• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 6 Mei 2024

Madura

Gus Rijal Ungkap Perhatian untuk Warga NU Sering Dilupakan

Gus Rijal Ungkap Perhatian untuk Warga NU Sering Dilupakan
Gus Rijal Mumazziq saat menyampaikan materi. (Foto: NOJ/Firdausi)
Gus Rijal Mumazziq saat menyampaikan materi. (Foto: NOJ/Firdausi)

Sumenep, NU Online Jatim

Gus Rijal Mumazziq Z membagi pengalamannya soal model menyalurkan sedekah pada mustahiq. Bermula dari sebuah peristiwa yang membuka pola pikirnya untuk menjadikan Pimpinan Ranrting (PR) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jombang, Kencong, Jember sebagai laboratorium untuk memberdayakan warga NU.

 

Ia bercerita menyalurkan titipan zakat dari sahabatnya kepada guru ngaji miskin, plus ia tambah sarung BHS.

 

"Kami masih ingat betul ekspresi guru ngaji itu ketika menerima sembil menangis. Cara menerimanya persis panglima perang. Sebelum membuka sarung dari wadahnya, seakan-akan ia mencium keris yang ia terima dari rajanya," curahnya kepada jamaah di Halal Bihalal PCNU Sumenep di aula lantai 2 PCNU setempat, Kamis (18/05/2023).

 

Di sebuah acara ke-NU-an, lanjutnya, ia bertemu lagi dengan guru ngaji itu yang tiba-tiba mendekat kepadanya. Tanpa rasa canggung, si guru ngaji tersebut berkata bahwa sarung yang kemarin diberikan dipakai.

 

"Kita tak perlu mengeluarkan uang banyak untuk membahagiakan warga NU. Cukup beri perhatian. Terkadang ada semacam anomali di antara kita, di mana kita lebih sibuk mengurusi organisasi daripada sibuk mengurusi warga NU. Problem ini perlu diseleraskan di internal kepengurusan," harapnya.

 

Perhatian kepada warga NU

Rektor Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong, Jember itu mengupayakan untuk memberi bantuan kursi roda muharrik NU yang sejak muda aktif badan otonom, Ranting NU, MWCNU dan PCNU yang terserang stroke. Terkadang hal seperti ini tak terpikirkan oleh pengurus dan sebagian terjadi di beberapa daerah.

 

Waktu itu pihaknya membutuhkan 10 kursi roda yang disosialisasikan lewat akun media sosialnya. Dalam kurun waktu 1 bulan, pihaknya mendapat bantuan 15 kursi roda gratis yang kemudian disalurkan oleh Satuan Koordinasi Kelompok (Satkorkel) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) setempat.

 

Kasus lain yang terkadang luput dari perhatian pengurus adalah warga NU yang secara tiba-tiba ikut Wahabi. Sebelum mengeklaimnya, kata dia, perlu perlu menyelami motifnya. Tidak hanya ideologi, tapi jangan lupakan motif ekonomi. 

 

"Ini terjadi di Lumajang. Ada warga NU yang keluarganya wafat setelah dirawat di rumah sakit yang menghabiskan biaya banyak. Akhirnya mereka putuskan hutang demi menyelenggarakan tahlilan yang menghabiskan jutaan rupiah. Sebenarnya bagi mereka memberatkan," ucapnya penulis asal Jember itu.

 

Melihat kejadian tersebut, sambungnya, datanglah ustadz baru yang melunasi hutangnya, namun tidak semerta-merta diajak ke pengajiannya. Berselang kemudian, datang lagi membawa salam tempel. Sejak itulah mulai tergoncang ideologi orang awam itu. Sehingga mereka bermetamorfosis dengan bercelana cingkrang dan menggungat amaliyah NU setelah mengikuti pengajiannya.

 

Berangkat dari fenomena inilah Gus Rijal nekat memberikan gagasannya di desanya. Pertama, setiap tahlilan jamaah cukup disuguhkan air mineral. Setiap terdengar berita duka, ia kerahkan Banser membawa bantuan puluhan air mineral, rokok dan bantuan lainnya untuk disuguhkan pada jamaah. Sisi positif lainnya adalah dana waris tidak tercampur untuk suguhan tahlilan bagi tamu. 

 

Kedua, berkat yang biasa dibawa oleh tamu diganti bahan mentahan, seperti gula, minyak goreng kemasan air mineral, dan sejenisnya. Saat mereka pulang ibu-ibu senang karena nasi yang sebelumnya ia bawa tak terbuang.

 

Ketiga, saat haul mbahnya, Gus Rijal tidak melaksanakan secara meriah. Yang diundang hanya santri mbahnya dan tetangga. Berkat yang disuguhkan berwujud mentahan dan buku Hujjah Nahdliyah karya KH Nur Hidayat Muhammad sebagai idelogisasi untuk warga NU. Memperingati haul ayahnya, tamu diberi buku Tahlilan Bid’ah Hasanah Perspektif Al-Qur’an dan As-Sunnah karangan KH Ma’ruf Khazin. Haul ibunya, tamu mendapat buku Haid dan Nifas.

 

"Efektivitas penggunaan dan alokasi dana harus direalisasikan dengan baik oleh pengurus. Karena kita jadi ujung tombak dan tombok," tandasnya.


Madura Terbaru