LAZISNU Nganjuk Tingkatkan Kualitas Pengelola Lewat Pelatihan dan Sertifikasi Amil
Ahad, 28 Juli 2024 | 13:00 WIB

Pelatihan dan Sertifikasi Amil oleh NU Care-LAZISNU Nganjuk di Pondok Pesantren Subulul Huda Bogo, Ahad (28/07/2024). (Foto: NOJ/ Haafidh NS Yusuf)
Haafidh Nur Siddiq Yusuf
Kontributor
Nganjuk, NU Online Jatim
NU Care-Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Nganjuk terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pengelolaan zakat yang diiringi dengan peningkatan skill dari setiap pengelola (amil) yang bertugas.
Hal itu ditunjukkan melalui Pelatihan dan Sertifikasi Kompetensi Bidang Pengelolaan Zakat dari Lembaga Sertifikasi Profesi Bisnis Ekonomi Keuangan Syariah (LSP Beksya) dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Kegiatan itu dipusatkan di Pondok Pesantren Subulul Huda Bogo, Ahad (28/07/2024).
"Untuk tahap pertama, sertifikasi ini diperuntukkan bagi seluruh pengurus LAZISNU tingkat Kecamatan se-Kabupaten Nganjuk, dengan total 20 Kecamatan," ujar Ketua LAZISNU Nganjuk Moch Masyhuri kepada NU Online Jatim.
Masyhuri menjelaskan, tujuan diadakannya pelatihan dan sertifikasi kompetensi amil adalah untuk memastikan bahwa pengurus LAZISNU memiliki pengetahuan serta keterampilan yang diperlukan dalam mengelola dana zakat agar efektif, transparan, tepat guna dan sesuai dengan peraturan pemerintah.
Materi yang diberikan sangat bervariasi mulai dari aspek penting pengelolaan zakat, termasuk didalamnya tentang pemahaman tata kelola keuangan zakat, manajemen dana zakat, pelaksanaan penerimaan zakat, memasarkan produk dan layanan, melayai mustahik hingga pendistribusian dan pendayagunaan zakat.
"Setelah mengikuti rangkaian pelatihan, peserta langsung mengikuti ujian sertifikasi untuk mengukur pemahaman mereka mengenai materi yang telah diajarkan. Mereka yang lulus akan mendapatkan sertifikasi yang diakui secara nasional, dan menegaskan komitmen mereka dalam pengelolaan zakat yang berkualitas," jelas alumnus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) tersebut.
Sementara itu, asesor LSP Beksya Nur Hasan, menyampakan pelatihan ini merupakan bagian dari geliat dunia perzakatan yang semakin masif. Menurutnya, amil harus memiliki standarisasi khusus sebagaimana yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah yaitu Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
Ia menambahkan, semua amil diharapkan mengacu kepada kompetensi yang sudah ditetapkan tersebut. Fungsinya agar pengelolaan zakat yang ada di Indonesia ini terstandar baik itu ada di BAZNAS maupun di LAZ.
"Dengan adanya standarisasi ini, amil yang ada di Nganjuk sudah kompeten dan secara kelembagaan dapat berdampak lebih baik," ujar Hasan.
Terpisah, Sekretaris NU Care-LAZISNU Jawa Timur, Moch Rofi'i Boenawi mengapresiasi LAZISNU Nganjuk yang pertama kali melaksanakan sertifikasi amil di tingkat kecamatan. Ia berharap seluruh pengurus LAZISNU se-Kabupaten Nganjuk dapat memberikan dampak yang baik dan berkesinambungan.
"Kami juga siap berkolaborasi dalam hal pengawasan secara berkala, semoga pengelolaan zakat dapat meningkat," pungkasnya.
Terpopuler
1
Sinergi LPBINU Jatim dan MMB SPS Unair, Bersatu Hadapi Bencana
2
Menata Ulang Relasi Kiai dan Santri Ndalem
3
Gerakan Koin sebagai Pilar Kemandirian dan Konsolidasi NU
4
Mengenal Kudapan Jalabiya, Jajanan Tradisional Kue Manis Khas Dungkek Madura
5
20 Dai Muda Jatim Resmi Jadi Kader Kemenag RI, Siap Berdakwah di Era Digital
6
LF PBNU Tetapkan 1 Rabiul Awal 1447 H Jatuh pada Senin, 25 Agustus 2025
Terkini
Lihat Semua