• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Keislaman

Ketika Rasulullah Bersikap Malu kepada Utsman bin Affan

Ketika Rasulullah Bersikap Malu kepada Utsman bin Affan
Makam sahabat Utsman bin Affan yang bertempat di Baqi' Madinah (Foto:NOJ/karomi)
Makam sahabat Utsman bin Affan yang bertempat di Baqi' Madinah (Foto:NOJ/karomi)

Utsman bin Affan adalah khalifah ketiga setelah Umar bin Khattab. Nama lengkapnya adalah Utsman bin Affan bin Abi Al-Ash bin Umayyah bin Abdi Syams bin Abdi Manaf bin Qusaiy bin Kilab bin Murrah bin Ka’b bin Luaiy bin Ghalib, Al-Qurasyi Al-Umawi Al-Makkiy.
 

Dalam keterangan kitab Tarikh Al-Khulafa halaman 118-119 disebutkan bahwa sahabat Usman lahir pada tahun ke 6 dari peristiwa pasukan bergajah. Usman termasuk pemeluk Islam gelombang pertama.
 

قال ابن إسحاق: وكان أول الناس إسلامًا بعد أبي بكر، وعلي، وزيد بن حارثة
 

Artinya: Ibnu Ishaq berkata, Usman termasuk golongan sahabat pertama yang masuk Islam setelah Abu Bakar, Ali, dan Zaid bin Haritsah
 

Utsman menikahi putri Rasulullah yang bernama Ruqayyah. Peristiwa ini terjadi sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi Nabi. Ruqayyah wafat pada malam perang Badar, sehingga Utsman datang belakangan di perang Badar, sebab menjaga Ruqayyah yang sakit keras atas izin Rasulullah.
 

Tak lama kemudian, Rasulullah menikahkan Utsman bin Affan dengan Ummi Kultsum, adik dari Ruqayyah, namun Ummi Kultsum wafat pada tahun 9 hijriah. Dari pernikahan dengan kedua putri agung itu, Utsman dijuluki Dzunnurain (pemilik dua cahaya) lantaran menikahi dua putri Rasulullah.
 

Utsman bin Affan termasuk sahabat yang dijanjikan masuk surga, dan sosok yang melanjutkan cita-cita Umar bin Khattab untuk mengkodifikasi Al-Quran menjadi mushaf. Tim ini terdiri dari Zaid bin Tsabit,  Abdullah bin Zubair, Said bin Ash dan Harits bin Hisyam.
 

Selain itu, para sahabat mengambil 146 hadis yang diriwayatkan Utsman bin Affan, di antara sahabat itu adalah: Zaid bin Khalid al-Juhani, Ibn Zubair, Saib bin Yazid, Anas bin Malik, Zaid bin Tsabit, Salamah bin Akwa’, Abu Umamah Al-Bahily, Ibn Abbas, Ibn Umar, Abdullah bin Mughaffal, Abu Qatadah, Abu Hurairah. Termasuk para tabiin, di antaranya, Aban bin Usman, Ubaidillah bin Adi, Imran.
 

Menurut penuturan Ibn Sa’d yang bersumber dari Abdurrahman bin Hatib, bahwa Utsman bin Affan adalah sahabat Rasulullah yang mahir berkomunikasi dan perkataannya sangat indah, sehingga ucapannya sangat dihormati. Ciri-ciri tubuh Usman menurut Ibn Asakir, perawakannya tidak tinggi dan tidak pendek, tampan. Musa bin Talhah juga mengatakan, Utsman bin Affan adalah lelaki yang sangat tampan.
 

Meski demikian, Utsman bin Affan tergolong sahabat yang sangat pemalu, sehingga siapa pun yang berjumpa dengannya ikut merasa malu, hal ini sebagai bentuk menghormatinya. Dalam salah satu hadis menyebutkan:
 

عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي حَرْمَلَةَ عَنْ عَطَاءٍ وَسُلَيْمَانَ ابْنَيْ يَسَارٍ وَأَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُضْطَجِعًا فِي بَيْتِي كَاشِفًا عَنْ فَخِذَيْهِ أَوْ سَاقَيْهِ فَاسْتَأْذَنَ أَبُو بَكْرٍ فَأَذِنَ لَهُ وَهُوَ عَلَى تِلْكَ الْحَالِ فَتَحَدَّثَ ثُمَّ اسْتَأْذَنَ عُمَرُ فَأَذِنَ لَهُ وَهُوَ كَذَلِكَ فَتَحَدَّثَ ثُمَّ اسْتَأْذَنَ عُثْمَانُ فَجَلَسَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَسَوَّى ثِيَابَهُ قَالَ مُحَمَّدٌ وَلَا أَقُولُ ذَلِكَ فِي يَوْمٍ وَاحِدٍ فَدَخَلَ فَتَحَدَّثَ فَلَمَّا خَرَجَ قَالَتْ عَائِشَةُ دَخَلَ أَبُو بَكْرٍ فَلَمْ تَهْتَشَّ لَهُ وَلَمْ تُبَالِهِ ثُمَّ دَخَلَ عُمَرُ فَلَمْ تَهْتَشَّ لَهُ وَلَمْ تُبَالِهِ ثُمَّ دَخَلَ عُثْمَانُ فَجَلَسْتَ وَسَوَّيْتَ ثِيَابَكَ فَقَالَ أَلَا أَسْتَحِي مِنْ رَجُلٍ تَسْتَحِي مِنْهُ الْمَلَائِكَةُ
 

Artinya: Dari Muhammad bin Abu Harmalah dari 'Atha dan Sulaiman yang merupakan kedua anak Yasar dan Abu Salamah bin 'Abdur Rahman, bahwa Aisyah berkata: Pada suatu ketika, Rasulullah sedang berbaring di rumahku dengan membiarkan kedua pahanya atau kedua betisnya terbuka. Tak lama kemudian, Abu Bakar minta izin kepada Rasulullah untuk masuk ke dalam rumah beliau. Lalu, Rasulullah pun mempersilahkannya untuk masuk dalam kondisi beliau tetap seperti itu dan terus berbincang-bincang (tentang suatu hal). Selanjutnya Umar bin Khattab datang dan meminta izin kepada Rasulullah untuk masuk ke dalam rumah beliau. Maka Rasulullah pun mempersilahkannya untuk masuk dalam kondisi beliau tetap seperti itu dan melanjutkan berbincang-bincang.
 

Kemudian Utsman bin Affan datang dan meminta izin kepada Rasulullah untuk masuk ke dalam rumah beliau. Maka Rasulullah pun mempersilahkannya untuk masuk seraya mengambil posisi duduk dan membetulkan pakaiannya. Muhammad bin Harmalah berkata; Saya tidak mengatakan hal itu pada hari yang sama (peristiwa ini tidak terjadi pada hari yang sama)
 

Lalu Utsman masuk dan langsung bercakap-cakap dengan beliau tentang berbagai hal. Setelah Utsman keluar dari rumah, Aisyah bertanya: Ya Rasulullah, tadi ketika Abu Bakar masuk ke rumah engkau tidak terlihat tergesa-gesa untuk menyambutnya. Kemudian ketika Umar datang dan masuk, engkaupun menyambutnya dengan biasa-biasa saja. Akan tetapi ketika Utsman bin Affan datang dan masuk ke rumah maka engkau segera bangkit dari pembaringan dan langsung mengambil posisi duduk sambil membetulkan pakaian engkau. Sebenarnya ada apa dengan hal ini semua ya Rasulullah?, Rasulullah menjawab: Hai Aisyah, bagaimana mungkin aku tidak merasa malu kepada seseorang yang para malaikat saja merasa malu kepadanya? (HR. Muslim)
 

Jika dicermati redaksi hadis di atas, maka terdapat pelajaran yang bisa dipetik, yaitu: para sahabat meminta izin terlebih dahulu saat akan bertamu; para sahabat memiliki karakter yang berbeda-beda sehingga Rasulullah mengimbangi sesuai dengan karakter mereka; sahabat utsman adalah sahabat paling pemalu sehingga Rasulullah bersikap malu untuk menghormatinya; sifat malu adalah sifat yang dimiliki oleh para malaikat.


Editor:

Keislaman Terbaru