• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 27 April 2025

Keislaman

Memaknai Malam Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar 

Memaknai Malam Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar 
Ilustrasi lailatul qadar (Foto:NOJ/islami.co)
Ilustrasi lailatul qadar (Foto:NOJ/islami.co)

Bulan Ramadhan merupakan bulan penuh limpahan rahmat. Di antara salah satu rahmat terbesar adalah diturunkannya Al-Quran sebagai mukjizat. Pada malam tersebut jamak dikenal dengan sebutan Nuzulul Quran. Peristiwa ini diabadikan dalam surat Al-Qadar, 1:
 

إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ
 

Artinya: Sesungguhnya Aku telah menurunkan Al-Quran di malam kepastian. 
 

Begitu pula dalam surat Al-Dukhan disebutkan:
 

إِنَّا أَنْزَلْنٰهُ فِى لَيْلَةٍ مُّبَـٰرَكَةٍ  
 

Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur’an) pada malam yang penuh barakah. (Ad-Dukhan : 3)
 

 

Menyikapi ayat ke 1 dalam surat Al-Qadr, bahwa al-Qadr secara terminologi, menurut Ibnu Mukarram adalah keputusan yang ditetapkan oleh Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Tinggi dan Dia memberlakukannya terhadap segala perkara. Dalam Al-Qur’an, kata Al-Qadr digunakan untuk menunjukkan makna yang beragam, seperti membatasi, menetukan, mengagumkan, menguasai, mengukur, dan sebagainya. Sedangkan dalam surat Al-Qadr sendiri, kata Qadr, memiliki makna “kemuliaan”. Lailatul Qadr adalah malam kemuliaan.
 

Sedangkan ayat ke 3 dalam surat Al-Dukhan menurut tafsir Tabari, maksud Lailah mubarakah adalah malam penuh barakah, yaitu lailatul qadar. Malam tersebut merupakan rahmat luar biasa yang diberikan untuk umat Islam.
 

Intinya, kedua ayat di atas berkaitan erat dengan turunnya Al-Quran di malam mulia (lailatul qadr). Mengenai kapan waktu terjadinya malam itu, para ulama berbeda berpendapat, sebagaimana yang diriwayatkan dalam kitab Imam Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa'i, dan Muwaththa, bahwa malam Lailatul Qadar jatuh di antara tanggal 21, 23, 25, 27, dan 29.
 

 

Oleh karena itu, persoalan lailatul qadar menurut pendapat para ulama cenderung mengarah pada tanggal ganjil dari 10 malam terakhir di bulan Ramadhan. Dalam salah satu hadis disebutkan:
 

وعن عائشة رضي الله عنها، قالت: كَانَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم - يُجَاوِر في العَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ، وَيَقُولُ: تَحَرَّوا لَيْلَةَ القَدْرِ في العَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ.  
 

Artinya: Dari Aisyah bahwa Rasulullah Saw bersabda, carilah Lailatul Qadar itu dalam malam sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan. (Muttafaq 'alaih)
 

Hadis di atas menegaskan bahwa malam lailatul qadar merupakan malam agung yang dirahasiakan Allah. Di malam itu, para malaikat turun ke bumi dan mendoakan kesejahteraan sampai  terbitnya fajar. Tentu dalam rangka menyambut malam yang lebih baik dari seribu bulan, umat Islam harus mempersiapkannya dengan niat yang baik, memperbanyak amal, membaca Al-Quran, ibadah, taqarrub kepada Allah pada tiap-tiap malam Ramadhan.
 

لَيَلَةُ ٱلْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ. تَنَزَّلُ ٱلْمَلَـٰئِكَةُ وَٱلرُّوحُ بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ. سَلَـٰمٌ هِىَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ ٱلْفَجْرِ.  
 

Artinya: Lailatul Qadar itu lebih utama daripada seribu malam, saat itu para malaikat dan Jibril turun dengan seizin Allah untuk melimpahkan Rahmat dan kesejahteraan. Maka sejahteralah malam (lailatul qadar) itu hingga fajar menyingsing. (Al-Qadar : 3-5)
 

Dengan demikian, memaknai malam nuzulul quran dan lailatul qadar sejatinya malam yang tepat untuk digunakan memperbanyak i’tikaf, shalat tasbih, shalawat, tadarus Al-Quran, mengkaji ayat-ayat Al-Quran. Tentu itu semua dengan harapan supaya keberkahan Al-Quran dan lailatul qadar menerangi hati mereka yang bersungguh-sungguh beribadah kepada Allah.


Editor:

Keislaman Terbaru