• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Tokoh

Mengenal Dua Karya Ulama Maroko di Tanah Air

Mengenal Dua Karya Ulama Maroko di Tanah Air
Tampak keindahan Draa Valley di Maroko (Foto:NOJ/typiquetours)
Tampak keindahan Draa Valley di Maroko (Foto:NOJ/typiquetours)

Menyebutkan negeri Maroko, tentu tidak bisa terlepas dari para tokoh sufinya, sebut saja Shaikh Abul Hasan al-Syadzili pendiri tarekat Syadziliyah, Syaikh Sulaiman al-Jazuli penulis kitab Dalailul Khairat.


Kedua tokoh besar ini memiliki pengaruh besar dalam menyebarkan ajaran tasawuf di tanah air. Sebut saja tarekat Syadzili merupakan tarekat yang memiliki pengamal yang tersebar di penjuru daerah dan dikenalkan oleh beberapa ulama masyhur, di antaranya KH. Baidlowi Lasem, KH. Dalhar Watucongol, KH. Abd Jalil Mustaqim Tulungagung, KH. Dimyati Pandeglang, Habib Lutfi Pekalongan.


Dalam kitab Nafhatul Aliyyah disebutkan bahwa Shaikh Abul Hasan al-Syadzili lahir (593-656 H) di desa Ghumarah, sebuah perkampungan dekat dengan kota Ceuta di negara Maroko. Secara nasab, menurut uraian kitab Jami’ Al-Usul fil Auliya beliau adalah keturunan dari Sayyidina Hasan, cucu Rasulullah ﷺ.


Imam Abu Hasan asy-Syadzili mengambil sanad ilmu tasawuf kepada Syekh Abu Abdillah Muhammad bin Harazim (w. 633 H) di negara Maroko. Dari guru pertamanya inilah, Imam Abu Hasan asy-Syadzili mendapatkan pengesahan sebagai pengikut ajaran tasawuf. Kemudian, Imam Abu Hasan asy-Syadzili berkelana ke negara Tunisia. Di negara Tunisia inilah, ia melanjutkan berguru kepada Syekh Abu Sa’id Khalaf bin Yahya at-Tamimi al-Baji (w. 628 H). Kedua guru agung Imam Abu Hasan asy-Syadzili ini adalah dua murid kesayangan Syekh Abu Madyan al-Maghrabi.


Tarekat Syadzili memiliki kekhasan tersendiri, sebuah tarekat yang menyinergikan dzikir, bekerja, belajar, beraktifitas harian yang berkesinambungan dan berjalan beriringan. Tak mengherankan jika dijumpai sebagian pengamal tarekat ini berpenampilan perlente dari kalangan pengusaha, pelajar hingga kiai.


Sedangkan Syaikh Sulaiman Al-Jazuli mempunyai nama lengkap Muhammad bin Abdur Rahman bin Abi Bakar bin Sulaiman As-Samlali Al-Jazuli. Lahir di kota Sus tahun 807 Hijriyah dan wafat tahun 870 Hijriyah. Kampung halaman beliau bernama Jazulah, Maghribi (Maroko).


Beliau tercatat sebagai seorang yang memiliki keilmuan mendalam dalam fikih Maliki dan penghafal salah satu kitab induk madzhab Maliki setelah Al-Muwatha’ berjudul Al-Mudawwanah. Namun, akhirnya Al-Jazuli menyibukkan diri dengan ibadah dan menikmati hidup zuhud, mengasingkan diri dari khalayak umum (‘uzlah). Hingga akhirnya beliau bertemu dan bermulazamah selama 14 tahun kepada seorang Mursyid yang bernama Syeikh Muhammad Amghar Al-Shaghir, seorang ulama sufi guru besar di negeri Maghrib saat itu. 


Salah satu buah karya monumentalnya berjudul Dalail al-Khairat. Kitab ini ditulis ketika beliau sedang dalam perenungan di sebuah kota di Maroko yang dikenal dengan kota Fes. Di kota ini Al-Jazuli mengalami kejadian luar biasa yang tidak pernah terduga dalam hidupnya.


Sebagai sebuah magnum opus, kitab Dalail al-Khairat ini berisi pujian kepada Nabi, shalawat, asma’ Nabi, doa dan hizib harian. Kitab ini tersebar di pesantren dan rata-rata para pengasuhnya memiliki ijazah sanad kitab Dalail al-Khairat. Praktek pembacaannya bervariasi; ada yang secara berjamaah, sendirian, disertai puasa, ada pula yang cukup istiqomah membaca saja.


Walhasil, dua ulama Maroko, Syekh Abu Hasan Al-Syadzili dan Syekh Sulaiman Al-Jazuli merupakan dua tokoh berpengaruh dalam penyebaran tarekat dan tasawuf di Tanah Air.


Editor:

Tokoh Terbaru