• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 19 Mei 2024

Matraman

Habib Jamal bin Thoha Baagil Ungkap Tanda-tanda Wali Allah

Habib Jamal bin Thoha Baagil Ungkap Tanda-tanda Wali Allah
Habib Jamal bin Thoha Baagil saat di Kota Malang. (Foto: NOJ/Istimewa)
Habib Jamal bin Thoha Baagil saat di Kota Malang. (Foto: NOJ/Istimewa)

Malang, NU Online Jatim 

Pengasuh Pondok Pesantren Anwarut Taufiq, Kota Batu, Habib Jamal bin Thoha Baagil mengungkapkan salah satu tanda waliyullah atau kekasih Allah SWT bisa dilihat dari wajah.

 

Dalam Al-Qur'an Surah Yunus Ayat 62 yang berarti 'Ingatlah wali-wali Allah itu, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati'. Dari situ Habib Jamal melihat beberapa tafsir yang mengulas banyak kandungan di dalam ayat tersebut.

 

"Hampir tafsir-tafsir yang saya lihat mencantumkan bahwa tanda para waliyullah itu kalau dilihat langsung mengingatkan kita kepada Allah SWT," terang Habib Jamal bin Thoha Baagil dalam Haul Muassis dan Masyayikh Pondok Pesantren Miftahul Huda Gading Kota Malang, Ahad (05/05/2024).

 

Akan tetapi, beliau menggaris bawahi kecuali wali Allah yang mastur. Dilihat dari wajah belum bisa mengingatkan kepada Allah atau bahkan dengan pandangan fisik berbeda.

 

"Kita tetap prasangka baik, namun kalau sepakat ulama para Aulia itu dilihat langsung mengingatkan kepada Allah, itu kekasih Allah," bebernya.

 

Anggota A'wan Syuriah PCNU Kota Batu ini memberikan contoh sebagaimana Sayyidina Ali Ridho Ibn Musa Al kadzim Ibn Musa sebagai wali Allah. Diriwayatkan beliau dari Madinah menuju Qurosan yang sekarang Usbekistan dengan naik bagol atau peranakan kuda dan keledai.

 

Wajah Syaikh Ali Ridho ditutupi dengan penutup kecuali mata. Sesampainya di Qurosan disambut dengan ribuan umat Islam hanya ingin mengetahui siapa Syaikh Ali Ridho bin Musa Al Kadzim bin Imam Jafar Shodiq Bin Muhammad Albagir.

 

"Akhirnya beliau sampai di sana disambut para ulama dan ribuan umat Islam. Mereka meminta agar beliau membuka tabir diri atau penutup di wajahnya untuk memandangnya," jelasnya.

 

Mendapati permintaan tersebut, beliau menolak dengan alasan wajah penuh maksiat dan tidak pantas dilihat orang-orang. Namun ada ulama yang mendesak untuk membuka, akhirnya beliau menuruti.

 

Di hadapan ribuan manusia, setelah dibuka dalam riwayat disebutkan orang-orang berteriak histeris semua karena ingat kepada Allah, bahkan ada yang pingsan mengingat melihat wajah Syekh Ali Ridho.

 

"Karena wajahnya bercahaya dan membuat orang ingat kepada Allah. Para ulama mengambil kesempatan wahai Imam Ali Ridho berikan kepadaku hadist yang kau dengar dari bapakmu, bapakmu dari bapaknya sampai ke Rasulullah," ujar Habib Jamal.

 

Akhirnya karena diminta oleh para ulama, beliau memberikan sanad hadits ini dikasih oleh ayahnya, Musa Al-Kadzim dan beliau dari ayahnya Sayyidina Ja'far Shodiq dan dari ayahnya Muhammad Albagir.

 

Dari ayahnya Ali Zainal Abidin, dari ayah paman Hasan dan Husein dan keduanya dari ibunya Sayyidah Fatimatuzzahra dan dari ayahnya Ali bin Abi Tholib. Keduanya langsung dari Rasulullah SAW dan dari Jibril dari Mikail dan dari rabbul Izzah.

 

"Allah berfirman La Ilahailallah Hizni. La Ilahailallah itu bentengku. Barang siapa yang mengatakan La Ilahaillallah dengan keyakinan dalam hatinya masuk ke dalam bentengku. Barangsiapa yang masuk bentengku, maka dia aman dari siksaku," ulasnya.

 

Habib Jamal menambahkan bahwa dari ahli hadits, ini adalah satu-satunya hadis dengan sebutan silsilah dzahabi atau rantai emas. Karena tidak ada hadist seperti ini diibaratkan seperti rantai emas.


Matraman Terbaru