• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Malang Raya

Perhatikan Makanan Lebaran, dr Syifa Ingatkan Jangan Rakus

Perhatikan Makanan Lebaran, dr Syifa Ingatkan Jangan Rakus
Ilustrasi hidangan lebaran Idul Fitri di salah satu tempat. (Foto: NOJ/Istimewa)
Ilustrasi hidangan lebaran Idul Fitri di salah satu tempat. (Foto: NOJ/Istimewa)

Malang, NU Online Jatim
Hari Raya Idul Fitri 1443 H tidak lepas dari berbagai macam hidangan baik makanan ringan hingga menu makanan berat. Tidak ayal jika pencernaan tidak kuat bisa menimbulkan keluhan lambung karena tidak terbiasa dengan pola makan.


Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan bagi kaum nahdliyyin selama menjalani lebaran, supaya aman dan sehat serta tetap menghargai pemilik rumah yang menghidangkan berbagai macam makanan.


Ketua Satgas Covid-19 NU Malang Raya yang juga Pengurus Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU), dr Syifa Mustika menjelaskan bahwa penyakit yang lumrah dihadapi saat lebaran adalah soal pencernaan. Karena setelah satu bulan ini pencernaan sebetulnya beristirahat, sehingga saat lebaran sebisa mungkin tetap menjaga.


"Asal nyicip saja gitu. Jangan campur-campur, kadang habis makan sirup, makan kue, makan apa dicampur-campur. Jangan kemaruk (rakus) intinya seperti itu," kata dr Syifa beberapa waktu yang lalu.


Dokter spesialis penyakit dalam ini mewanti-wanti untuk jangan menyia-nyiakan waktu lebaran. Tidak boleh asal-asalan karena yang paling sering bisa membuat diare, sakit perut.


Dari situ, dr Syifa membolehkan untuk bersenang-senang di hari raya dan makan bermacam-macam. Tetapi tidak boleh sembarangan dan ada batasnya.


"Walaupun lebaran ada opor, gule, ketupat, tapi jangan banyak-banyak," ungkapnya.


Lebih lanjut, dokter lulusan Universitas Brawijaya ini juga mempersilakan bagi yang ingin berpuasa tanggal 2 Syawal atau seterusnya. Selain untuk mengerem pola makan juga meneruskan kebaikan seperti di bulan suci Ramadhan.


"Kalau mau puasa Syawal boleh juga malah bagus. Melanjutkan inasah sebulan sudah dilakukan. Tidak ada masalah puasa Syawal," tutup dokter yang juga praktik di Rumah Sakit Lavalette, Kota Malang.


Malang Raya Terbaru