• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Madura

Harlah Ke-99 NU

NU Terus Berupaya Perkuat Teknokrasi Pemerintahan

NU Terus Berupaya Perkuat Teknokrasi Pemerintahan
Ketua PW ISNU Jawa Timur, HM Mas’ud Said, saat presentasi meranacang teknokrasi kemandirian NU. (Foto: NOJ/ Firdausi)
Ketua PW ISNU Jawa Timur, HM Mas’ud Said, saat presentasi meranacang teknokrasi kemandirian NU. (Foto: NOJ/ Firdausi)

Sumenep, NU Online Jatim

Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur, HM Mas’ud Said mengatakan, dari beberapa pidato KH Yahya Cholil Staquf Ketua Umum PBNU, menginginkan NU perlu diperkuat dengan teknokrasi pemerintahan.


Pernyataan tersebut disampaikan saat jadi pemateri di acara Simposium Peradaban Nahdlatul Ulama di Pendopo Keraton Kerajaan, Sumenep, Sabtu (05/03/2022). Kegiatan tersebut merupakan serangkaian peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-99 NU oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur.


Guru Besar Ilmu Pemerintahan tersebut menyampaikan, bahwa kejayaan Islam di Spanyol, diisi oleh orang-orang yang alim, baik di bidang agama maupun di bidang ilmu umum. Sementara kader NU di pemerintahan lumayan banyak, sebut saja Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Bupati Pasuruan Syaifullah Yusuf dan lainnya.


"Mereka semuanya adalah kader NU yang alim dan tahu tentang ilmu pemerintahan,” ujarnya mengawali materi dengan tema ‘Merancang Teknokrasi Kemandirian Ekonomi NU’.


Dijelaskan pula, kebudayaan dan peradaban selalu diisi dengan tradisi agung. Yakni, akhlak menghormati orang tua, leluhur, kesenian, dan kebudayaan. Namun di balik itu, peradaban juga diisi dengan politik kekuasaan pemerintah.


“Agama tanpa negara, tidak mungkin hidup. Negara tanpa agama, mungkin bisa berjalan, tetapi salah arah. Maka wajar, agama dan negara diisi oleh orang-orang nomor satu yang memiliki akhlak, kepribadian, ilmu, pengalaman, dan sebagainya,” tuturnya.


Sebagaimana dikatakan oleh Ketua Umum PBNU Gus Yahya, NU harus memenuhi kepentingan strategis. Oleh karenanya, para pengurus merupakan kader yang memiliki pengalaman di dalam parlemen. Tujuannya agar NU kuat. “Yang tidak setuju, tidak apa-apa. Namun kebudayaan harus dihiasi dengan kekuasaan pemerintah yang baik,” sergahnya.


Komisaris Utama Bank Jatim itu menerangkan, di kepengurusan kali ini NU diisi oleh gabungan antara orang alim di bidang agama, pemerintahan, politik, dan perguruan tinggi. Jika hanya alim di bidang pemerintahan dan tidak mengerti agama, maka hancur negaranya.


“Sebuah provinsi, kabupaten yang dipimpin oleh pemimpin yang tidak mengerti ilmu agama, hancur pemerintahannya. Karena ia tidak tahu sopan santun, pendidikan rakyat, dan tidak tahu fungsinya sebagai lentera, sehingga rakyatnya akan redup,” ungkap Prof Mas’ud, begitu ia akrab disapa.


Direktur Pascasarjana Universitas Islam Malang (Unisma) menambahkan, bahwa pemerintahan yang baik hendaknya juga diisi oleh orang-orang yang ahli di bidang keuangan. Kemudian, diisi pula oleh orang yang ahli di bidang pemerintahan, ekonomi, infrastruktur, dan aspek pendukung lainnya.


Menurut Prof Mas’ud, yang dibutuhkan peradaban adalah perubahan mindset seseorang dengan mengubah sikapnya. Seperti tamtsil yang disampaikan KHR As’ad Syamsul Arifin, bahwa NU adalah lentera yang di dalamnya terdapat minyak dan sumbu, serta sinarnya tetap ada walaupun diterpa angin. Dan, inilah nilai-nilai peradaban itu sendiri.
 


“Kalau kita ingin mengembangkan Indonesia yang kuat, harus diisi oleh orang-orang yang memiliki karakter, yaitu bersih, merakyat, sederhana, dan berpengalaman. Empat sifat inilah yang diimpikan oleh masyarakat di seluruh dunia,” pungkasnya.


Madura Terbaru