• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Keislaman

Tahun Baru, Apa yang Harus Diperbarui?

Tahun Baru, Apa yang Harus Diperbarui?
Pergantian tahun baru 2022 ke 2023 (Foto:NOJ/shofa)
Pergantian tahun baru 2022 ke 2023 (Foto:NOJ/shofa)

Tahun baru menjadi peristiwa penting bagi seseorang untuk introspeksi kembali apa yang telah ia lakukan. Sebab lembaran tahun lalu telah usai dengan ragam kegiatan, peristiwa dan perbuatan. Hal ini telah diingatkan dalam surat Al-Hasyr:


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ


Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.(Surat Al-Hasyr ayat 18).


Dalam tafsir Ibn Katsir ayat ini menjelaskan bahwa kaum mukmin diperintah untuk bertakwa kepada Allah dan meninggalkan perkara yang dilarang oleh Allah. Sedangkan menurut Imam Qusyairi dalam Lathaiful Isyarat juz VII, 411, menyebutkan ada tiga hal yang menjadi tolok ukur ketakwaan seseorang, yaitu:


1. Memperbaiki hari-hari ia lalui dengan memperbanyak ibadah dan kebajikan lainnya;


2. Berpikir untuk hari-hari selanjutnya, serta membenahi kekurangan sebelumnya;


3. Menggunakan setiap waktunya dengan sebaik mungkin, dan memenuhi semua kewajiban dan tanggung jawabnya.


Kemudian tafsir Ibnu Katsir juz 8/ 106 melanjutkan penafsiran  وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ  dengan introspeksi diri. Berikut redaksinya:


وقوله : ( ولتنظر نفس ما قدمت لغد ) أي : حاسبوا أنفسكم قبل أن تحاسبوا ، وانظروا ماذا ادخرتم لأنفسكم من الأعمال الصالحة ليوم معادكم وعرضكم على ربكم


Artinya: Hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok itu adalah bentuk introspeksi sebelum akhirnya dimintai pertanggungjawaban dan memperhatikan semua perbuatan baik yang disembunyikan untuk pertanggungjawaban hari esok di hadapan Allah (hari kiamat).


Penjelasan dalam tafsir ini memiliki kesesuaian dengan hadis: 


 مَنْ كَانَ يَوْمُهُ خَيْرًا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ. وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ مِثْلَ أَمْسِهِ فَهُوَ مَغْبُوْنٌ. وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ شَرًّا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ مَلْعُوْنٌ 


Artinya: Siapa saja yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia termasuk orang yang beruntung. Siapa saja yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia termasuk orang yang merugi. Siapa saja yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia orang yang dilaknat/ celaka (HR Al-Hakim).


Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Surat Al-Hasyr ayat 18 memiliki makna tentang “semangat atau harapan” yang segar untuk menyongsong lembaran baru. Jika dalam konteks asbab nuzul surat Al-Hasyr ayat 18 berkaitan dengan akhirat, maka dalam konteks tahun baru seperti saat ini tentu menjadi momentum untuk menumbuhkan semangat baru dalam menjalani hidup di dunia. Segala perbuatan dan tindakan yang sebelumnya kurang baik dan tidak sempurna, sudah saatnya diminimalisir kelemahannya. Syukur jika bisa diperbaiki dan disempurnakan. 


Dengan demikian surat Al-Hasyr ayat 18 dan redaksi hadis di atas memberikan pelajaran untuk kita semua bahwa tahun baru adalah momentum untuk memperbaiki segala kealpaan, ketidaksempurnaan yang melekat pada diri kita. Juga memperbarui kesadaran, mawas diri akan tanggungjawab masing-masing.


Editor:

Keislaman Terbaru