• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Matraman

Di Unwaha Jombang, Wapres Harap Kampus Jawab Masalah Bangsa

Di Unwaha Jombang, Wapres Harap Kampus Jawab Masalah Bangsa
Wapres, KH Ma’ruf Amin saat di Universitas KH A Wahab Hasbullah (Unwaha), Tambakberas, Jombang. (Foto: NOJ/Setwapres)
Wapres, KH Ma’ruf Amin saat di Universitas KH A Wahab Hasbullah (Unwaha), Tambakberas, Jombang. (Foto: NOJ/Setwapres)

Jombang, NU Online Jatim
Banyak harapan disematkan kepada keberadaan kampus, apalagi yang berada di bawah pengelolaan pesantren. Hal tersebut seiring dengan kondisi bangsa yang majemuk dan tantangan global yang tidak ringan. Kampus diharapkan memberikan solusi atas beragam permasalahan bangsa ini.


Harapan juga disampaikan Wakil Presiden RI, KH Ma’ruf Amin saat meresmikan keberadaan gedung baru di Universitas KH A Wahab Hasbullah (Unwaha), Tambakberas, Jombang. Menurutnya, kampus ini diharapkan dapat menjadi pusat pendidikan Islam yang moderat dan toleran. Ujungnya, mampu melahirkan cendekiawan Muslim yang unggul dalam merekatkan persatuan bangsa.


"Unwaha [harus] turut serta menjadikan Indonesia sebagai episentrum pendidikan Islam yang moderat dan toleran, dengan mencetak insan teladan bagi generasi muslim global, yakni generasi muda yang tidak hanya cakap secara akademis tetapi juga mampu menebarkan toleransi dan berperan aktif dalam kehidupan sosial," tegas KH Ma'ruf Amin, Sabtu (04/06/2022).


Dalam pandangan Wapres, kemajemukan bangsa Indonesia dewasa ini juga makin diuji. Hal tersebut dengan munculnya segelintir kelompok dengan menyebarkan paham yang dapat merusak kenyamanan hidup berbangsa di Indonesia yang berlandaskan Pancasila. 


"Sebagai tempat berkumpulnya intelektual-intelektual Islam, Unwaha harus mampu mengambil peranan yang lebih besar dalam mengedukasi masyarakat,” ungkapnya.


Karena dikemukakan, bahwa umat yang awam ilmu agama akan mudah terpengaruh pada ajakan yang mengarah pada rusaknya ikatan sebagai bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI.


Di hadapan sejumlah kiai dan tokoh masyarakat, Kiai Ma'ruf juga mengungkapkan, masih ada pihak yang mencoba mempertentangkan antara Islam kaffah (menyeluruh) dengan kebangsaan. Menurutnya, ada pihak yang lebih menekankan penerapan ajaran Islam secara kaffah sehingga menolak kebangsaan, dan sebaliknya ada juga pihak yang lebih menekankan kebangsaan sehingga menolak ajaran Islam.  


“Saya kira sesuai dengan ajaran para ulama, termasuk KH Abdul Wahab Chasbullah, bahwasanya Muslim kaffah tidak harus kehilangan kebangsaan. Dan orang yang berpegang pada kebangsaan tidak berarti tidak boleh menjadi Muslim kaffah,” urainya.


Dengan tantangan yang demikian berat tersebut, Unwaha diminta terus mencetak generasi Muslim yang tidak hanya mampu menerapkan ajaran Islam secara kaffah tetapi juga menghargai kesepakatan kebangsaan atau mitsaq.


“Yang saya harapkan adalah kita melahirkan Muslim kaffah ma’al mitsaq, artinya dia Islamnya kaffah tapi juga memiliki mitsaq [yakni] menjaga kesepakatan-kesepakatan nasional atau yang disebut al-mitsaqul wathani, yaitu kesepakatan nasional tentang pendirian republik ini dengan didasari Pancasila dan juga UUD 1945,” terangnya.


Di ujung sambutan, Wapres berpesan agar Unwaha terus berperan aktif dalam mencerdaskan manusia Indonesia seutuhnya, dengan menanamkan karakter islami.


Tugas mulai yang juga diemban kampus ini memberikan pengetahuan kepada mahasiswanya mengenai pengetahuan teknologi. Karena dalam pandangan Wapres, hal itu sebagai media menuju kemaslahatan dan kemajuan bangsa. 


"Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi mutlak diperlukan, tetapi jangan sampai tidak diimbangi dengan penguasaan iman dan takwa. Keduanya harus senantiasa berjalan selaras dan saling melengkapi," pungkasnya.


Matraman Terbaru