• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 18 April 2024

Madura

Kelebihan Metode Tartila bagi Pemula Ala JQHNU Pamekasan

Kelebihan Metode Tartila bagi Pemula Ala JQHNU Pamekasan
Ustadz Khoirul Amin, Ketua PC JQHNU Pamekasan ulas kelebihan metode tartila. (Foto: NOJ/ Syarofi)
Ustadz Khoirul Amin, Ketua PC JQHNU Pamekasan ulas kelebihan metode tartila. (Foto: NOJ/ Syarofi)

Pamekasan, NU Online Jatim
Seiring berkembangnya zaman metode baca Al-Quran cukup beragam, salah satunya ialah Metode Tartila. Ketua Pimpinan Cabang (PC) Jamiyatul Qurro' wal Huffadz Nahdlatul Ulama (JQHNU) Pamekasan, Ustadz Khoirul Amin menyebutkan bahwa metode tartila memiliki banyak kelebihan.


“Pertama, perumus metode tartila adalah ahlul Qur’an, dan memiliki kapasitas keilmuan yang tidak diragukan lagi,” ujarnya saat peluncuran kembali metode tartila di Aula PCNU Pamekasan, Senin (04/07/2022).


Adapun perumusnya adalah KH M Syahrul Munir, KH Masruchan, KH Mu'thi Nurhadi, Ustadz Suyatno, KH Imam Nawawi, KH M Yahya Romli, KH Ahid Sufiaji SQ, dan KH Choiruddin Abd Qodir. Disebutkan, metode tartila ini dirumuskan pada tahun 1998 di Pondok Pesantren Al Ihsan Jampes, Kediri.


"Yang merumuskan metode tartila ini adalah tokoh PW JQHNU Jatim. Saya kenal betul para kiai itu, beliau itu adalah hafidz Al-Qur’an yang sudah memiliki pondok pesantren, sehingga menjadi alasan beliau untuk merumuskan metode tartila ini," imbuhnya.


Kedua, kualitas bacaan Al-Qur’an anak-anak pasti bagus, baik dari segi makhorijul khuruf maupun sifatul khuruf. Karena metode tartila ini ada 6 jilid, dan di pertama anak-anak diajarkan makhorijul khuruf dengan tepat dan benar.


“Di Fase ini, anak-anak akan ditata dan digembleng khusus, karena hal ini pondasi awal untuk anak bisa membaca Al-Qur’an. Dengan demikian, anak-anak tentu akan lebih fasih dalam mengucapkan bacaan Al-Qur’an," terangnya.


Ketiga, yaitu anak-anak tidak hanya fokus belajar dari aspek bacaan, tetapi juga pada lagu-lagu Al-Qur’an. Hal ini penting dilakukan karena anak-anak lumrahnya suka bernyanyi atau lagu-lagu.


"Sebagaimana nama tartila, yaitu membaca Al-Qur’an dengan pelan dan benar, baik dari segi tajwid, makhroj huruf, sifa huruf, dan lainnya. Dengan hal itu anak-anak bisa membaca Al-Qur’an dengan baik melaui irama lagu-lagu Al-Qur’an. Biasanya, untuk lagu pertama lagu ros," katanya.


Keempat, kalimat yang tersusun di setiap jilid pada metode tartila semuanya mengacu langsung kepada Al-Qur’an. "Jadi, anak-anak dengan sendirinya akan fasih dalam membaca Al-Qur’an," ucapnya.


Terakhir, yakni untuk menjaga anak dari serangan metode baca Al-Qur’an di luar paham Ahlussunnah wal Jamaah. Sebab, menurutnya ada info miring bahwa ada metode baca Al-Qur’an lain selain metode tartila.


“Metode itu tidak hanya mengajarkan anak baca Al-Qur’an, tapi juga membawa misi lain yang berdampak pada doktrin ajaran selain Aswaja pada anak. Untuk itu, ayo rapatkan barisan, kembalikan anak pada metode tartila," pungkasnya.


Madura Terbaru