Sumenep, NU Online Jatim
Hal terpenting dalam organisasi adalah kaderisasi. Lewat inilah bisa dilihat maju atau mundurnya sebuah organisasi. Karena di dalamnya terdapat individu yang memang murni ingin memajukan sebuah organisasi.
Penyampaian ini dikatakan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Iman Ganding, Kiai Sahli Hamid, saat pembukaan Pelatihan Kader Dasar (PKD) ke-1 Pengurus Komisariat (PK) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Asy’ariyah Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Raudlatul Iman (Stidar) Ganding, Senin (22/11/2021).
Kegiatan tersebut bertajuk ‘Membentuk Insan Progresif dan Militan yang Berlandaskan Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah’, yang dipusatkan di Pondok Pesantren Raudlatul Iman, Dusun Mandala Barat, Desa Gadu Barat, Ganding, Sumenep.
Kiai Sahli selaku Mabinkom PMII Asy’ariyah Stidar Ganding mengapresiasi atas kegiatan tersebut, karena tujuannya adalah untuk menambah wawasan warga pergerakan, khususnya mahasiswa Stidar.
"Saya menyambut baik kegiatan ini, karena bagian dari penggemblengan intelektual. Perlu diketahui, belajar tidak hanya didapatkan di bangku perkuliahan saja. Melainkan didapatkan di luar kampus, seperti halnya di organisasi,” ujarnya.
Terlebih dari hal itu, beliau menambahkan agar semangat kader PMII tidak keluar dari paham yang diajarkan oleh para muassis NU. "Ciri khas mahasiswa dan mahasiswi PMII ini adalah seperti santri. Karena PMII merupakan anak kandung NU,” tegasnya.
Usai membuka membuka PKD, Ainur Dahlan selaku Pengurus Cabang (PC) PMII Sumenep mengutarakan, para kader tidak hanya selesai di kegiatan di sini saja.
“Setelah ini ada Pelatihan Kader Lanjut (PKL) kemudian Pelatihan Kader Nasional (PKN) yang nantinya diikuti oleh para kader,” terangnya.
Tak hanya itu, Ketua PK PMII Asy’ariyah Ganding, Moh Ghalib Bafadlal ikut serta memberikan sambutan. Dirinya menjelaskan bahwa kegiatan seperti ini adalah hal yang wajib dalam organisasi.
“Selama tiga hari ke depan, peserta akan mendapatkan sajian materi yang telah disiapkan oleh panitia. Terhitung dari tanggal 21-24 November 2021,” katanya.
Acara diparipurnai dengan doa oleh Kiai Ali Mufti Hamid. Namun sebelum memimpin doa, beliau sedikit menyampaikan stimulus agar pada peserta guna memompa semangat para kader dan menyadari bahwa mereka adalah anaknya NU.
"Warga NU itu ikhlas dan tidak berpengaruh dengan kuantitas. PMII gayanya orang NU dan saatnya kita mengabdi pada agama dan negeri," tandasnya.
