Beberapa waktu lalu publik dikejutkan atas meninggalnya seorang ustadzah dalam keadaan membaca Al-Qur'an. Sebuah momen indah meningggal saat membaca Al-Qur'an. Kejadian seperti ustadzah ini pernah terjadi pada Zurarah bin Abi Aufa, seorang penghulu sekaligus ulama besar tanah Basrah.
Dalam beberapa keterangan kitab disebutkan:
أنه قرأ في صلاة الصبح فلما تلا " فإذا نقر في الناقور ، خر ميتاً وتوفي سنة ثلاث وتسعين للهجرة. وروى له الجماعة
Artinya: Zurarah bin Abi Aufa mengimami orang-orang shalat shubuh. Ketika ia membaca surat al-Muddatstsir, tepatnya pada ayat, yang artinya: ”Apabila sangkakala telah ditiup.” (QS. Al-Muddatstsir : 8), tiba-tiba ia tersungkur meninggal dunia. Zurarah wafat pada tahun 93 Hijrah.
Sedangkan dalam kitab At-Tibyan Fi Adabi Hamlatil Qur'an karya Imam Nawawi bersumber dari Bahz yang ikut menggotong tubuh Zurarah, menyebutkan bahwa Zurarah meninggal saat membaca surat al-Mudatsir, ayat 8-9:
فَإِذَا نُقِرَ فِى ٱلنَّاقُورِ فَذَٰلِكَ يَوْمَئِذٍ يَوْمٌ عَسِيرٌ
Seperti diketahui bersama bahwa membaca Al-Qur'an mempunyai keutamaan yang sangat luar biasa, bahkan merupakan ibadah yang paling baik, Rasulullah SAW bersabda :
أَفْضَلُ عِبَادَةِ أُمَّتِي قِرَاءَةُ الْقُرْآن
Artinya: Sebaik-baiknya ibadah umatku adalah membaca Al-Qur’an. (HR. al-Baihaqi).
Tak hanya itu, Al-Qur'an juga akan memberikan syafaat pada hari Kiamat bagi siapa saja yang membacanya, sebagaimana hadits dari Abu Umamah al-Bahili:
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ؛ فَإِنَّهُ يَأْتِي شَفِيعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ لِصَاحِبِهِ
Artinya: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Bacalah Al-Qur’an. Sebab, ia akan datang memberikan syafaat pada hari Kiamat kepada pemilik (pembaca, pengamal)-nya, (HR. Ahmad).
Bahkan dalam hadis qudsi ditegaskan bahwa orang yang sibuk membaca Al-Qur'an sehingga mengesampingkan dzikir yang lainnya maka ia akan dicukupkan permasalahannya karena keutamaan Al-Qur'an atas yang Kalam lainnya seperti keutamaan Allah SWT atas makhluknya.
Diriwayatkan dari Abu Sa'id dari Rasulullah Saw bahwa Allah SWT berfirman :
يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى مَنْ شَغَلَهُ قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ عَنْ ذِكْرِي وَمَسْأَلَتِي أَعْطَيْتُهُ أَفْضَلَ ثَوَابِ السَّائِلِينَ وَفَضَلُ الْقُرْآنِ عَلَى سَائِرِ الْكَلَامِ كَفَضْلِ اللَّهِ عَلَى خَلْقِهِ
Artinya: Allah berfirman, Siapa saja yang disibukkan oleh membaca Al-Qur'an, hingga tak sempat dzikir yang lain kepada-Ku dan meminta kepada-Ku, maka Aku akan memberinya balasan terbaik orang-orang yang meminta. Ingatlah, keutamaan Al-Qur'an atas kalimat-kalimat yang lain seperti keutamaan Allah atas makhluk-Nya, (HR. Al-Baihaqi).
Segala sesuatu yang disandarkan pada Al-Qur'an akan menjadi mulia, Rasulullah SAW sebagai penerima wahyu dan pengajar pertama Al-Qur'an menjadi orang paling mulia, Ramadlan waktu diturunkannya Al-Qur'an menjadi bulan paling mulia, Lailatul Qadar adalah malam diturunkannya Al-Qur'an menjadi malam paling mulia, Ibadah Al-Qur'an adalah ritual ibadah paling mulia.
Dalam salah satu hadis disebutkan :
خَيرُكُم من تعلَّمَ القرآنَ وعلَّمَهُ
Artinya: Sebaik-baiknya kalian yang belajar Al-Qur'an dan yang mengajarkannya (HR.Bukhari)
Kesimpulannya, siapapun yang membaca Al-Qur'an, mengajarkannya akan mendapat kemuliaan di sisi Allah, apalagi mereka yang membaca Al-Qur'an hingga kesehariannya penuh nuansa qurani. Terlebih meninggal dalam keadaan membaca Al-Qur'an, tentu mendapat keistimewaan luar biasa.