Trenggalek, NU Online Jatim
Gempa berkekuatan 6,1 SR yang mengguncang Kabupaten Trenggalek April lalu masih banyak menyisakan bangunan rusak. Salah satunya di Desa Ngadisuko Kecamatanan Duren Kabupaten Trenggalek sebagai daerah terdampak.
Di desa tersebut, atap rumah seorang warga roboh dan baru mendapat bantuan bedah rumah dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek. Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Ngadisuko turut membantu proses pembangunan rumah ini.
Ketua Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Ngadisuko, Imam Fauzi mengatakan, kegiatan 'roan' atau kerja bakti tersebut atas permintaan Pemerintah Desa (Pemdes) setempat. Karena memang dana tidak cukup bila harus menggunakan jasa kuli tambahan.
"Kita sama Pemdes diminta bantuannya untuk berpartisipasi. Sudah dua kali kita ikut dalam bedah rumah di Desa Ngadisuko," kata Imam Fauzi melalui sambungan telepon, Ahad (23/05/2021).
Menurut sepengetahuannya, dana yang diperoleh dari Pemkab Trenggalek tidak banyak, dengan bantuan berupa uang tunai dan ada pula non tunai, seperti material bangunan. Sementara stigma di masyarakat kalau pembangunan dikerjakan oleh Pemdes, berarti pekerja dibayar.
Sementara dirinya sadar, tidak memungkinkan jika harus menambah kuli untuk memindah bahan material ke lokasi terdekat. Sehingga, Banser ikut serta membantu memindahkan material tersebut.
"Ketika material datang kita harus memindahkan ke lokasi terdekat. Itu kan pasti butuh tenaga banyak, akhirnya kita dari sahabat-sahabat Banser ambil bagian," beber Fauzi, sapaan akrabnya.
Lebih lanjut, pihaknya menegaskan tetap akan mengikuti apa yang diminta oleh pihak Pemdes. Jika dibutuhkan, ia mengaku siap setiap saat. Karena rencananya akan digilir dengan komunitas pemuda setempat yang lainnya.
"Kita menunggu jadwal di lain hari, giliran dengan pemuda lainnya yang juga ingin membantu," ungkap pria yang sebelumnya sebagai Ketua Pengurus Ranting (PR) Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Ngadisuko tersebut.
Pihaknya menyebutkan, bahwa anggota Banser yang berpartisipasi berjumlah belasan orang. Menurutnya hal ini belum seluruh anggota bergabung, karena banyak anggota yang kerja.
"Alhamdulillah, kemarin sekitar 12 anggota. Ini belum maksimal karena waktunya kurang pas, ada yang masih kerja dan berlebaran," pungkasnya.
Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek, gempa dengan kekuatan 6,1 SR tersebut merusak 63 unit bangunan, bahkan beberapa diantaranya roboh. Dari 11 kecamatan terdampak, kerusakan terbesar ada di Kecamatan Durenan dengan kerusakan sejumlah 40 unit. Baik itu fasilitas umum ataupun rumah warga.
Editor: A Habiburrahman