• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 28 Maret 2024

Madura

Begini Cara Kiai Ma’ruf Khozin Jelaskan Tupoksi Aswaja NU Center

Begini Cara Kiai Ma’ruf Khozin Jelaskan Tupoksi Aswaja NU Center
KH M Ma'ruf Khozin jelaskan Tupoksi dalam organisasi. (Foto: NOJ/Firdausi)
KH M Ma'ruf Khozin jelaskan Tupoksi dalam organisasi. (Foto: NOJ/Firdausi)

Sumenep, NU Online Jatim

Indonesia tak hanya dihadapkan dengan radikalisme. Namun anacama beragam aliran yang memiliki kekhasan. Pengkaderannya bisa dilakukan di kampus, pengajian, Medsos, dan lainnya. Hal ini disampaikan oleh Ketua Aswaja NU Center Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Ma’ruf Khozin saat mengisi Halaqoh Asawaja An-Nahdliyah, Selasa (30/11/2021) di aula Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep.

 

“Mereka ingin memerangi dan melemahkan akidah kita dengan berbagai macam cara. Beruntunglah kader yang mengikuti Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU) atau pun Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU), sehingga bisa mempertahankan aset Aswaja hingga akhir hayat,” ujarnya usai mengikuti prosesi pengukuhan Aswaja NU Center Sumenep. 

 

Dengan didirikannya wadah ini, bisa membendung mereka. Karena legalitas Aswaja Center berdasarkan hasil Muktamar guna memperkuat akidah, fikih, dan tasawufnya Islam Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah lewat beberapa strategi, seperti mengakomodir para pejuang Aswaja di Indonesia dan Internasional (Timur Tengah) guna memberi data. 

 

Alumni Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Kediri tersebut menjelaskan struktur yang harus ada di dalam tubuh kepengurus di Aswaja Center Sumenep, antara lain dewan penasehat, dewan pakar, ketua, sekretaris, bendahara, divisi Kajian Keislaman (Kiswah), divisi Usaha Sosialisasi Aswaja (Uswah), dan divisi Maktabah Aswaja (Makwah). 

 

“Program Kiswah adalah kajian khusus yang mempelajari kitab ulama NU guna memecahkan beberapa amaliyah NU yang dianggap bid’ah. Jika kajiannya di kampus, maka audiensnya mahasiswa. Jika masyarakat, maka kita bekerja sama dengan takmir masjid yang dijadikan pijakan oleh warga,” tuturnya. 

 

Tak hanya itu, divisi Kiswah dan Uswah harus pasang badan untuk memberi wawasan dan membimbing mereka dengan cara ia sukai. Semisal lewat majalah, tabloid, buletin, website, YouTube, radio, dan sejenisnya. 

 

“Kita boleh bersinergi dengan Lembaga Ta’lif wan-Nasyr (LTNNU), Lembaga Bahtsul Masail (LBM), atau merekrut teknisi jebolan SMK jurusan multimedia guna membuat konten positif. Kami sering bekerja sama dengan Aula, AMTV, NU Online Jatim, dan lainnya,” ungkap kiai Ma’ruf Khozin yang kini menjabat Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur. 

 

Untuk divisi Makwah, lanjutnya, menyediakan perpustakaan dan beberapa literatur guna dijadikan rujukan.

 

“Kalau yang ini, kami sering bekerja sama dengan Aula, sehingga di setiap momen dan event tertentu, mereka bisa buka stand bazar buku dan semacamnya. Semoga di Sumenep bisa merealisasikan program seperti halnya kami di Jawa Timur,” tandasnya. 


Madura Terbaru