• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 4 Mei 2024

Madura

KH Musleh Adnan Ceritakan Asal Usul Hubbul Wathan Minal Iman

KH Musleh Adnan Ceritakan Asal Usul Hubbul Wathan Minal Iman
KH Musleh Adnan. (Foto: NOJ/Istimewa)
KH Musleh Adnan. (Foto: NOJ/Istimewa)

Sumenep, NU Online Jatim

Meski Indonesia telah merdeka 78 tahun yang lalu, masih ada orang yang mempertanyakan asal usul munculnya hubbul wathan minal iman.

 

Pernyataan ini disampaikan oleh KH Musleh Adnan saat mengisi acara Milad ke-4 Hubbur Rosul yang diselenggarakan oleh Pengurus Anak Ranting Nahdlatul Ulama (PARNU) Hubbur Rosul, Desa Pekamban Laok, Pragaan, Kamis (10/08/2023) malam.

 

Diceritakan, ketika Rasulullah hijrah dari Makkah ke Madinah, ternyata nabi tidak serta merta langsung betah di Madinah. Nabi selalu menengadah ke atas sembari mengingat-ingat tempat kelahirannya di Makkah.

 

"Di dalam Surat Al-Baqarah, ketidakbetahan nabi, kiblat yang awalnya berada di Baitul Maqdis, diubah oleh Allah ke Masjidil Haram. Hal itulah yang membuat nabi bergembira, karena di sana tempat kelahiran nabi yang disebut maulid nabi. Kini pemerintah Arab Saudi menjadikannya sebagai perpustakaan," terangnya.

 

Penceramah kondang asal Pamekasan ini menjelaskan, salah satu tafsir mengungkapkan bahwa kalimat itu dijadikan dalil hubbul wathan minal iman.

 

Bila ditarik dalam konteks ke-Indonesia-an, Kiai Musleh menyatakan, ke manapun seseorang merantau, tentunya tidak mungkin melupakan tanah kelahirannya.

 

"Ada 3 hal yang tak mungkin dilupakan oleh seseorang, antara lain tempat lahir, makanan sejak lahir, dan bahasa ibu (bahasa daerah). Tanpa dipungkiri juga, lingkungan tetap berpengaruh saat seseorang berada di luar Madura," ungkapnya pada kepada ratusan jamaah yang berkumpul di lapangan sepak bola desa setempat.

 

Beliau menyayangkan, akhir-akhir ini ada seseorang yang membenci Indonesia. Padahal dia makan, tidur dan bekerja di tanah airnya sendiri.

 

Hidup di negeri orang, lanjutnya, tak menjamin keamanan dan kenyamanan. Sebaliknya, Indonesia yang dikenal gemah ripah loh jinawi ini memberikan keamanan dan kenyamanan pada rakyatnya. Buktinya, pengajian agama malam ini, tak ada satupun Polisi dan TNI. Yang ada hanya pendekar Pagar Nusa yang mengawal kelancaran pengajian ini.

 

"Hidup di negeri yang aman dan nyaman, seakan-akan memiliki dunia dan isinya. Tak ada satupun yang melarang kita merokok. Belum tentu kita berada di negeri orang, kita bisa merokok di tempat yang terbuka," tuturnya 

 

"Orang yang di pagi harinya aman dan tidak mendapat ancaman dari manusia, tubuhnya sehat, yang mau dimakan hari itu ada, maka seakan-akan memiliki dunia dan isinya," sambungnya.

 

Ia mengutarakan, Nahdliyin sering melihat haul leluhur yang dipusatkan di kuburan. Tujuannya agar ingat pada kematian. Karena salah satu sifat dasar manusia itu sulit mengingat tempat lain bila mana ada di suatu tempat. 

 

"Kalian hadir di pengajian ini tak mungkin ingat keberadaan di rumah, seperti piring kotor, pakaian yang belum dicuci, namun kalian mendapatkan solusi dalam menyikapi persoalan hidup," tandasnya.


Madura Terbaru