• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Madura

Saat Banser di Sumenep Jadi Montir Dadakan

Saat Banser di Sumenep Jadi Montir Dadakan
Anggota Banser memperbaiki ban mobil kiai di satu acara di Ganding, Sumenep. (Foto: NOJ/Firdausi)
Anggota Banser memperbaiki ban mobil kiai di satu acara di Ganding, Sumenep. (Foto: NOJ/Firdausi)

Sumenep, NU Online Jatim

Jadi anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) harus serbabisa. Tidak hanya kemampuan menjaga ulama dan NU, tapi juga dalam hal lain. Kemahiran memperbaiki kendaraan bermotor juga harus dimiliki. Siapa tahu dalam kondisi tertentu ada kendaraan kiai NU atau warga yang rusak mendadak dan perlu dibantu memperbaiki.


Nah, contoh Banser yang serbabisa itu ditunjukkan anggota Banser dari Satuan Koordinasi Rayon Ganding saat mengawal acara silaturrahim keluarga besar dan haul agung Muhammad Rowi di Pondok Pesantren Raudlatul Iman Gadu Barat, Kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep, Rabu (16/03/2022).


Sejumlah ulama dan kiai setempat hadir pada acara tersebut. Tak disangka, ban mobil salah satu kiai setempat yang juga pengurus Pencak Silat NU Pagar Nusa Sumenep, KH Syaiful Hidayat, bocor di lokasi haul. Dengan sigap, anggota Banser yang berjaga mendorong mobil tersebut ke lokasi parkir. Di sana, anggota Banser kemudian menjadi montir dadakan dan memperbaiki ban mobil tersebut.​​​​​​​


Moh Ghalib Bafadhal, personel Satkoryon Banser Ganding mengutarakan, sebenarnya lima personel Banser yang mengganti ban mobil Kiai Syaiful tidak pernah mengenyam ilmu di bidang otomotif dan perbengkelan.


"Kami bisa membantu kiai karena dicukupi dengan pengalaman saat menangani mobil dan motor kiai yang kempos bannya. Alhamdulillah, kurang lebih 20 menit, kami bisa mengganti bannya di terik matahari yang menyengat," ujarnya saat dikonfirmasi NU Online Jatim, Kamis (17/03/2022).


Mereka nekad karena yang dilakukan oleh lima personel Banser itu bagian dari pengabdian pada NU dan kiai. “"Kami tak mengharap apa-apa. Yang kami lakukan lillahi ta'ala dan ngalap berkah kiai. Kami bersama personil lainnya hanya diamanahi oleh panitia untuk mengawal acara haul dari awal hingga akhir," terangnya.


Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Pengurus Komisariat (PK) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Raudlatul Iman (Stidar) Ganding itu menjelaskan, di acara tersebut personel Banser dan Pramuka bahu-membahu mengawal jalannya acara.


"Ada 4 pos dalam pengamanan acara itu. Pertama, tim berjaga di pintu masuk lokasi haul, tepatnya di depan balai desa. Kedua, pertigaan toko kancakona Ganding. Ketiga, pintu keluar tepatnya di sebelah barat astah Kiai Rowi. Keempat, area haul beserta parkir," ungkap Ghalib.


Madura Terbaru