Langkah Preventif LKKNU Nganjuk Minimalisir Kekerasan Perempuan dan Anak
Senin, 14 Oktober 2024 | 15:00 WIB
Haafidh Nur Siddiq Yusuf
Kontributor
Nganjuk, NU Online Jatim
Data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA) menunjukkan bahwa Jawa Timur menjadi provinsi yang memiliki kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak tertinggi di Indonesia. Tercatat ada 1.728 kasus kekerasan pada perempuan dan anak di Jawa Timur, disusul Jawa Tengah 1.603 kasus dan Sulawesi Selatan 1.111 kasus.
Ketua Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) Nganjuk, Miftahul Huda merespons hal tersebut. Ia mengatakan tingginya kasus di Jawa Timur harus mendapatkan perhatian serius.
"Untuk menangani hal ini, diperlukan upaya perlindungan anak secara holistik. Agar anak dan perempuan dapat terlindungi baik secara fisik dan mental. Terlebih ini akan sangat mempengaruhi tumbuh kembang seorang anak di masa yang akan datang," kata Miftah saat dihubungi NU Online Jatim, Senin (14/10/2024).
Mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) tersebut menuturkan, pelanggaran terhadap hak-hak perempuan dan anak masih sering terjadi, misalnya kejahatan seksual maupun isu kekerasan dalam rumah tangga yang banyak merugikan perempuan hingga anak.
Oleh karena itu, dirinya menekankan isu tentang kesetaraan hak dan kewajiban perlu digaungkan sebagai upaya yang utuh oleh seluruh stakeholder dalam semua tempat, termasuk di lingkungan sekolah, lingkungan kerja dan keluarga.
"Pada intinya kembali kepada konsep kita sebagai orang Indonesia itu sebenarnya sudah sangat baik. Sebagai anak menghormati orang tua, yang muda menghormati yang lebih tua, dan yang tua menyayangi yang muda," tuturnya.
Upaya meminimalisir kekerasan terhadap anak dan perempuan, lanjut Miftah, berangkat dari yang paling kecil dan paling dekat yaitu keluarga. Menurutnya, keluarga harus menjadi tempat paling aman dan menyenangkan bagi siapapun di dalamnya, baik bagi seorang suami, istri, dan anak-anak.
Ia menambahkan, unsur kemaslahatan dalam rumah tangga tersebut cukup penting. Sehingga bila hal tersebut terbentuk maka kemaslahatan yang ada ini bisa dibawa ke masyarakat yang lebih luas.
"Bisa dilakukan dengan cara suami memberikan contoh yang terbaik untuk anak-anak dan istri. Ketika memberikan teladan dan melakukan itu semua bersama-sama, maka Insya Allah tradisi dalam rumah tangga ini bisa dibawa ke dalam kehidupan bermasyarakat," ujar Miftah.
Mengakhiri paparannya, LKKNU Nganjuk mengajak seluruh pihak baik orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, organisasi, lembaga, penggiat sosial, hingga media massa untuk secara bersama-sama melawan praktik kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Semuanya bisa mengambil peran untuk melaporkan hal-hal ini. Fungsi preventif pun tercapai dengan adanya partisipasi masyarakat dalam mengawasi lingkungannya,” pungkasnya.
Terpopuler
1
Innalillahi, KH Taufik Ketua PCNU Pamekasan Wafat
2
Kronologi Kecelakaan yang Menimpa KH Taufik Hasyim Ketua PCNU Pamekasan
3
Safari Kepulauan, Ketua Ansor Jatim Sapa Kader di Sapeken dan Kangean
4
Jejak Keilmuan KH Mohammad Sholeh: dari Talun ke Makkah
5
Adab dan Doa yang Dianjurkan Dibaca Jamaah Haji saat Pulang ke Tanah Air
6
Peduli Lingkungan, IPNU-IPPNU Ponorogo Tanam Vetiver Demi Konservasi Tanah
Terkini
Lihat Semua