Hidup memang penuh tantangan, dan yang dihadapi pun kian kompleks. Alih-alih melahirkan rasa empati dan kebaikan, namun rasa apatis, acuh tak acuh yang didapat. Nabi Muhammad bersabda:
عن ابن عبّاسٍ، قال: قال رسول الله ﷺ كلُّ معروفٍ صدقةٌ، والدّالُّ على الخيرِ كفاعلِه، واللهُ يحبُّ إغاثةَ اللهفان (رواه الدار قطني وابن ابي الدنيا)
Artinya: Dari Ibn Abbas, ia berkata, Rasulullah bersabda: Setiap kebaikan itu sedekah, orang yang memberi petunjuk untuk berbuat baik maka pahalanya seperti orang yang melakukan kebaikan itu sendiri. Allah mencintai hamba yang meminta pertolongan-Nya ketika tertimpa kesusahan, teraniaya. (HR. Daruqutni dan Ibn Majah)
Dalam kitab Faid al-Qadir oleh al-Raghib disebutkan bahwa ma’ruf adalah sebutan untuk sesuatu yang diketahui kebaikannya menurut pandangan agama dan akal.
Sedangkan 'kullu ma’ruf' menurut Imam Nawawi dalam syarah Sahih Muslim memiliki makna majazi atau metafora, yaitu setiap perbuatan baik (ma’ruf) itu termasuk sedekah karena disamakan dengan sedekah harta dari segi pahalanya.
Al-Mawardi menjelaskan lebih detail bahwa ma’ruf itu ada dua macam:
1. Ucapan, seperti perkataan yang baik, suka menggunakan tutur kata santun. Indikatornya, pekerti baik dan watak nan lembut.
2. Perbuatan, seperti tidak egois, memikirkan diri sendiri dan menjerumuskan orang lain. Indikatornya, mencintai kebaikan yang terdapat pada manusia dan mengedepankan kemaslahatan umum.
Demikian pula menjauhkan diri dari melakukan dosa itu juga disebut sedekah, karena perbuatan ini menimbulkan pahala seperti amar ma’ruf nahi munkar yang bernilai sedekah. Termasuk ajakan dan arahan kepada masyarakat agar tolong-menolong, berpesan kebaikan, adil dan menyejahterakan umat.
