• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Matraman

Gus Alwi Tulungagung Ajak Santri Melek Demokrasi

Gus Alwi Tulungagung Ajak Santri Melek Demokrasi
Agus M Alwi Hasan, salah satu Pengasuh Pondok Pesantren Hidayah Al Falah Trenceng, Tulungagung. (Foto: NOJ/ Madchan Jazuli)
Agus M Alwi Hasan, salah satu Pengasuh Pondok Pesantren Hidayah Al Falah Trenceng, Tulungagung. (Foto: NOJ/ Madchan Jazuli)

Tulungagung, NU Online Jatim

Salah satu Pengasuh Pondok Pesantren Hidayah Al Falah Trenceng, Tulungagung, Agus M Alwi Hasan mengajak santri untuk melek demokrasi. Hal itu disampaikan pada diskusi umum bertajuk 'Santri Bicara Demokrasi' di Pondok Pesantren Hidayah Al-Fallah Trenceng.

 

Gus Alwi mengungkapkan, santri dan kiai di pesantren terbiasa melakukan silaturahim dari hati ke hati. Hal itu tidak lain sebagai upaya membingkai demokrasi untuk bersama-sama memikirkan kesejahteraan dan keselamatan bangsa.

 

"Karena ta'lim-ta'allum atau belajar-mengajar tidak akan terwujud kalau negara ini belum aman. Intinya ketenteraman dan kedamaian. Kami tidak mau ada pertikaian di negara kita, ini semua saudara," ungkap Gus Alwi Hasan, Sabtu (23/12/2023).

 

Dirinya mengaku agenda diskusi santri demokrasi ini sebagai bentuk ikhtiar dari kalangan pesantren dalam memilih pemimpin. Sebab, dari tangan pemimpin akan menentukan kesejahteraan dan kemajuan suatu negara.

 

Gus Alwi berharap, supaya santri-santri lebih melek terhadap demokrasi. Di samping itu, ia juga mewanti-wanti agar santri cermat lebih dalam memilih pemimpin di momentum Pemilu 2024 yang tinggal menghitung hari.

 

“Tidak hanya sekadar taklid buta. Bukan sekadar ikut-ikutan. Namun seyogyanya melalui upaya pendekatan yang ilmiah. Harus mengetahui kriteria calon yang akan dipilih melalui rekam jejak pemimpin tersebut," jelasnya.

 

Menurutnya, santri berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda. Santri tak lain merupakan miniatur kebhinnekaan. “Oleh karenanya ia harus tertanam dalam dirinya demokrasi yang santun dan tidak arogan,” terangnya.

 

Dirinya pun menerangkan bahwa diskusi umum yang digelar dihadiri sejumlah santri dari berbagai daerah. Di antaranya, dari Tulungagung, Trenggalek, Blitar, Kediri, dan lainnya.

 

“Kehadiran mereka ini menjadi bukti bahwa santri harus melek demokrasi. Agar pada saat pelaksanaan pemilu benar-benar memilih sesuai hati nurani melalui nalar barpikir masing-masing,” pungkasnya.


Matraman Terbaru