• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Matraman

Ingin Dilayani Dunia? Kiai Ashfiya' Jelaskan Begini Caranya

Ingin Dilayani Dunia? Kiai Ashfiya' Jelaskan Begini Caranya
KH M Ashifya' Hamida Mujahid saat memberkan ceramah. (Foto: NOJ/Haafidh Nur Siddiq Yusuf)
KH M Ashifya' Hamida Mujahid saat memberkan ceramah. (Foto: NOJ/Haafidh Nur Siddiq Yusuf)

Nganjuk, NU Online Jatim
Wakil Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Nganjuk, KH M Ashfiya' Hamida Mujahid menyampaikan jika Allah SWT telah memerintahkan dunia untuk melayani orang-orang yang melayani Allah SWT melalui agama Islam. Sebaliknya, dunia diutus Allah SWT untuk memperbudak orang yang hanya mengurusi dunia tanpa memikirkan urusan agama Islam.



“Wahai dunia, layanilah orang yang melayaniku, dan perbudaklah orang yang melayanimu,” tutur Kiai Ashfiya saat memberikan ceramah pada pelantikan pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Lengkong, Ahad (31/08/2022).



Kiai Ashifya’ menjelaskan, dua pilihan tersebut kelihatannya mudah diucapkan akan tetapi sering kali umat Islam kesulitan beristiqamah dengan dua pilihan tersebut. Jika orang tersebut betul-betul berkhidmat kepada Allah SWT maka dunia ini atau alam ini pasti akan melayani orang tersebut.


“Kalau ia seorang petani, sawah ladang maka hasil buminya akan subur dan melimpah dan mudah rezekinya. Begitu pula pedagang, akan mudah mendapatkan keuntungan dalam usahanya, maju, dan mudah mendapatkan rezeki yang halal,” terang pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum Kampungbaru tersebut.


Menurut Kiai Ashfiya' erkhidmat dalam organisasi Nahdlatul Ulama (NU) bukanlah ladang untuk berdagang dan mencari harta, akan tetapi merupakan ladang untuk beribadah dan berkhidmat kepada Allah SWT. Oleh karena itu jika ikhlas dalam berkhdimat didalamnya, pasti akan menemukan rizki dari pintu manapun karena NU mengandung nilai keberkahan.


“Alhamdulillah kita diberi organisasi yang Insya allah akan menyelamatkan kita dunia akhirat yaitu Islam Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah. Insyaallah wasilah ngurusi NU derajat dan rejeki akan disiapkan oleh Allah dengan sendirinya, otomatis,” jelas alumnus Pondok Pesantren Lirboyo Kediri tersebut.


Kiai Ashfiya’ menceritakan, terdapat  salah seorang sahabat yang diberi kabar gembira oleh Rasulullah SAW akan masuk surga yang bernama Abdurrahman bin Auf. Ia merupakan orang sangat kaya yang dermawan dan bahkan pernah mendermakan semua hartanya demi berkhidmat kepada Islam.


Pada suatu hari Abdurrahman bin Auf sangat sedih mendengar Rasulullah SAW mengatakan orang yang paling akhir sekali masuk surga adalah orang kaya karena dihisab paling lama. Dirinya lalu berfikir bagaimana cara agar cepat miskin supaya dapat masuk surga lebih cepat.


Pada suatu hari, kurma di Madinah milik para sahabat busuk dan harganya turun. Mendengar hal itu, Abdurrahman bin Auf ikut sedih dan berfikir jika menolong sahabat-sahabatnya itu akan menjadi jalan menjadi miskin.


Tak lama setelah itu, Abdurrahman bin Auf menjual semua harta kekayaannya, kemudian membeli semua kurma busuk milik para sahabatnya dengan harga yang cukup tinggi. Para sahabat tentu merasa gembira karena tiba-tiba kurma busuk mereka terjual dengan harga yang tinggi. Sementara itu, Abdurrahman bin Auf juga sangat bahagia karena yakin akan jatuh miskin.


Namun bukannya miskin yang didapat, tiba-tiba datang seorang utusan dari negeri Yaman membawa berita, bahwa Raja Yaman mencari kurma busuk untuk obat wabah yang sedang menular di sana.


“Rezeki itu maksum, sudah ada bagiannya sendiri-sendiri. Jika sibuk mengurus dunia kita akan rugi, mari berkhidmat melayani agama Islam melalui NU,” pungkasnya.


Matraman Terbaru