Fahmi Tauhedy, Pemuda Sumenep Pasarkan Keris hingga Mancanegara
Rabu, 9 Februari 2022 | 13:00 WIB

Fahmi Tauhedy, pemuda asal Kabupaten Sumenep kembangkan usaha keris hingga mancanegara. (Foto: NOJ/ Moh Khoirus Shadiqin)
Moh. Khoirus Shadiqin
Kontributor
Sumenep, NU Online Jatim
Fahmi Tauhedy, pemuda asal Desa Aengbaja Raja, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, sukses kembangkan usaha keris hingga mancanegara. Selain peluang bisnis, usaha keris juga bagian dari mengenalkan pusaka warisan Nusantara, khususnya Kabupaten Sumenep yang familiar dengan Kota Keris.
Fahmi mengaku, bahwa motivasi awal dirinya membuka bisnis jual beli keris sebagai upaya merawat dan melestarikan budaya bangsa Indonesia. Sejak itu, ia pun memutuskan usaha keris tersebut dengan memanfaatkan dunia digital yang semakin pesat.
"Motivasi awalnya untuk membuka peluang bisnis di era digital. Khususnya di aspek pelestarian budaya keris Nusantara, sekaligus mengenalkan keris ke berbagai dunia," kata Fahmi kepada NU Online Jatim, Selasa (08/02/2022).
Melalui platform di berbagai sosial media, lanjut Fahmi, usaha kerisnya sukses bersaing di dalam negeri. Tak cukup itu, usaha yang digelutinya tersebut bisa tembus ke pasar luar negeri di kawasan Asia Tenggara.
"Pasarnya ke berbagai negara di Asia Tenggara, seperti Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam, dan Singapura. Tapi yang sering ke Malaysia dan Singapura," ujar alumni Pesantren Al-'Ulya Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Sumenep itu.
Toko milik Fahmi yang Bernama Lintang Galeri Keris Nusantara (LGKN) menyediakan banyak varian keris yang beragam, mulai keris asli Kabupaten Sumenep hingga dari berbagai daerah di Indonesia. Keris tersebut dipatok dengan harga yang beragam, mulai Rp500 ribu hingga Rp80 juta.
"Omsetnya per bulan mencapai ratusan juta. Kalau pesanan banyak kadang tembus miliaran," ucapnya.
Jebolan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya ini pun mengajak pemuda lainnya untuk berwirausaha sedini mungkin. Menurutnya, banyak usaha yang bisa dikembangkan dan kunci sukses dari usaha itu adalah usaha yang halal.
"Setiap orang punya jatah gagal. Habiskan jatah itu, mulailah usaha apa saja yang penting halal," pungkasnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menata Hati dengan 7 Perbuatan
2
Mensos Gandeng PPATK Telusuri Penerima Bansos Terindikasi Main Judol
3
Garda Fatayat NU Jatim Terima 100 Bibit Tanaman dari BPBD untuk Dukung Ketahanan Pangan
4
Distribusikan Benih Padi, Langkah Ansor Jatim Perkuat Ketahanan Pangan
5
Pesantren Bebas Kekerasan: Nawaning Nusantara Siapkan Satgas dan Edukasi Seksual
6
5 Dosen UIN KHAS Jember Ikut Terlibat dalam Penyusunan Raperda MDT
Terkini
Lihat Semua