat di masjidil haram dan lain sebagainya.


Permasalahannya tidak semua orang yang mempunyai uang bisa berangkat haji, dikarenakan estimasi pemberangkatan jamaah haji bisa puluhan tahun karena banyaknya masyarakat yang mendaftarkan diri untuk pergi ke tanah suci.
 

Lantas amalan apa yang dilakukan agar memperoleh pahala seperti yang dilakukan oleh orang yang haji? Anas bin Malik meriwayatkan dari Nabi: 


مَن صلَّى الغَداةَ في جَماعةٍ ، ثُمَّ قَعَدَ يذكُرُ اللَّهَ حتَّى تطلُعَ الشَّمسُ ، ثُمَّ صلَّى رَكعتينِ كانت لَه كأجْرِ حَجَّةٍ وعُمرةٍ قالَ رسولُ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ : تامَّةٍ تامَّةٍ تامَّةٍ


Artinya: Barang siapa yang shalat subuh berjamaah kemudian dia duduk berzikir kepada Allah hingga matahari terbit, lantas shalat dua rakaat, maka baginya seperti pahala haji dan umrah, Rasulullah bersabda, yang sempurna, sempurna, sempurna (HR. Tirmidzi)


Lebih utama lagi bila sebelum melaksanakan shalat subuh berjamaah didahului shalat sunnah qabliyah subuh. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Ummul Mukminin Aisyah, bahwa Rasulullah bersabda:


رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا


Artinya: Dua rakaat sebelum subuh lebih baik daripada dunia dan segala isinya. (HR. Muslim)


Banyak sekali istilah yang digunakan untuk menunjukkan dua rakaat sebelum subuh. Dari redaksi hadits tersebut sebagian ulama mengatakannya shalat sunah fajar. Adapula yang menamainya sebagai shalat qabliah subuh. Ada pula yang mengatakan shalat sunah barad atau dingin, karena dilaksanakan ketika hari masih dingin. Ada pula yang menamakan shalat sunah ghadat yaitu shalat sunah yang dilakukan pagi-pagi sekali.


Dalam kitab Nihayatuz Zain karya Syaikh Nawawi disebutkan bahwa boleh niat shalat dua rakaat subuh ini dengan menggunakan ragam istilah tersebut. Misalkan ushalli sunnatal fajri rak’ataini ada’an lillahi ta’ala, atau ushalli sunnatal baradi/ sunnatas subhi rak’ataini ada’an lillahi ta’ala,  dan seterusnya. Versi lebih lengkapnya adalah: 


اُصَلِّيْ سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى 


Di samping itu yang harus diperhatikan adalah anjuran untuk tidak berlama-lama dalam shalat, mengingat predikat shalat ini adalah shalat sunah. Walaupun nilainya lebih berharga daripada dunia seisinya.


Rasulullah SAW  membaca surat al-Kafirun dalam rakaat pertama (setelah al-fatihah) dan surat al-Ikhlash pada rakaat kedua. Atau membaca surat al-Insyirakh pada rakaat pertama dan Surat al-Fiil pada rakaat kedua.


Sebagai tambahan keterangan dari kitab Nihayatuz Zain bahwa anjuran untuk membaca wirid khusus setelah shalat sunah dua rakaat sambil menunggu shalat subuh adalah membaca Ya Hayyu Ya Qayyum La Ilaha Illa anta 40 kali, surat Al-Ikhlas 11 kali, surat Al-Falaq satu kali, surat An-Nas satu kali, subhanallah wa bihamdihi, subhanallahil adhim, astaghfirullah 100 kali. 


Bacaan-bacaan ini juga diterapkan oleh KH Abdul Hamid bin Abdullah bin Umar Pasuruan dan diamalkan oleh semua santrinya, baik Pondok Pesantren Salafiyah atau Pondok Pesantren Bayt Al-Hikmah Kota Pasuruan.


Oleh karena itu bagi kaum muslimin yang berkeinginan naik haji atau umrah baik yang mempunyai uang atau masih mengumpulkannya, namun belum ditakdirkan oleh Allah dan janganlah berkecil hati karena masih banyak cara kita untuk mendapatkan pahala yang besar di sisi Allah. Manfaatkan waktu yang sudah diberikan oleh Allah dengan sebaik-baiknya.


Keislaman Terbaru