• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Keislaman

Talqin Mayyit, Mana Dalilnya?

Talqin Mayyit, Mana Dalilnya?
Tampak pentakziah mengantarkan jenazah (Foto:NOJ/karomi)
Tampak pentakziah mengantarkan jenazah (Foto:NOJ/karomi)

Dalam tradisi masyarakat muslim di Nusantara, tatkala prosesi pemakaman jenazah untuk dikebumikan ke liang lahat, tampak seorang kiai duduk di atas kuburan sambil menghadap muka mayit. Yang dibaca adalah talqin.


Talqin hukumnya sunnah. Karena tujuan talqin memahamkan orang akan sesuatu dengan cara lisan. Sebagaimana diriwayatkan oleh Abi Sa'id Al-Khudri berkata, Rasulullah bersabda.


لقنوا موتاكم لا إله إلّا اللّٰه


Artinya: Talqinkanlah orang-orang matimu la ilaha illallah. (HR. Muslim dan empat hadits dari sahabat Abi Hurairah dan Abi Sa'id)


اقرأ واعلى موتاكم سورة يس


Artinya: Bacakanlah atas orang-orang matimu surat Yasin. (HR. Abu Daud, Annasai dan disahkan oleh Ibnu Hibban dari sahabat Ammar bin Yasir)


Secara fenomenologi, kedua hadits di atas koheren dengan amaliyah warga NU. Khususnya ketika pentakziyah membacakan surat yasin, mentahlili, menyolati, mendoakan dan mentalqini jenazah.


Talqin yang dilakukan oleh kiai NU bermaksud mengingatkan kembali pada jenazah yang dikubur dengan kalimat-kalimat tertentu. Tak hanya itu, talqin juga mengingatkan pada pentakziah bahwa kelak akan kembali atau menghadap pada Allah SWT. Dijelaskan dalam sebuah hadits:


سلوا له النثبيت فإنه الآن يسأل


Artinya: Mintakanlah dia penentraman karena dia kini sedang ditanya. (HR. Abu Daud dari sahabat Utsman bin Affan)


وغرته هكذا كان النبي صلى اللّٰه عليه وسلم إذا فرغ من دفن الميت وقف عليه فقال:استغفرو الأخيكم وسلوا له التثبيت فإنه الآن يسأل


Permulaan hadits tersebut adalah sebagai berikut: Nabi Muhammad, ketika telah selesai mengikuti pemakaman seorang yang mati, beliau berdiri di sisinya sambil bersabda. "Mohonkanlah ampun untuk saudaramu dan mintakan dia peneguh (hati) karena sesungguhnya dia kini sedang ditanya.


Ditegaskan pula dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim:

 

إنه ليسمع قرع نعالهم. رواه الإمام البخارى ومسلم عن ابن عمر. انظر صحيح البخارى مع شرحه فتح الباري ج٣ ص١٨٣-١٨٤ وهو قطعة من حديث طويل


Artinya: Sungguh dia (orang mati) mendengar suara terompah orang (para pengantar). Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Ibnu Umar. Lihat Shahih Bukhari dan syarahnya Fathul Bari, Jilid 3, halaman 183-184


Dengan demikian, sangat beralasan bilamana dalam tradisi kalangan nahdliyyin terdapat talqin mayyit dengan hujjah di atas. Tentunya juga bertujuan agar orang yang sudah tiada atau di alam kubur yang sedang ditanya dan diuji, dapat mendengar. Berangkat dari sini talqin sangat dianjurkan bagi mereka yang hidup serta mendoakan yang telah meninggal.


Keislaman Terbaru