• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 23 April 2024

Keislaman

Puasa Syawal Pahalanya Setara Setahun? Ini Penjelasannya

Puasa Syawal Pahalanya Setara Setahun? Ini Penjelasannya
Penjelasan puasa Syawal pahalanya setara puasa setahun. (Foto: ilustrasi/ NU Online)
Penjelasan puasa Syawal pahalanya setara puasa setahun. (Foto: ilustrasi/ NU Online)

Melaksanakan puasa sebanyak 6 hari di bulan Syawal atau puasa Syawal dianjurkan bagi umat Islam. Sebab, puasa Syawal memiliki pahala yang setara dengan ibadah puasa selama setahun. Sebagaimana dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:

 

 صِيَامٌ شَهْرِ رَمَضَانَ بِعَشَرَةِ أَشْهُرٍ وَصِيَامُ سَتَّةِ أيَّامِ بَعْدَهُ بِشَهْرَيْنِ فَذلِكَ صِيَامُ السَّنَةِ

 

Artinya: Puasa Ramadhan (pahalanya) seperti puasa 20 bulan, dan berpuasa enam hari setelahnya (Syawal) pahalanya seperti puasa dua bulan, maka jumlahnya menjadi satu tahun. (Syekh Jalaluddin as-Suyuthi, al-Jamius Shagir, juz 2, hal. 189)

 

Dalam hadits Rasulullah yang lain dijelaskan:

 

 مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ، ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

 

Artinya: Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian menyambungnya dengan puasa 6 hari di bulan Syawal, maka pahalanya sama dengan puasa selama satu tahun. (HR Muslim) 

 

Dengan hadits di atas, para ulama ahli hadits dan ahli fiqih mengatakan bahwa berpuasa 6 hari pada bulan Syawal hukumnya sunah, juga karena Rasulullah tidak pernah meninggalkan amalan puasa tersebut.

 

Namun, anjuran itu tidak serta merta langsung dilakukan ketika memasuki bulan tersebut. Justru Islam mengharamkan berpuasa pada tanggal 1 Syawal, karena pada hari itu merupakan hari fitri. Oleh karenanya, anjuran berpuasa pada bulan Syawal harus dilakukan pada tanggal 2 atau seterusnya.

 

Secara umum, kewajiban dan larangan-larangan dalam Islam sudah final dan diatur oleh syariatnya. Hanya saja, Islam melalui diutusnya Nabi Muhammad SAW memberikan kebebasan, berupa anjuran-anjuran untuk menambah dalam beribadah.

 

Terbukti, dalam melakukan amalan-amalan, Islam membuka kebebasan seluas-luasnya bagi pemeluk agama Islam untuk selalu melakukan kebaikan dan meningkatkan ketakwaan dengan memperbanyak ibadah, dan tentu tidak sebatas melakukan kewajiban dan meninggalkan larangan.

 

Namun, yang terpenting dari dianjurkannya puasa pada bulan Syawal bukan sekadar tentang sunahnya. Lebih dari itu, syariat Islam ingin memberikan jalan gampang pada pemeluknya untuk bisa mendapatkan pahala sebanding dengan puasa satu tahun, tanpa harus melakukannya selama setahun penuh. Sedangkan berpuasa selama satu tahun penuh hukumnya makruh.

 

Sebagaimana dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:

 

لَا صَامَ مَنْ صَامَ الْأَبَد

 

Artinya: Tidak ada puasa bagi orang yang berpuasa selamanya (satu tahun). (HR al-Bukhari dan Muslim).

 

Puasa 6 hari pada bulan Syawal merupakan amalan khusus yang dilakukan oleh umat Nabi Muhammad SAW, dan nilai pahala yang juga khusus. Bahkan harus disyukuri, sebagai umat akhir zaman bisa dikatakan paling banyak diberikan dispensasi dibandingkan dengan umat-umat Nabi sebelumnya.

 

Allah pun tidak ingin memberikan beban terlalu berat kepada umat Nabi Muhammad, sehingga Rasulullah mencukupkan puasa Ramadhan. Kemudian disambung dengan 6 hari pada bulan Syawal untuk bisa mendapatkan pahala yang sebanding dengan pahala puasa selama satu tahun penuh.

 

Imam Nawawi dalam kitab Syarah an-Nawawi memberikan analogi yang bisa diterima oleh akal, tentang pahala puasa Ramadhan dan 6 hari pada bulan Syawal bisa menyamai pahala puasa selama satu tahun. Dalam kitabnya mengatakan:

 

 قال العلماء وانما كان ذلك كصيام الدهر لان الحسنة بعشر امثالها فرمضان بعشرة أشهر والستة بشهرين

 

Artinya: Berkata para ulama, alasan (puasa Ramadhan dan 6 hari pada bulan Syawal) bisa menyamai pahala puasa selama satu tahun, berdasarkan bahwa satu kebaikan (puasa) menyamai sepuluh kebaikan, dengan demikian bulan Ramadhan menyamai sepuluh bulan, dan 6 hari (puasa di bulan Syawal) menyamai dua bulan lainnya. (Imam Nawawi, Syarah Muslim, juz 8, hal. 56)

 

Tanggungan Puasa Ramadhan

Imam ar-Ramli dalam kitabnya Fatawa ar-Ramli pernah ditanya tentang seseorang yang mempunyai tanggungan puasa Ramadhan dan diganti pada bulan Syawal, apakah dia mendapatkan pahala qadla dan pahala 6 hari bulan Syawal? Imam ar-Ramli menjawab:

 

 فأجاب: بأنه يحصل بصومه قضاء رمضان وإن نوى به غيره ويحصل له ثواب ستة من شوال وقد ذكر المسألة جماعة من المتأخرين

 

Artinya: Maka Imam ar-Ramli menjawab: Dia mendapatkan pahala qadla Ramadhan bersama puasa 6 hari bulan Syawal, meskipun dengan niat lainnya. Dia juga mendapatkan pahala 6 hari bulan Syawal. Masalah ini telah disampaikan oleh para ulama generasi akhir (kontemporer). (Imam ar-Ramli, Fatawa ar-Ramli, juz 2, hal. 339).
 

 

Mayoritas ulama kalangan mazhab Syafiiyah mengatakan bahwa berpuasa pada bulan Syawal boleh dilakukan secara terus-menerus (berturut-turut) setelah hari raya Idul Fitri, atau secara terpisah. Dan kedua cara ini sama-sama mendapatkan pahala sunah. Hanya saja, lebih baik dilakukan secara terus-menerus. (Lihat, al-Fawaidul Mukhtarah, halaman 231). Wallahu a’lam.


Keislaman Terbaru