• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Matraman

Ketua Fatayat NU Jombang: Kader Harus Adaptif dengan Perubahan Zaman

Ketua Fatayat NU Jombang: Kader Harus Adaptif dengan Perubahan Zaman
PC Fatayat NU Jombang, Lailatun Ni’mah. (Foto: NU Online)
PC Fatayat NU Jombang, Lailatun Ni’mah. (Foto: NU Online)

Jombang, NU Online Jatim
Hari ini, Fatayat Nahdlatul Ulama telah berusia 72 tahun. Organisasi yang menghimpun kader perempuan muda tersebut menghadapi tantangan zaman yang tidak ringan. Karenanya, yang dibutuhkan adalah senantiasa merespons dinamika yang ada dengan solusi terbaik.


"Bagi saya, yang mendesak dilakukan oleh kader dan aktivis Fatayat NU di usianya yang telah memasuki 72 tahun adalah selalu merespons perkembangan zaman," kata Ketua Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Jombang, Lailatun Ni’mah, Ahad (24/04/2022).


Bentuk adaptif dengan tantangan saat ini dapat diwujudkan lewat terus mengikuti kegandrungan yang ada. Jangan sampai perempuan muda NU justru ketinggalan zaman, apalagi sampai salah mengantisipasi keadaan.


"Karena eranya sekarang adalah digital, maka kiprah Fatayat NU juga hendaknya menyentuh sektor tersebut," kata Ning Eli.


Pengasuh di Ribath Latifiyah II Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas Jombang ini kemudian menjelaskan sejumlah terobosan yang harus dilakukan.


"Semisal, kita mengemas kegiatan organisasi dan kiprah di masyarakat dengan memperhatikan kecenderungan yang ada," ungkapnya. Pada saat yang sama, juga tetap menjadikan platform digital sebagai sarana untuk menunjang kiprah tersebut, lanjutnya.


Alumnus Fakultas Hukum Universitas Islam Malang ini mengajak seluruh pegiat Fatayat NU untuk melek teknologi. Yakni dengan menjadikan hal tersebut sebagai wasilah sekaligus penunjang khidmah.


Dalam pandangannya, justru era digital yang saat ini telah menggejala harusnya dijawab dengan keahlian yang sepadan. Dengan demikian, keterampilan pengurus dan kader dalam penguasaan piranti teknologi adalah kebutuhan yang tidak dapat dielakkan.


"Kita belajar dari dakwah para ulama, kiai, ibu nyai, dan tokoh zaman dulu yang demikian efektif. Baik dengan memanfaatkan wayang, tradisi, dan kondisi sosial masyarakat sebagai ladang dakwah," terang cucu pahlawan nasional, KH Abdul Wahab Chasbullah ini.


Kendati demikian, Ning Eli tetap mengingatkan bahwa dakwah zaman old yang menyapa langsung umat juga jangan sampai ditinggalkan. "Oleh sebab itu, penguasaan medan dakwah harus juga memperhatikan kondisi yang ada," tegasnya.


Di akhir keterangan, dirinya tetap mengingatkan perempuan aktivis NU utamanya kalangan muda untuk tetap menjaga kodrat sebagai perempuan. Mereka yang telah berkeluarga harus memastikan tugas domestik telah beres saat akan melakukan kegiatan di ranah publik.


​​​​​​​"Jangan semata mengejar kesuksesan di luar, ternyata masalah keluarga terbengkalai. Justru di sinilah kelebihan perempuan NU yang tetap menjaga keharmonisan keluarga dan khidmah di luar," pungkasnya.


Matraman Terbaru