Oleh: Hosiyanto Ilyas*
Manusia hidup di dunia ini terbagi menjadi dua tipe; baik dan buruk. Baik biasanya memunculkan perangai sopan, suka menolong, membantu. Sedangkan buruk melahirkan perangai iri, hasud, dengki, dzolim. Tipe terakhir ini tergolong orang yang celaka.
Lantas seperti apa ciri-ciri orang yang celaka? Syekh Fariduddin Attar dalam karyanya Tadzkiratul Auliya' mengutip ungkapan Syekh Fudail bin Iyadh sebagai berikut:Ā
Ų®Ł
Ų³ Ł
Ł Ų¹ŁŲ§Ł
Ų§ŲŖ Ų§ŁŲ“ŁŁŲ©: Ų§ŁŁŲ³ŁŲ© ŁŁ Ų§ŁŁŁŲØ ŁŲ¬Ł
ŁŲÆ Ų§ŁŲ¹ŁŁŲ ŁŁŁŲ© Ų§ŁŲŁŲ§Ų”Ų ŁŲ§ŁŲ±ŲŗŲØŲ© ŁŁ Ų§ŁŲÆŁŁŲ§Ų ŁŲ·ŁŁ Ų§ŁŲ£Ł
Ł
Baca Juga
Ciri Orang Pelit Menurut Rasulullah
Artinya: Ada lima tanda-tanda orang yang celaka, yaitu, hati yang keras, mata yang tidak pernah menangis, sedikit malu, cinta dunia, dan panjang angan-angan. (Fariduddin Attar, Tadzkiratul Auliya' (Damaskus, Darul Maktabi:2009, Juz 1, halaman: 123)
Ungkapan Syekh Fudail bin Iyadh di atas, memberi arahan kepada kita, agar kita selalu berhati-hati dalam bersikap dan bertindak, supaya kita tidak menjadi orang yang celaka. Dan Syekh Fudail bin Iyadh merinci 5 tanda orang celaka:
Pertama, kerasnya hati. Orang yang keras hatinya dalam dirinya akan tumbuh sifat tercela, mulai dari sombong, keras kepala, mengadu domba, iri, hasad, dan penyakit hati lainnya. Jika kondisi ini terus dibiarkan, tentu akan mencelakakan dirinya.
Kedua, mata yang tidak pernah menangis. Orang yang sering menangis karena menyesali dosa-dosa yang pernah ia lakukan ia termasuk orang yang beruntung. Dan termasuk orang yang celaka yaitu, orang yang terbiasa melakukan kemaksiatan, namun tidak pernah menangis atau tidak menyesali perbuatannya.
Ketiga, sedikit malunya. Rasa malu adalah benteng dari melakukan perbuatan buruk. Seseorang yang senantiasa memelihara dan menjaga rasa malu akan berhati-hati, baik dalam ucapan maupun perbuatan. Dan termasuk orang yang celaka, yaitu, orang yang Ā tidak mempunyai rasa malu untuk melakukan kemaksiatan di tempat umum.
Keempat, cinta dunia. Termasuk orang yang celaka, yaitu, orang yang cinta dunia. Sudah banyak orang yang sakit jiwa karena urusan dunia, bahkan ada yang rela bunuh diri, mencuri, merampok, dan lain sebagainya.Ā
Kelima, panjang angan-angan. Orang yang panjang angan-angan ia mempunyai tingkat khayal yang tinggi, sehingga ia melupakan yang nyata. Ia berambisi untuk meraih kesuksesan di dunia, namun ia melupakan akhiratnya. Orang yang panjang angan-angan mudah untuk melakukan maksiat dan jauh dari ketaatan.
Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa apabila salah satu dari ciri-ciri ini terdapat pada diri seseorang masa secepatnya untuk bertaubat dan memperbaiki kualitas dirinya, agar tidak termasuk golongan orang celaka. WallahuĀ a'lamĀ bissawab.
*Alumni STIT-MU Bangkalan, pernah nyantriĀ di Pesantren Attaraqqi KaronganĀ dan kini pegiatĀ bahtsulĀ masail LBM NU
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menyambut Maulid dengan Meneladani Akhlak Nabi
2
PBNU Silaturahim dengan Muhammadiyah, Tegaskan Peran Strategis Kedua Organisasi bagi Bangsa
3
Komisi Fatwa MUI Jatim Jelaskan 5 Perbedaan Zakat dan Pajak
4
Pesan Gus Iqdam saat Ceramah di Lumajang
5
Demi Ketahanan Pangan, Ansor Jatim Serahkan 150 Ton Benih Padi di Malang
6
Unisma Gelar Pengajian Mbalah Aswaja di Pesantren Gus Baha
Terkini
Lihat Semua