Matraman

Ketua Fatayat NU Pacitan: Film Bid'ah Perlu Disikapi Secara Kritis dan Bijak

Sabtu, 19 April 2025 | 09:00 WIB

Ketua Fatayat NU Pacitan: Film Bid'ah Perlu Disikapi Secara Kritis dan Bijak

Ketua PC Fatayat NU Kabupaten Pacitan, Khaulatul Fardah. (Foto: NOJ/Anwar Sanusi)

Pacitan, NU Online Jatim
Ketua Fatayat NU Kabupaten Pacitan, Khaulatul Fardah menyampaikan pandangannya terkait serial film "Bid'ah" yang tengah menjadi perbincangan hangat di berbagai platform media sosial. Menurutnya, fenomena film tersebut dapat dilihat sebagai kesempatan untuk melakukan diskusi dan refleksi mendalam mengenai isu-isu keagamaan dan sosial yang sensitif.

 

"Sebagai Ketua Fatayat NU Pacitan, saya melihat fenomena film 'Bid'ah' sebagai kesempatan untuk diskusi dan refleksi tentang isu-isu keagamaan dan sosial yang sensitif. Namun, penting untuk menyikapi dengan bijak, berpikir kritis dan tidak memperkeruh situasi," ujarnya kepada NU Online Jatim, Jum’at (18/04/2025).

 

Lebih lanjut, Ia menekankan pentingnya kehati-hatian dalam memahami penggambaran isu keagamaan dalam film tersebut. Dirinya berharap representasi yang ditampilkan sesuai dengan nilai-nilai Islam yang moderat dan toleran, sebagaimana yang dianut oleh Nahdlatul Ulama.

 

"Tanpa mengetahui detail filmnya, saya berharap penggambaran isu keagamaan dalam film 'Bidaah' akurat dan bertanggung jawab, sesuai dengan nilai-nilai Islam yang moderat dan toleran seperti yang dianut oleh Nahdlatul Ulama. Jangan sampai membingungkan masyarakat awam yang mana belum bisa membedakan mana ajaran agama yang dibawa Rasulullah atau hanya dari perkembangan akal manusia," tegasnya.

 

Mengenai pesan utama yang mungkin ingin disampaikan oleh pembuat film, Ketua Fatayat NU Pacitan berharap agar pesan tersebut selaras dengan nilai-nilai Islam yang menjunjung tinggi kedamaian, toleransi, dan kebijaksanaan.

 

Dirinya juga menyoroti potensi dampak negatif film terhadap pemahaman keagamaan masyarakat, terutama generasi muda. Oleh karena itu, beliau mengajak seluruh pihak untuk menyikapi film ini secara kritis dan bijaksana, serta lebih mengedepankan ajaran Islam yang benar berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah.

 

"Kekhawatiran tentang potensi dampak negatif film ini terhadap pemahaman keagamaan masyarakat, khususnya generasi muda, sangatlah valid. Oleh karena itu, penting untuk menyikapi film ini dengan kritis dan bijak. Lebih bisa mengambil ajaran yang benar yang sesuai ajaran Rasulullah SAW, sesuai Al Qur'an dan As Sunnah," tuturnya.

 

Dalam konteks karya seni yang mengangkat tema keagamaan kontroversial, Fatayat NU Pacitan menyarankan agar para pembuat karya seni memperhatikan batasan-batasan etis dan prinsip-prinsip yang tidak menyebarkan informasi yang salah atau menimbulkan fitnah dan perpecahan. Beliau mengajak umat Islam untuk menyikapi isu ini dengan bijak, berpegang teguh pada ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah.

 

"Fatayat NU menyarankan agar karya seni yang mengangkat tema keagamaan kontroversial harus memperhatikan batasan-batasan etis dan prinsip-prinsip yang tidak menyebarkan informasi salah atau menimbulkan fitnah dan perpecahan. Maka dengan ini kita harus menyikapi dengan bijak agar tidak keluar dari ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah," pungkasnya.