• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Keislaman

Hukum Membangunkan Sahur dengan Alat Musik

Hukum Membangunkan Sahur dengan Alat Musik
Sahur Patrol di suatu daerah (Foto:NOJ/nuonline)
Sahur Patrol di suatu daerah (Foto:NOJ/nuonline)

Di masa kini, banyak cara yang dilakukan generasi milenial dalam membangunkan sahur, seperti menggunakan alat perkusi, kentongan, bahkan alat musik tradisional yakni musik ul-daul. Sedangkan di masa Nabi Muhammad SAW, membangunkan sahur sangat sederhana. Sebab minim fasilitas untuk membangunkan umat Islam untuk bersantap sahur. 


Cara yang dilakukan Nabi adalah mengumandangkan adzan dua kali sebagai tanda waktu masuk sahur dan masuknya subuh. Orang yang mengumandangkankan waktu sahur adalah sahabat Bilal bin Rabah. Sedangkan orang yang mengumandakan waktu subuh adalah sahabat Ummi Maktum. Sebagaimana dijelaskan dalam Hadits yang diriwayatkan Bukhari.


حَدَّثَنَا أَحْمَدُبْنُ يُوْنُس قَالَ حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ قَالَ حَدَّثَنَاسُلَيْمَانُ التَّيْمِيُّ عَنْ أَبِي عُثْمَان التَّهْدِي عَنْ عَبْدِ الله بْنِ مَسْعُوْدٍ عَن النَّبِي صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَمْنَعنَّ أَحَدَكُمْ أَوْ أَحَدًا مِنْكُمْ أَذَانُ بِلَال مِنْ سُحُوْرِهِ فَإِنَّهُ يُؤَذَّنُ أَوْ يُنَادِي بِلَيل لِيَرْجِع قَائِمَكُمْ وَلِيُنَبة نَائِمُكُمْ وَلَيْسَ أَنْ يَقُوْل الفَجْر أَوْ الصُّبْح وَقَالَ بِأَصَابعِهِ وَرَفَعَهَا إِلَى فَوْق وَطَأطَأَ إِلَى أَسْفَل حَتَّى يَقُوْل هَكَذَا وَقَالَ زُهَيْرٌ بِسَبابتيهِ إِحْدَاهُمَا فَوْقَ الأُخْرَى ثُمَّ مدّهَا عَنْ يَمِيْنِهِ وَشِمَالِهِ


Artinya: Dari Abdullah Ibnu Mas'ud, dari Rasulullah SAW. Bersabda: Adzannya Bilal tidak menghalangi seseorang dari kalian, atau seseorang dari makan sahur. Karena dia mengumandangkan adzan saat masih malam supaya orang yang masih shalat dapat pulang untuk mengingatkan mereka yang masih tidur, dan adzan Bilal tidak dimaksudkan untuk memberi tahu masuknya waktu fajar atau Subuh.


حَدَّثَنَا عَبَيْدُبْنُ إِسْمَاعِيْلَ عَنْ أَبِي أُسَامَة عَنْ عُبَيْدِ لله عَنْ نَافِع عَنْ ابْنِ عُمَر وَالقَاسِم بْنِ مُحَمَّد عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا أَنَّ بِلَالا كَأَنَّ يُؤَذَّنُ بِلَيْل فَقَالَ رَسُوْل الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُوْا وَشْرَبُوْا حَتَّى يُؤَذَّن بْنُ أُمُّ مَكْتُوْمٍ فَأِنَّهُ لَايُؤَذَّن حَتَّى يطْلَع الفَجْرِ قَالَ القَاسِمْ وَلَمْ يَكُنْ بَيْنَ أَذَا نِهِمَا إِلَّا أَن.يَرْقَي ذَا (رواه البخاري)


Artinya: Dari Aisyah RA, sungguh Bilal biasa adzan di malam hari. Maka Rasulullah bersabda: makan dan minunlah kalian hingga Ibnu Ummi Maktum mengumandangkan adzan, karena sesungguhnya dia tidak adzan (melainkan) hingga fajar terbit. Al-Qasimi berkata: tidak ada jarak antara adzan kedua kecuali yang satu naik dan yang satu turun.


Di masa Daulah Abbasiyah, tradisi membangunkan sahur semakin berkembang. Di Mesir dikenal dengan istilah Mesaharati yang dipopulerkan oleh Gubernur Mesir, Orbat bin Ishaq. Beliau keliling ke rumah warga untuk membangunkan sahur di waktu tengah malam. Hal itu berlanjut ke Dinasti Fatimiyah.


Di Oman, Mesaharati diramaikan dengan tabuhan gendang. Di Kuwait, banyak anak-anak turut serta sambil membaca doa. Di Yaman, mereka mengetuk pintu rumah warga untuk membangunkan sahur. Di Lebanon, Syuriah, dan Palestina, Mesaharati diwarnai dengan suara peluit dan panggilan nama-nama warga yang sebelumnya sudah dicatat. Di masa Dinasti Mamluk, Mesir menembakkan dua kali meriam untuk membangunkan warga untuk berbuka dan waktu sahur.


Sementara di Indonesia, tradisi membangunkan sahur di Jawa Timur dikenal Patrol. Di Betawi dikenal Ngarak Beduk. Kemudian pada abad ke-19, masyarakat menggunakan alat musik tradisional, seperti beduk, gendang, rebana, dan lainnya. 


Di Jawa Barat dikenal dengan Ubruk-ubruk. Di Sulawesi dikenal istilah Dengo-dengo. Di Situbondo ada Patrol Canmacanan. Di Yogyakarta dikenal Kelotekan. Di Brebes dikenal istilah Patrol Buroq.


Musik Patrol berkeliling desa sambil membunyikan alat musik yang mereka tabuh agar warga yang tidur tidak terlambat sahur. Ada juga yang cara bangunnya unik melalui seruan sahur yang digemakan oleh corong-corong masjid dan mushala. 


Ada yang mendengkan dengan merdu, ada yang berteriak "Sahuurrrrr." Ada juga yang membawa balok-balok pengeras suara yang diangkut dengan truk. Sambil menyetel berbagai lagu, orang yang tidur terbangun.


Kreatifitas dan inovasi sangat beragam dan terus bermunculan untuk membangunkan sahur. Bagi masyarakat tidak masalah membangunkan sahur, asalkan sopan, tertib dan tidak mengganggu orang lain.


Lalu bagaimana hukum membangunkan sahur? Ulama membolehkan membangunkan warga untuk sahur.


قال النووي رحمه الله في شرح المهذب: يستجب إيقاظ النائم للصلاة لا سيما إن ضاق وقتها لقوله تعالى (وتعاونوا على البر والتقوى) ولحديث عائشة رضي الله عنها قالت: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يصلي صلاته من الليل وأنا معترضة بين يديه فإذا بقي الوتر أيقظني فأوترت


Artinya: Bolehnya membangunkan orang untuk shalat, menjadi dalil bolehnya membangunkan orang untuk sahur dan berniat puasa. 


Dengan demikian, tradisi musik Patrol di Indonesia, ulama memperbolehkannya. Dan tradisi membangunkan sahur, sudah ada sejak masa Nabi, sahabat, hingga saat ini. Sementara penamaannya, setiap daerah memiliki nama yang beda.


Keislaman Terbaru