• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Keislaman

Ziarah Kubur, Berikut Adab yang Harus Diperhatikan

Ziarah Kubur, Berikut Adab yang Harus Diperhatikan
Saat melakukan ziarah kubur, ada sejumlah hal yang hendaknya diperhatikan. (Foto: NOJ/NU Network)
Saat melakukan ziarah kubur, ada sejumlah hal yang hendaknya diperhatikan. (Foto: NOJ/NU Network)

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman melakukan ziarah ke makam sesepuh ulama Sono yang ada di dalam kompleks militer Gudang Pusat Peralatan milik TNI AD di Sidoarjo, Ahad (19/06/2022).


Perlu diketahui bahwa ziarah kubur adalah salah satu ritual yang awalnya diharamkan lalu dibatalkan (manshukh) oleh Rasulullah SAW menjadi suatu anjuran yang disunahkan untuk dilakukan. Salah satu hikmah dari kesunahan ziarah kubur ini adalah mengingatkan kepada keadaan orang yang telah meninggal. Dengan mengingat kematian, seseorang menjadi lebih waspada dalam menjalankan hidupnya dan tidak mudah terbelenggu dalam gaya kehidupan yang tidak baik.    


Rasulullah SAW bersabda: 


    كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا فَإِنَّهَا تُزَهِّدُ فِي الدُّنْيَا وَتُذَكِّرُ الْآخِرَةَ 


Artinya: (Dulu) Aku melarang kalian berziarah kubur, maka (sekarang) berziarahlah kalian ke kuburan, sesungguhnya ziarah kubur membuat kalian zuhud di dunia dan mengingatkan kalian pada akhirat. (HR Ibnu Majah)   


Yang Harus Dilakukan
Salah satu hal yang mestinya dilakukan oleh peziarah saat ke kuburan adalah mendoakan orang yang berada dalam kubur. Sebab, doa dan dzikir yang dibacakan oleh peziarah dengan niat pahalanya ditujukan pada orang yang telah meninggal, menurut kesepakatan para ulama pasti sampai pada mayit (orang meninggal). Seperti yang dijelaskan dalam kitab Al-Adzkar


   قال النووي في الأذكار أجمع العلماء على أن الدعاء للأموات ينفعهم ويصلهم ثوابه اه روي عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال ما الميت في قبره إلا كالغريق المغوث بفتح الواو المشددة أي الطالب لأن يغاث ينتظر دعوة تلحقه من ابنه أو أخيه أو صديق له فإذا لحقته كانت أحب إليه من الدنيا وما فيها


Artinya: Imam Nawawi berkata dalam kitabnya, Al-Adzkar: Para ulama sepakat bahwa doa pada orang yang meninggal, bermanfaat dan sampai pada mereka. Diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW bahwa sesungguhnya beliau bersabda: Tidak ada perumpamaan mayit di kuburnya kecuali seperti orang tenggelam yang ingin ditolong, mayit menunggu doa yang ditujukan padanya baik dari anaknya, saudaranya atau pun temannya. Ketika doa itu telah tertuju padanya, maka doa itu lebih ia cintai daripada dunia dan seisinya. (Syekh Nawawi Al-Bantani, Nihayat al-Zain, halalam: 281)   


Selain membacakan doa serta zikir-zikir pada saat ziarah kubur yang merupakan tujuan utama dalam berziarah, hendaknya bagi para peziarah juga menjaga adab-adab yang berlaku pada saat ziarah kubur. 


Adab di Kuburan
Adab-adab dalam berziarah ini secara rinci dijelaskan dalam kitab Tafsir As-Siraj Al-Munir sebagai berikut: 


   وينبغي لمن زار القبور أن يتأدّب بآدابها ويحضر قلبه في إتيانها، ولا يكون حظه منها الطواف عليها فقط فإنّ هذه حالة يشاركه فيها البهائم، بل يقصد بزيارته وجه الله تعالى وإصلاح فساد قلبه، ونفع الميت بما يتلوه عنده من القرآن والدعاء، ويتجنب الجلوس عليها. ويسلم إذا دخل المقابر فيقول: «السلام عليكم دار قوم مؤمنين، وإنا إن شاء الله بكم لاحقون». وإذا وصل على قبر ميته الذي يعرفه سلم عليه أيضاً، وأتاه من قبل وجهه لأنه في زيارته كمخاطبه حياً، ثم يعتبر بمن صار تحت التراب، وانقطع عن الأهل والأحباب، ويتأمّل حال من مضى من إخوانه كيف انقطعت آمالهم ولم تغن عنهم أموالهم، ومجيء التراب على محاسنهم ووجوههم، وافترقت في التراب أجزاؤهم، وترمل من بعدهم نساؤهم، وشمل ذل اليتم أولادهم وأنه لا بدّ صائر إلى مصيرهم، وأنّ حاله كحالهم وماله كمالهم


Artinya: Hendaknya bagi orang yang berziarah di kuburan untuk berperilaku sesuai dengan adab-adab ziarah kubur dan menghadirkan hatinya pada saat mendatangi kuburan. Tujuannya datang ke kuburan bukan hanya sebatas berkeliling saja, sebab perilaku ini adalah perilaku binatang. Tetapi tujuan ziarahnya karena untuk menggapai ridha Allah SWT, memperbaiki keburukan hatinya, memberikan kemanfaatan pada mayit dengan membacakan di sisinya Al-Qur’an dan doa-doa. Dan juga ia menjauhi duduk di atas kuburan. 
Ketika telah masuk di area sekitar kuburan ia mengucapkan salam: Assalamu alaika dara qaumi mu’minin, wainna insya Allahu bikum lahiqun (semoga kesalamatan tertuju pada engkau wahai rumah perkumpulan orang-orang mukmin, sesungguhnya kami, jika Allah menghendaki akan menyusul kalian).  Ketika sampai di kuburan mayit yang ia kenal, maka ucapkan salam padanya dan datangilah dari arah wajah mayit itu, karena menziarahi kuburannya sama seperti berbicara dengannya sewaktu hidup. Lalu orang yang berziarah merenungkan keadaan orang yang telah dikubur di bawah tanah, yang telah terpisah dari keluarga serta orang-orang yang dicintainya. 
Orang yang berziarah hendaknya juga merenungkan bagaimana keadaan teman-temannya yang telah meninggal. Bagaimana impian mereka telah pupus dan bagaimana harta sudah tidak lagi menolong. Debu-debu telah bertaburan pada keindahan tubuh dan wajah, organ tubuh telah terpisah-pisah dalam tanah, lalu istri menjanda, anak-anak mereka menjadi yatim. Dan nantinya giliran bagi dirinya untuk menjadi seperti teman-temannya akan tiba. Keadaannya di kubur sama persis seperti keadaan temannya, dan hartanya nantinya juga sama persis seperti harta teman-temannya (tidak dapat menolongnya).
(Lihat: Syekh Khatib Asy-Syirbini, Tafsir as-Siraj al-Munir, halaman: 5277)   

 

Artikel diambil dariAnjuran Melaksanakan Ziarah Kubur


Begitulah sejumlah adab yang semestinya dilakukan pada saat ziarah kubur, dengan mengetahui dan mengamalkannya seseorang yang hendak berziarah tidak akan lagi bertingkah laku sewenang-wenang pada saat berziarah, terlebih makbarah atau makam yang diziarahi adalah orang-orang salih, semestinya penekanan dalam menjalankan adab saat berziarah semakin dipegang secara kuat, agar bisa mendapatkan berkah dalam ziarah yang dilakukannya. Wallahu a’lam.


Editor:

Keislaman Terbaru