• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 30 April 2024

Madura

Mahasiswa Instika Sumenep Luncurkan Laboratorium Sampah UPT Abhinar

Mahasiswa Instika Sumenep Luncurkan Laboratorium Sampah UPT Abhinar
Rektor Instika Guluk-Guluk resmikan Laboratorium Sampah UPT Abhinar. (Foto: NIJ/Firdausi)
Rektor Instika Guluk-Guluk resmikan Laboratorium Sampah UPT Abhinar. (Foto: NIJ/Firdausi)

Sumenep, NU Online Jatim

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Integratif Posko 51 Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) Guluk-Guluk luncurkan Laboratorium Sampah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Aman, Bersih, Indah dan Ramah (Abhinar) di Dusun Masjid, Desa Marengan Laok, Sumenep, Rabu (20/09/2023).

 

Koordinator Desa (Kordes) Posko 51 Ach Syafi’i menjelaskan, berdirinya laboratorium sampah berangkat dari jenis KKN Integratif, yakni dengan mengusung tema ‘Membangun Kesadaran dan Peduli Lingkungan dalam Mengatasi Masalah Sampah di Desa Marengan Laok’.

 

Selama satu bulan, kata dia, seluruh program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) telah direalisasikan. Antara lain, kampanye sampah yang menghabiskan biaya Rp124.000, pelatihan pengelolaan sampah Rp154.000, pembuatan laboratorium sampah Rp1.397.000, dan talkshow lingkungan yang diisi oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Kiai M Faizi pengasuh pesantren Annuqayah daerah Al-Furqan Sabajarin.

 

“Proses pembuatan laboratorium sampah dimulai sejak tanggal 31 Agustus-20 September 2023. Kendati menghabiskan biaya yang sedikit, kami berhasil memberikan program yang spektakuler kepada warga. Apalagi program ini didamba-dambakan oleh pihak Pemerintah Desa (Pemdes),” ujarnya saat melaporkan program di depan Rektor Instika Guluk-Guluk.

 

Sekelumit kondisi Desa Marengan Laok

Sementara itu, Kepala Desa Marengan Laok Dasuki Wahyudi menceritakan, awal mula menjabat kepala desa, Desa Marengan Laok 1 dari 9 desa terkumuh di Kabupaten Sumenep. Akhir tahun 2014, ia mulai menata satu persatu beberapa persoalan, yakni membangun akses kesehatan, dan membangun sarana dan prasarana lingkungan agar warga hidup bersih dan sehat.

 

“Perumahan warga dikelilingi sungai dan saluran air yang tak terawat. Sedangkan kebiasaan warga adalah membuang sampah di parit. Berangkat dari persoalan ini, kami mengadakan pengadaan sarana dan prasarana dengan menggunakan Dana Desa (DD). Lumayan besar pembiayaannya,” ucapnya.

 

Menyikapi problem sampah rumah tangga, pihaknya mengadakan pelatihan daur ulang sampah yang diprakarsai oleh ibu-ibu Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Sedangkan kalangan pemuda dijadikan kader lingkungan. Pada tahun 2015, pihaknya juga memberikan terobosan program yakni program 1 rumah 1 bak sampah dengan harapan sampah rumah

tangga tidak dibuang ke saluran air.

 

“Saat Covid-19 melanda dunia, pengelolaan lumpuh dan banyak kader yang tak aktif lagi. Dari sinilah kami membentuk petugas sampah yang mengangkut sampah di setiap Rukun Tetangga (RT). Kecilnya bisyarah, kurangnya sosialisasi pada warga, dan minimnya pengetahuan pengelolaan sampah menjadi kendala kami saat itu,” curahnya.

 

Keinginan besar yang sejak dulu didamba-dambakan, hari ini terlaksana yang diinisiasi oleh santri Annuqayah. Kurangnya pengetahuan dan kesibukan baru terlaksana hari ini. Ia menegaskan, program unggulan KKN Integratif Posko 51 berbarengan dengan keinginan besar dari program desa, tokoh dan masyarakat.

 

Dasuki sapaannya mengucapkan terima kasih kepada santri yang menuangkan pengetahuannya kepada petugas sampah desa, dan berhasil membentuk struktur UPT ABHINAR. Kendati laboratorium sampah ini masih sederhana, dirinya meyakini bahwa wadah ini akan menjadi cikal bakal lahirnya kader lingkungan yang memiliki program yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Menurutnya, ini pilot project yang harus diseriusi agar problem sampah benar-benar diatasi.

 

“Terima kasih kepada Instika yang menjadikan desa kami sebagai desa binaan. Terima kasih kepada pengelola Laboratorium Sampah UPT Jatian Lubangsa yang bersedia memberikan ilmunya kepada kami,” ucapnya.

 

Setelah meneken Memorandum of Understanding (MoU) dengan Instika, ia mengajak kepada pengelola UPT Abhinar untuk menindak lanjuti. Tentunya bahu-membahu mengembangkan wadah ini untuk produksi paving dan kerajinan tangan yang berbahan dasar sampah plastik. Karena produk ini bisa dijual dan bisa dimanfaatkan.

 

“Jika dulu terkendala lokasi pengelolaan sampah, Alhamdulillah kali ini keinginan kami tercapai dengan diresmikannya laboratorium sampah oleh Rektor Instika Guluk-Guluk KH Ahmad Syamli Muqsith. Munculnya sampah liar di desa sebelah, pengelola UPT Abhinar ikut serta menekan momok sampah,” tandasnya.


Madura Terbaru