Tingkatkan Kapasitas Guru Madin, RMINU Tulungagung Sertifikasi Kitab Pegon
Rabu, 22 Mei 2024 | 11:00 WIB
Madchan Jazuli
Kontributor
Tulungagung, NU Online JatimĀ
Keprihatinan terhadap kompetensi hingga persoalan madrasah diniyah (Madin) membuat Rabithah Ma'ahid Islamiyyah Nahdatul Ulama (RMINU) Tulungagung mengadakan pelatihan hingga sertifikasi. Sertifikasi kali ini yaitu baca kitab pegon Ar-Risalah An-Nahdliyah.
Sekretaris RMINU Tulungagung, Agus H Ubaid Muhammad Baidlowi mengatakan, dalam rangka mengenalkan Al-Qur'an dan Hadist harus menggunakan kitab kuning. Untuk itu, pihaknya membuat kitab yang digunakan mengenalkan amaliyah dan tauhid. Sekaligus harokah tidak ada yang berbahasa arab, tetap menggunakan modul dan lain-lain.
"Fenomena-fenomena yang terjadi tahun demi tahun ternyata madin mengalami kemrosotan, dan jumlah santri terus berkurang," ujarnya, Rabu (22/05/2024).
Perihal latar belakang sertifikasi ini, Gus Ubaid mengaku, madin merupakan salah satu lembaga pendidikan keagamaan produk asli dari Nahdlatul Ulama (NU) yang non pesantren. Dimana visinya adalah mengenalkan dan menjaga ideologi dasar santri dalam berakidah, beramaliyah Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja) An-Nahdliyah, serta mengenalkan ideologi asli pergerakan organisasi NU.Ā
Kedua, harus memahami bahwa karakter madin dalam pembelajaran, awal menggunakan kitab kuning yang mana adalah jembatan memahami Al-Qur'an dan Hadist. "Kitab kuning ini pembelajarannya biasanya menggunakan pegon, yaitu membaca dan menulisnya pegon dalam bahasa Arab tulisannya miring," terangnya.Ā
PC RMINU mencoba menemukan solusi bagamana santri meningkat kualitasnya, caranya bagaimana dengan meningkatkan kualitas kompetensi dengan menstandarkan kitab pegon.
āKita mulai dengan Kitab Ar-Risalah An-Nahdliyah isinya yang mengajarkan akidah, amaliyah dan juga mengenalkan organiasasi dan pergerakan,ā ungkapnya.
Menurut Gus Ubaid, tujuan sistem pembelajaran di madin menggunakan Kitab Ar-Risalah ini agar terintegrasi dan berkelanjutan dari tingkat Ula, Wustho dan Ulya. Sehingga diharapkan dapat mencetak santri beramaliyah dan berharokah An-Nahdliyah.
"Metode ini sistematis, terstruktur dan konsisten, karena metodenya pengajarannya bayak sehingga menularkan ke madin-madinnya sama dan akutabilitas madin sehingga bisa amanah yang diberikan oleh wali santri," paparnya.
Terpopuler
1
KH Anwar Iskandar Raih Bintang Mahaputera Pratama dari Presiden Prabowo
2
DPR Sahkan BP Haji Jadi Kementerian Khusus
3
Presiden Prabowo Anugerahkan Bintang Mahaputra untuk KH Miftachul Akhyar dan Sejumlah Tokoh NU
4
Retreat IPNU-IPPNU Sidoarjo, Teguhkan Pijakan Gerak Organisasi
5
Konfercab XIX, Fatayat NU Blitar Luncurkan Buku Fatayat NU Mempesona
6
PCNU Surabaya Gelar Ngaji Perkum Bekali Pengurus Wawasan Berjamiyah
Terkini
Lihat Semua