• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Keislaman

Pentingnya Mendapatkan Ilmu yang Bermanfaat

Pentingnya Mendapatkan Ilmu yang Bermanfaat
Santri sedang memaknai kitab Dalail al-Khairat (Foto:NOJ/alfattah.or.id)
Santri sedang memaknai kitab Dalail al-Khairat (Foto:NOJ/alfattah.or.id)

Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan tulang, santri mati meninggalkan tulisan. Begitulah pesan moral yang dijunjung oleh santri di pesantren. Bagi santri, menulis sebuah tradisi yang tak lekang oleh zaman. Pasalnya, aktivitas santri selalu disibukkan dengan menggurat kitabnya dengan tulisan Arab Pegon.


Mereka menulis untuk memahami makna yang terkandung di dalam kitab kuning. Juga dijadikan rujukan dan mudah mengingat kembali pelajaran yang dijelaskan oleh kiainya.


Begitu pentingnya menulis bagi santri, karena musuh terbesarnya adalah sifat lupa. Oleh karena itulah, santri giat menulis pelajaran, menghafal dan mengulang-ulang kembali ilmu yang ia tulis. Namun, ada juga sebagian santri yang tidak menulis seluruh penjelasan kiai. Ia hanya menulis hal-hal penting atau hal-hal yang memberi manfaat padanya.


Setiap pesantren tradisional yang menerapkan metode klasikal, santri akan mencatat setiap materi yang dijelaskan oleh kiai. Terutama hal-hal yang berkenaan dengan lafal yang asing atau redaksi yang sulit dipahami. Bahkan santri mengkorespondensikannya guna memperluas cakrawala.


Di balik itu, santri mengiringinya dengan bermuthalaah atau mengulang-ulang pelajaran agar ilmunya semakin bertambah. Az-Zarnujiy mengatakan.


وَكُنْ مُسْتَفِيْدًا كُلَّ يَوْمٍ زِيَادَةً, مِنَ الْعِلْمِ وَاسْبَحْ فِى بُحُوْرِ الْفَوَآئِدِ (تعليم المتعلم)


Artinya : Raihlah ilmu setiap hari supaya bertambah, dan berenanglah di lautan makna. (Ta'lim Al-Muta'allim: 28).


Pentingnya mendapatkan ilmu yang bermanfaat terabadikan dalam Al-Quran ketika Nabi Muhammad berdoa supaya diberi tambahan ilmu.


...رَبِّ زِدْنِى عِلْمًا


Artinya : Wahai Tuhanku, tambahkan ilmu padaku. (QS. Thaha: 114)


Terkait meraih ilmu, Imam Syafi'i berkata:


تَفَقَّهْ قَبْلَ أَنْ تَرْأَسَ, فَإِذَا رَأسْتَ فَلَا سَبِيْلَ إِلَى التَفَقُّهِ


Artinya : Belajarlah sebelum engkau menjadi pemimpin. Jika engkau menjadi pemimpin, maka tidak akan ada celah menuju pemahaman mengenai ilmu pengetahuan agama. 
 

Nabi Muhammad berpesan bahwa semakin bertambah ilmu seseorang, semakin bertambah pula ketakwaan atau hidayahnya :
 

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنِ ازْدَادَ عِلْمًاوَلَمْ يَزْدَدْ هُدًى, لَمْ يَزْدَدْ مِنَ اللهِ إِلَّابُعْدًا
 

Artinya : Barang siapa yang bertambah ilmunya tapi tidak bertambah hidayahnya, maka ia akan semakin jauh dari Allah SWT. (HR. Ad-Dailamiy) 
 

Dengan demikian, betapa pentingnya menuntut ilmu atau menyibukkan diri terus belajar sehingga mendapatkan pengetahuan baru. Karena semakin banyak ilmu seorang santri mengenyam ilmu pengetahuan, maka akan mengantarkannya pada kebenaran dan kebaikan pada masyarakat. Karena pada hakikatnya, setiap manusia akan menjadi pemimpin. 


Keislaman Terbaru