• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 7 Desember 2024

Madura

Ketua PCNU Sumenep: Kuasai Literasi Digital Hukumnya ‘Fardhu Ain’

Ketua PCNU Sumenep: Kuasai Literasi Digital Hukumnya ‘Fardhu Ain’
Ketua PCNU Sumenep KH A Pandji Taufiq, saat ngobrol bareng literasi digital di Aula MWCNU Manding, Sumenep, Senin (26/02/2024). (Foto: NOJ/ Firdausi)
Ketua PCNU Sumenep KH A Pandji Taufiq, saat ngobrol bareng literasi digital di Aula MWCNU Manding, Sumenep, Senin (26/02/2024). (Foto: NOJ/ Firdausi)

Sumenep, NU Online Jatim

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep, KH A Pandji Taufiq mengatakan, menguasai literasi digital bagi warga Nahdlatul Ulama hukumnya adalah fardhu ‘ain. Namun demikian, fardhu ‘ain dimaksud tidak dalam konteks fiqih.

 

Pernyataan ini disampaikan saat acara Ngobrol Bareng Literasi Digital yang digelar oleh Lembaga Ta’lif wan-Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) Sumenep, Senin (26/02/2024). Kegiatan yang dipusatkan di Aula Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Manding, Sumenep itu kerja sama Kominfo dengan Kaukus Muda Indonesia (KMI).

 

Kiai Pandji mengatakan, nyaris dalam kehidupan sehari-hari dunia digital menjadi kebutuhan hidup. Namun masih ada sebagian orang yang dibohongi di dunia digital melalui modus penipuan.

 

“Oleh karenanya, saya katakan menguasai literasi digital fardhu ‘ain agar kita bisa mengolah dengan baik dan pada akhirnya bisa mendatangkan keuntungan,” ujarnya.

 

Ia menambahkan, bahwa Habib Husein Ja’far Al-Hadar kelahiran Bondowoso yang hijrah ke Jakarta, ternyata konten ceramah onlinenya mampu menaklukkan para artis. Sekali Habib Husein tampil di medsos, jamaah online atau viewersnya ribuan orang.

 

Untuk itu ia berharap agar warga NU, khususnya generasi milenial NU, bisa memberi warna baru pada dunia digital sebagaimana dicontohkan oleh Habib Husein. Warna itu adalah warna kepesantrenan yang selalu mengedepankan akhlakul karimah.

 

“Saya tahu itu adalah produk umum, namun jika kita mewarnai literasi digital dengan nilai-nilai kesantrian, jamaah online mulai terbuka dan akan memperbaiki diri. Mari warga NU harus tampil terdepan di dunia digital, wajib kita memulainya, dan jangan sampai didahului oleh orang lain,” pintanya.

 

Sementara Kabid Informasi dan Komunikasi Publik Diskominfo Sumenep, Irwan Sujatmiko mengutarakan, era saat ini adalah zamannya media sosial. Menurutnya, medsos hari ini menjadi kekuatan karena dengannya seluruh warga bisa berkomunikasi dengan siapapun selama 24 jam walaupun jaraknya jauh.

 

Diakuinya, pengguna internet sudah banyak, termasuk di Kabupaten Sumenep yang rata-rata penggunanya dari warga pedesaan. Bahkan pemanfaatan yang dilakukan oleh warga lebih mengarah pada pemberdayaan ekonomi keluarga.

 

“Artinya, masyarakat yang ada di pelosok desa, sudah berjualan online melalui aplikasi,” ujar pria yang juga Wakil Sekretaris PCNU Sumenep itu.

 

Ia menceritakan, di masa kanak-kanak ia hanya dapat memperoleh informasi dari membaca koran. Kini informasi itu sudah bisa ditemukan di handphone. Menurutnya, ragam data dan isu akan banjir di media sosial, tidak akan kekurangan data.

 

“Namun perlu diwaspadai, penipuan marak di media sosial. Jangan mudah mengirimkan nomor telepon, foto KTP, apalagi nomor rekening. Pastikan dulu kevalidannya,” tandasnya.


Madura Terbaru