• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Madura

Siapkan Santri Tangguh Bencana, Pesantren di Sumenep Gelar Pelatihan

Siapkan Santri Tangguh Bencana, Pesantren di Sumenep Gelar Pelatihan
Pemateri melakukan simulasi saat pelatihan di Pesantren Nasyrul Ulum Aengdake, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep. (Foto: NOJ/ Firdausi).
Pemateri melakukan simulasi saat pelatihan di Pesantren Nasyrul Ulum Aengdake, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep. (Foto: NOJ/ Firdausi).

Sumenep, NU Online Jatim

Pondok Pesantren Nasyrul Ulum Aengdake, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep menggelar pelatihan Santri Tangguh Bencana (Santana) bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep dan Badan SAR Nasional (Basarnas), Kamis (18/11/2021).

 

Kegiatan yang dilaksanakan di aula pesantren setempat itu dalam rangka mengoptimalkan edukasi pencegahan dan penanganan bencana alam.

 

Wakil Pengasuh Pondok Pesantren Nasyrul Ulum, Kiai Zamzami Sabiq Hamid mengatakan, ada 150 santri yang mengikuti acara tersebut.

 

“Kami sengaja tidak melibatkan seluruh santri untuk mengikuti pelatihan ini. Tujuannya agar lebih efektif, sehingga dipilih dari perwakilan masing-masing kelas di tingkat SMP dan SMK,” ujarnya saat dikonfirmasi NU Online Jatim, Jumat (19/11/2021) di kediamannya.

 

Ia menilai, Indonesia secara umum dan Sumenep secara khusus merupakan daerah yang rawan bencana. Untuk itu, pihaknya bekerja sama dengan BPBD Kabupaten Sumenep dan Basarnas untuk memberikan pelatihan bagi santri sehingga santri menjadi tangguh ketika suatu saat menghadapi hal yang tak terduga, seperti bencana alam.

 

“Alhamdulillah, santri kami dibekali materi penanggulangan bencana berbasis komunitas, water rescue dan dilanjutkan dengan praktik ketika menghadapi bencana. Seperti memberikan nafas buatan dan memompa dada korban yang tak sadarkan diri,” ungkap Sekretaris Rabithah Ma'ahid Al-Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Sumenep itu.

 

Kiai Zamzami memiliki rencana untuk membuat wadah ekstrakurikuler khusus agar ada tindak lanjut dari pelatihan ini. Mengenai nama wadah masih akan musyawarahkan.

 

“Di sini hanya ada Pramuka. Namun materinya tidak sespesifik penanganan bencana alam. Insyaallah, jika wadah terbentuk, fokus kami lebih ke pasca bencana dari pada tanggap bencana. Karena di posisi pasca bencana masih sangat jarang lembaga yang menangani seperti trauma healing dan lainnya. Sedangkan tanggap bencana sudah banyak lembaga yang menangani seperti Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) dan BP 13 Kwarcab Sumenep,” terangnya.

 

Untuk sementara ini, lanjutnya, pihaknya masih belum memiliki beberapa alat penunjang yang sering dipakai oleh tim BPBD dan Basarnas. Perlahan pihaknya akan mengusahakan untuk memenuhi dan memberikan fasilitas pada santri agar saat terjun ke lapangan mudah tanggap dan siaga.

 

 

“Semoga pelatihan ini menjadikan santri sadar akan  potensi bencana yang senantiasa mengancam di sekitar kita khususnya pesantren. Sehingga bisa melakukan pencegahan dan tanggap dalam menghadapi bencana,” pungkas dosen Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) Guluk-Guluk itu.


Editor:

Madura Terbaru