Halal Bihalal Assas se-Malang Raya, Nyai Lathifah Dukung Sinergi Alumni Pesantren
Senin, 14 April 2025 | 08:00 WIB

Suasana Halal Bihalal Keluarga Besar Alumni Santri Sarang (Assas) se-Malang Raya di Pendopo Agung Kabupaten Malang, Sabtu (13/04/2025) malam. (Foto: NOJ/Doc Prokopim Pemkab Malang)
Moch Miftachur Rizki
Kontributor
Malang, NU Online Jatim
Keluarga Besar Alumni Santri Sarang (Assas) se-Malang Raya menggelar acara Halal Bihalal di Pendopo Agung Kabupaten Malang, Sabtu (13/04/2025) malam. Dalam kegiatan tersebut hadir KH Abdul Ghofur Maimoen (Gus Ghofur) dan KH Muhammad Ahdal (Gus Mamak) untuk menyampaikan mauidhah hasanah.
Wakil Bupati Malang, Nyai Hj. Lathifah Shohib turut hadir dan menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi kepada para alumni santri Sarang yang telah menjaga silaturahmi melalui momen Halal Bihalal ini.
"Alhamdulillah malam ini saya bisa bersilaturahmi bersama Gus Ghofur, Gus Mamak, dan panjenengan semua. Semoga ibadah puasa dan amalan sunah kita selama Ramadhan diterima Allah SWT," katanya.
Nyai Latifah juga menyambut kedatangan kedua ulama tersebut dengan hangat, sembari mengenang kedekatan antara almarhum KH Maimun Zubair dengan para ulama besar lainnya, seperti KH Bisri Syansuri dari Denanyar.
"Kami tahu Pondok Sarang adalah tempat mencetak para ulama. KH Maimun Zubair dikenal istiqamah dalam menjaga hubungan dengan para sesepuh pesantren lain, termasuk dengan Kiai Bisri. Itu menunjukkan kuatnya ikatan emosional di antara para ulama," tambahnya.
Ia juga menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Malang membuka ruang seluas-luasnya bagi para alumni pesantren untuk bersinergi membangun daerah, khususnya dalam bidang keagamaan dan pemberdayaan masyarakat. "Mari kita saling bersinergi untuk membangun Kabupaten Malang ini," ujarnya.
Dalam tausiyahnya, KH Muhammad Ahdal atau yang akrab disapa Gus Mamak, mengingatkan pentingnya menjaga semangat ibadah yang telah dilatih selama Ramadhan.
"Bulan Ramadhan adalah momentum. Kalau seseorang tidak serius di bulan suci ini, maka bisa dipastikan setelahnya akan semakin malas. Shalat tarawih 23 rakaat itu hanya ada di Ramadhan. Jadi suasananya memang sangat mendukung untuk beribadah," ujarnya.
Sementara itu, KH Abdul Ghofur Maimoen atau Gus Ghofur menyampaikan bahwa Ramadhan adalah waktu ideal untuk membentuk kebiasaan baru yang positif.
"Kalau ingin berubah, 30 hari sudah cukup. Tapi kalau sampai 40 hari, itu akan lebih sempurna. Ramadhan itu waktu terbaik untuk mulai. Kalau diniati membaca Al-Qur’an tiap hari, maka saat 1 Syawal tiba, Insyaallah sudah jadi kebiasaan yang melekat," tuturnya.
Sebagai informasi kegiatan ini ditutup dengan doa bersama dan ramah tamah antar alumni, yang mempererat ikatan batin para santri Sarang di wilayah Malang Raya.
Terpopuler
1
PCNU Nganjuk Apresiasi 7 Kader Lolos Beasiswa Keagamaan PWNU Jatim
2
Resmi Dilantik, Fatayat NU Magetan Miliki Program Unggulan Mahabah
3
Tidak Menghadiri Undangan Pernikahan Sebab Tak Punya Uang, Bolehkah?
4
Paradoks Palestina: Dukungan Muslim yang Pincang
5
Peduli Lingkungan, MWCNU dan Banser di Bangkalan Bersih-bersih Pelabuhan
6
Kedung Cinet, Merasakan Eksotisme Miniatur Grand Canyon di Jombang
Terkini
Lihat Semua