• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Matraman

Kiai Muhson: Media Pondok Jadi Etalase Pesantren

Kiai Muhson: Media Pondok Jadi Etalase Pesantren
Suasana pelatihan Madrasah Media kepada santri. (Foto: NOJ/Madchan Jazuli)
Suasana pelatihan Madrasah Media kepada santri. (Foto: NOJ/Madchan Jazuli)

Tulungagung, NU Online Jatim

Dunia digital mau tidak mau menjadi sebuah keniscayaan bagi dunia pesantren. Oleh karena itu, Media Pondok Jatim (MPJ) hadir menjadi oase baru wajah konten keislaman pesantren.

 

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Tulungagung, KH Muhson Hamdani mengungkapkan bahwa sebenarnya dunia pesantren masih kalah cepat dalam hal media atau publikasi. Hal tersebut menjadi bahan evaluasi untuk berupaya lebih maksimal. 

 

"Kalian dituntut untuk terus berpacu dan bersaing secara sehat di dunia digital. Khususnya untuk bisa menampilkan tradisi pesantren sebagai wujud etalase," ungkap KH Muhson Hamdani dalam acara Halal Bihalal Media Pondok Region Tulungagung-Trenggalek, Kamis (18/05/2023).

 

Beliau mengungkapkan, baru-baru ini terjadi kekerasan seksual di Jawa Barat, yang kebetulan terjadi di pondok pesantren. Hal tersebut membuat pandangan orang awam semakin menyudutkan seluruh pesantren.

 

Tidak hanya itu, ia menilai media mainstream dalam memberitakan kasus tersebut secara masif. Sehingga, perlu mengedukasi sekaligus memberikan literasi baik bagi publik, wali santri, santri, sekaligus pengurus pondok pesantren.

 

"Harus kuat dan kemasan konten bagus, dalam rangka untuk membalik dan mampu mempublikasikan realitas citra lembaga pondok pesantren. Saya yakin sebenarnya secara umum citra pesantren baik," terangnya.

 

Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin (PPHM) Asrama Kalijaga Ngunut Tulungagung ini tidak menampik adanya kekerasan, akan tetapi hanya bisa dihitung jari. Namun, publikasi media yang tidak bertanggung jawab menjadi mengeneralisir semuanya.

 

"Akhirnya gebyah uyah (sama rata). Stigma akan berganti menjadi pesantren tidak ramah anak, tidak ramah kekerasan santun sekarang tidak aman dari pelecehan seksual," imbuhnya.

 

Kiai Muhson berpesan kepada pegiat media pondok pesantren untuk tetap mengutamakan mengaji. Sehingga tidak ada alasan bolos madrasah maupun sekolah formal hanya karena mengkambing hitamkan media pondok.

 

"Tetap anda sebagai leading sektor untuk media juga harus profesional. Akhirnya betul-betul media itu bisa menjadi etalase pesantren tidak kalah kontennya dengan yang lain," ulasnya.

 

Selain itu, Kiai Muhson mengingatkan agar seimbang antara ngaji dan media. Sehingga santri bisa pintar membaca Fatul Mu'in hingga bahstul masail.

 

Kiai yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tulungagung meminta media pondok bisa membuat pola-pola konten yang bisa menyasar ke khalayak publik. 

 

“Sehingga mudah untuk memberikan edukasi dan literasi keagamaan sesuai ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah,” pungkasnya.


Matraman Terbaru