KH Musleh Adnan Sebut Syaikhona Kholil Bangkalan Menulis 3 Mim
Jumat, 11 Agustus 2023 | 14:00 WIB

Pendakwah KH Musleh Adnan saat Milad ke-4 Majelis Shalawat dan PARNU Hubbur Rosul, Pakamban Laok, Pragaan, Sumenep, Kamis (10/08/2023). (Foto: NOJ/ Firdausi)
Firdausi
Kontributor
Sumenep, NU Online Jatim
Pendakwah KH Musleh Adnan meyakini bahwa hidup di Madura akan hidup aman dan nyaman, serta dipenuhi barokah. Hal itu sebagaimana disampaikan oleh KH Abd Adzim Kholili bahwa Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan pernah menulis 3 mim, yaitu al-Makkatul Mukarramah, al-Madinah Munawwarah dan al-Manduratul Mubarakah.
Pernyataan ini disampaikan saat mengisi ceramah agama di acara Milad ke-4 Majelis Shalawat Hubbur Rosul yang dihelat oleh Pengurus Anak Ranting Nahdlatul Ulama (PARNU) Hubbur Rosul, Desa Pakamban Laok, Pragaan, Sumenep, Kamis (10/08/2023) malam.
Agar keamanan dan kenyamanan yang diberikan Allah tetap dirasakan oleh masyarakat, lanjut Kiai Musleh, nilai spiritual dan akhlak orang Madura harus dipertahankan. Jika menurun, jangan salahkan suatu saat nanti akan ada musibah besar. Peradaban akan hancur bila akhlak manusia buruk.
"Madura dikenal kental dengan akhlaknya. Buktinya, kiai-kiai di daerah Pantura, Tapal Kuda dan lainnya, notabene keturunan Madura. Di luar sana beliau menjadi kiai besar, memiliki pengaruh besar, memiliki wibawa luar biasa dan santrinya ribuan. Ini menjadi bukti bahwa orang Madura selalu menebar akhlak yang baik dan kuat di bidang ilmu keagamaannya," terangnya.
3 Faktor Seseorang Selamat
Kiai Musleh Adnan menyebutkan, ada tiga faktor utama yang bisa menyelamatkan manusia di situasi yang carut marut, yaitu memperbanyak baca istighfar siang dan malam hari, memperbanyak baca shalawat nabi, dan memperbanyak sedekah, baik dalam keadaan tertutup maupun diumumkan kepada orang.
"Tidak ada yang lebih bermanfaat di zaman ini, kecuali melakukan 3 hal tersebut. Bila dilakukan, Allah akan memberikan keselamatan,” ucapnya menyitir isi kitab Al-Washaya karya Sayyid Muhammad Amin bin Idrus bin Abu Bakar bin Salim, santri Al-Habib Zain bin Ibrahim bin Smith Madinah.
Secara faktual, banyak majelis shalawat di Indonesia, salah satunya di Desa Pakamban Laok ini. Semakin banyak majelis yang bershalawat dengan menabuh rebana maka Allah akan sayang kepada hamba-Nya.
"Rebana sudah dikenal di masa nabi. Rasulullah menganjurkan kepada sahabat untuk menabuh rebana di saat acara pernikahan, bahkan ditabuh di dalam masjid," tuturnya.
Penceramah kondang asal Pamekasan ini mengapresiasi dakwah yang digerakkan PARNU. Dalam sudut pandangnya, pengurus tidak hanya membumikan shalawat, mereka juga mencintai NU sebagai warisan para wali dan ulama pendahulu.
"PAR adalah akarnya NU. Keaktifan pengurus hakikatnya ingin menyandarkan diri pada muassis dan masyayikh serta orang-orang yang dijamin masuk surga, yakni Nabi Muhammad SAW, yang kemudian diimplementasikan oleh Hubbur Rosul," katanya.
Cara yang dilakukan oleh pengurus itu, tak lain ingin menumbuhkan kecintaan pada Rasulullah. Dengan cara seperti ini, pengurus PAR, majelis shalawat, dan jamaah bisa terus bersandar kepada nabi. Artinya, wadah ini adalah penyemangat kepada orang lain agar cinta kepada nabi.
"Jika cinta pada Rasulullah dan NU, tampakkanlah kepada masyarakat. Ingat, majelis shalawat ini akan solid jika organ-organ yang ada di dalamnya memiliki rasa memiliki," pungkasnya.
Terpopuler
1
Innalillahi, KH M Syafi’ Misbah Pengasuh Pesantren Al Hidayah Tanggulangin Sidoarjo Wafat di Makkah
2
MI Aswaja Besole Tulungagung Juara Favorit Festival Balon Udara
3
Amalan-amalan Sunnah Hari Tasyrik, di Antaranya Makan dan Minum
4
Hukum Shalat Makmum di Depan Imam, Sahkah?
5
LAZISNU Nganjuk Tebar Manfaat Kurban pada 1.100 Penerima
6
Haji di Indonesia: Tantangan Antrean dan Biaya
Terkini
Lihat Semua