• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 3 Mei 2024

Matraman

120 Penghafal Al-Qur’an Semaan Semarakkan 1 Muharram di Trenggalek

120 Penghafal Al-Qur’an Semaan Semarakkan 1 Muharram di Trenggalek
Semaan Al-Quran bil Ghoib oleh 120 hafidz semarakkan 1 Muharram di Trenggalek. (Foto: NOJ/ Madchan Jazuli)
Semaan Al-Quran bil Ghoib oleh 120 hafidz semarakkan 1 Muharram di Trenggalek. (Foto: NOJ/ Madchan Jazuli)

Trenggalek, NU Online Jatim

Banyak cara dalam memaknai dan menyemarakkan Tahun Baru Islam 1445 Hijriyah di berbagai daerah. Salah satunya yang dilakukan Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Desa Senden, Kampak, Trenggalek dengan menggelar semaan Al-Qur'an bil Ghoib oleh 120 huffadz atau penghafal Al-Qur’an.

 

Ketua Pengurus Cabang (PC) Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) Trenggalek yang juga berdomisili di Desa Senden, Imam Mujtahid mengungkapkan, semaan Al-Qur'an bil ghoib dilaksanakan PRNU Senden bekerja sama dengan masyarakat desa. Agenda itu merupakan rutinan yang dilakukan selama beberapa tahun terakhir setiap 1 Muharram.

 

"Sudah 5 tahun dilaksanakan di masjid dan mushala se-Desa Senden, jumlahnya kurang lebih 30 masjid dan mushala. Setiap masjid atau mushala rata-rata 4 sampai 6 huffadz. Bila dijumlah keseluruhan ada 120 huffadz," kata Imam Mujtahid, Rabu (19/07/2023).

 

Dirinya menuturkan, acara rutinan ini juga bekerja sama dengan seorang tokoh asal Desa Melis Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek, KH Zuhdi Ngelo. Kiai Zuhdi sendiri dikenal memiliki banyak anggota huffadz yang tersebar di sejumlah daerah.

 

Ia menyebutkan, kegiatan tersebut dimulai sejak pukul 05.30 WIB hingga pukul 15.00 WIB dengan pengeras suara, seperti speaker dan sound system. Menurutnya, penggunaan pengeras suara tersebut sebagai bentuk syiar keislaman.

 

“Alhamdulillah, masyarakat sekitar masjid atau mushala hampir 80 persen ikut menyimak bacaan Al-Qur'an, meski tidak kontinyu full menyimak,” ungkapnya.

 

Mujtahid mengungkapkan, masyarakat Desa Senden saat tanggal 1 Suro biasanya lebih memilih untuk berdiam diri rumah atau tidak kerja berat. Sehingga kesempatan ini digunakan untuk kegiatan semaan Al-Qur'an.

 

“Tradisi di masyarakat Desa Senden sejak dahulu memang senang mengharap berkah dari Al-Qur'an. Hal itu terlihat dari banyaknya masyarakat Desa Senden khususnya Nahdliyin yang meletakkan air mineral saat para huffadz saat mengaji,” terangnya.

 

"Ini merupakan tradisi mencari berkah dengan wasilah bacaan Al-Qur'an. Setelah khatam pukul 15.00 WIB kemudian ada lodhonan atau ambengan (kenduri, ayam dimasak utuh) di masing-masing masjid dan mushala," imbuhnya.

 

Mujtahid menambahkan, sejak pagi sampai khatam tidak sepi dari berbagai makanan-makanan untuk huffadz dan masyarakat yang menyimak. Ia juga mengaku, sebelum dimulai pembacaan Al-Qur'an, masyarakat berbondong-bondong mengirim nama leluhur untuk dibacakan hadiah Surat Al-Fatihah.

 

"Satu masjid atau mushala tidak kurang ada 100 nama-nama (arwah) dibacakan yang dikirim oleh masyarakat sekitar," tandasnya.


Matraman Terbaru