Kurikulum Madin Jadi Prioritas Program RMINU Tulungagung
Sabtu, 15 Februari 2025 | 12:00 WIB

Silaturahmi dan koordinasi Pengurus RMINU-PCNU Tulungagung periode 2024-2029. (Foto: NOJ/Madchan Jazuli)
Madchan Jazuli
Kontributor
Tulungagung, NU Online Jatim
Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tulungagung telah merumuskan puluhan program kerja dan mensosialisasikan ke jajaran pengurus. Salah satu fokus program prioritas adalah soal kurikulum Madrasah Diniyah (Madin).
Ketua RMI NU Tulungagung, Kiai Muhammad Habibi mengungkapkan dari 26 program kerja yang masuk dalam Rencana Strategis (Renstra) memang memprioritaskan tentang kurikulum Madin di Kabupaten Tulungagung. Supaya kurikulum yang ada itu bisa hampir mirip antar jenjang.
"Di antara ula dan wustho yang diajarkan tidak terlalu jauh bedanya. Dalam arti di RMINU sudah membuat kurikulum pendidikan, fikihnya untuk awal atau ula termasuk kitab-kitabnya sudah kita tentukan," ujar Kiai Muhammad Habibi usai Silaturahmi dan Rapat Kerja di Aula PCNU, Jum'at malam (14/02/2025).
Gus Bibi sapaan akrab beliau mengaku, harapan ke depan supaya Madin yang jenjang ula yang nanti mengkhatamkan tidak jauh-jauh dari apa yang ada di kurikulum RMINU. Termasuk juga yang jenjang wustho dan ulya.
Untuk Madin, pihaknya mengaku sebenarnya sudah melakukan mulai tahun kemarin. Mulai Pendidikan dan Pelatihan (Diklat), penguatan sumber daya manusia (SDM) dan kelembagaan.
"Dalam arti SDM Kepala Madrasah dan guru-guru bagaimana cara mengajar melalui metode kurikulum yang kita tetapkan di RMI PCNU Tulungagung,” katanya.
Tak hanya itu, Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum Sukowiyono, Karangrejo, Tulungagung ini akan lebih sinergi dengan lembaga-lembaga lain yang itu memberikan nilai positif dan manfaat bagi umat. Mulai kerja sama dengan BAZNAS, Dinas Koperasi, Dinas Pendidikan, juga Kementerian Agama Tulungagung.
"Nanti kita intenskan lagi agar manfaatnya lebih untuk Madin dan pondok pesantren. Harapannya yang jelas lebih baik lagi dari periode tahun lalu terutama tentang penguatan pondok pesantren dan Madin di bawah naungan RMINU,” tandasnya.
Sementara itu, Rais Syuriah PCNU Tulungagung, KH Muhson Hamdani menerangkan bahwa para pengurus dan pengasuh muda Madin seyogyanya diajak bertemu untuk bersinergi.
Kiai Muhson mengakui kelemahan Madin dan pondok pesantren masih belum telaten dalam menggarap data melalui Education Management Information System (EMIS) yang dikelola Kementerian Agama.
"Kalau EMIS sudah tidak dikerjakan, blank, zonk, eman-eman. Undang-undang pesantren susah payah namun yang mengambil orang lain. Kita tidak melatih diri, kurang di aspek legalitas itu tadi," ujar Kiai Muhson.
Turut hadir dalam kegiatan Silaturrahmi dan Koordinasi Pengurus RMINU-PCNU Tulungagung Rais Syuriah PCNU Tulungagung, KH Muhson Hamdani, Wakil Ketua PCNU, KH Abdul Hakim Mustofa dan KH Bagus Ahmadi sebagai Ketua PCNU Tulungagung.
Terpopuler
1
Kisah As'ad, Tukang Cukur Naik Haji Asal Pasuruan
2
Berbagai Keutamaan Kota Makkah dan Madinah, Dua Kota Suci Umat Islam
3
Pesantren Nurul Ulum Malang Gelar Makesta, Siapkan Kader Unggul-Visioner
4
Bacaan Doa Sunnah Setiba di Kota Makkah
5
Ketua Rijalul Ansor Sidoarjo, Gus Bahron: Kita Patut Bangga Berkhidmat di NU
6
Ketua PCNU Pasuruan: Pendidikan Adalah Benteng Penguatan Aswaja
Terkini
Lihat Semua