• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 30 April 2024

Madura

Peluncuran Hari Santri 2023, Rais NU Sumenep: Hormatilah Ulama

Peluncuran Hari Santri 2023, Rais NU Sumenep: Hormatilah Ulama
Rais PCNU Sumenep saat tausiyah. (Foto: NOJ/Firdausi)
Rais PCNU Sumenep saat tausiyah. (Foto: NOJ/Firdausi)

Sumenep, NU Online Jatim

Rais Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep KH Hafidzi Syarbini mengatakan, peringatan Hari Santri ditetapkan oleh pemerintah agar santri mengenal jati dirinya dan menghormati ulama pendahulu yang berjuang melawan penjajah serta yang hidup di masa kini.

 

“Seorang santri, pasti punya muallim yakni ulama. Tak ada ceritanya warga NU tak punya ulama, karena yang menghidupkan ulama adalah NU. Ini jelas bahwa Hari Santri adalah nikmat besar dari Allah. Tidak ada yang namanya peringatan hari murid,” ungkapnya pada jamaah di acara Istighotsah untuk Keselamatan Lingkungan dan Peluncuran Hari Santri 2023 di pantai utara Bantelan Batuputih, Sumenep, Senin (02/09/2023).

 

Menurutnya, di momen Hari Santri, santri harus mengenal orang alim (ulama). Artinya, santri tidak hanya menghormati dan memuliakan ulama yang mengajarinya ilmu pengetahuan dan akhlak. Tetapi santri juga menghormati ulama lainnya kendati ulama tersebut bukan seorang waliyullah. Jika tidak menghormatinya, patut dipertanyakan kesantriannya.

 

“Kita wajib mengenal ulama. Setelah mengenalnya, kita ikuti perintah ulama. Ingat, jangan sombong ada di NU, karena ulama tidak pernah sombong. Kita ada di NU bukan untuk memperbaiki orang lain, tapi ingin memperbaiki diri,” sergahnya.

 

Ia mengajak pada jamaah untuk merefleksikan diri pada kisah perjuangan nabi saat berdakwah di Makkah. Di mana sebagian paman nabi tidak beriman kepada Allah. Berangkat dari itulah, Kiai Hafidzi menegaskan bahwa yang membukakan hati seseorang atas kehendak Allah. Sama halnya saat berhadapan dengan orang yang hatinya tertutup, pasrahkanlah atau doakanlah kepada Allah agar diberikan kesadaran.

 

“Jangan marah, benci dan memusuhi kader yang jarang hadir ke acara ke-NU-an. Jadikanlah sebuah pelajaran. Jika mereka tak bisa hadir, haruskah yang lainnya tidak hadir ke acara? Jangan ikuti mereka, jika demikian maka tidak ada yang hadir,” pintanya.

 

Dalam tinta sejarah, kata alumni Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah ini, di antara rahmat Allah yang diberikan kepada NU adalah ulama NU tidak ada keinginan untuk merebut kekuasaan negara. Baginya, warga NU adalah ummatan wasathan.

 

“Kita berada dalam wadah ini untuk mengenal ulama, bahkan mengenal umat secara luas, bukan dalam sudut pandang yang sempit. Satu-satunya umat yang cocok di dunia adalah warga NU yang wasathaniyah. Buktinya, kita berkumpul di sini untuk memperbaiki diri, tak ada maksud lain guna mengharap rahmat Allah, syafaat nabi dan ngalap barakah,” tandasnya.

 

Diketahui, sebagai petanda bahwa launching hari santri dimulai, Rais Syuriyah dan Ketua Tanfidziyah memberikan bibit secara simbolis kepada seluruh pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) se-Sumenep setelah melakukan istighotsah untuk kesalamatan lingkungan.


Madura Terbaru