• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 2 Mei 2024

Keislaman

Ciri Ulama Buruk menurut Imam Al-Ghazali

Ciri Ulama Buruk menurut Imam Al-Ghazali
Ilustrasi ulama menyampaikan pelajaran kepada para santri (Foto:NOJ/nuonline)
Ilustrasi ulama menyampaikan pelajaran kepada para santri (Foto:NOJ/nuonline)

Oleh: Hubbanaya Hilya Wahda Manaf*


Ulama adalah bentuk kata jamak dari bentuk kata tunggal yaitu 'alim (عليم-عليمان-علماء) yang arti dasarnya adalah orang yang mengetahui atau orang yang berpengetahuan. Masyarakat umumnya biasa menyebut "wong ngalim" (Jawa) untuk seseorang yang berilmu serta membina umat.


Menurut Imam Abu Hamid Muhammad al-Ghazali dalam kitab Ihya' Ulumuddin bahwa ulama memiliki lima akhlaq, yaitu : khasyyah, khusyu', tawadlu, husnul khuluq, dan zuhud. Sedangkan ciri-ciri ulama yang tertipu ditulis oleh Al-Ghazali dalam Asnaf al-Maghrurin, di antaranya:


1. Ulama yang mempunyai ilmu tapi enggan mengamalkannya; mereka mempunyai ilmu syariat dan logika, tetapi tidak menghiraukan anggota badannya dan tidak menjaganya dari maksiat meskipun dibarengi dengan ketaaatan. Mereka menyangka bahwa memiliki ilmu itu mendapat pangkat di sisi Allah dan tidak akan mendapat siksa, dan mereka merasa ilmunya bisa menyelamatkan di akhirat dengan tanpa mengamalkannya.


2. Ulama yang tidak menjaga hati, mereka sudah berilmu dan bersedia mengamalkannya dan meninggalkan maksiat dzahir. Akan tetapi mereka tertipu dengan penyakit hati (batin) seperti : riya', sombong, dengki, mencari pangkat, ingin dipuji, didengar, dan terkenal. Mereka lupa sabda Nabi : "الرياء الشرك الاصغر" yang artinya, riya adalah termasuk syirik kecil.


3. Ulama yang terlalu ketat memegang fiqih tapi tidak bertasawwuf, padahal tanpa itu, mereka tertipu dengan tidak adanya penjagaan terhadap anggota badan, lisan, dan hatinya. Mereka berpandangan dengan fiqih bisa muttashil ilallah dan mereka meringkas fiqih untuk dijadikan berdebat lalu mengalahkan musuhnya. 


Sufyan al-Tsauri berkata: Sebaik-baiknya orang adalah sufi yang menguasai fiqih. Dalam hal ini Imam Syafi'i juga membuat sya'ir tentang fiqih bertasawwuf :


فقيها وصوفيا وكن ليس واحدا فإني وحق الله اياك انصح


Artinya: Jadilah engkau sebagai orang yang ahli fiqih dan sekaligus ahli tasawwuf, bukan salah satunya, maka sesungguhnya demi kebenaran Allah aku menasihatimu.


4. Ulama yang menasihati untuk berlaku zuhud tetapi dia sendiri tidak melakukannya, mereka mencela dunia dengan ucapannya, padahal hatinya masih bertaut dengan dunia, mereka juga menyangka bahwa mereka bisa selamat di sisi Allah dan diampuni hanya dengan mengucapkan perintah zuhud tanpa melakukannya. 


Rincian golongan di atas adalah masih sebagian pada bab golongan ulama tertipu di kitab Ashnaful Maghrurin yang seharusnya ada 11 golongan. 


Semoga kita dijauhkan dari علماء السوء (ulama jelek/rusak) yang bisa menyesatkan kita ke jalan yang sesat. Dan semoga diberi hidayah oleh Allah SWT agar bisa meniti ke jalan keridlaan-Nya.


*Penulis kini tinggal di ​​​​​​​Kuluran, Lamongan


Keislaman Terbaru