• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Matraman

Najwa Shihab: dari Gus Sholah Semua Bisa Belajar Banyak Hal

Najwa Shihab: dari Gus Sholah Semua Bisa Belajar Banyak Hal
Najwa Shihab menyampaikan testimoni di acara Haul ke-2 Gus Sholah. (Foto: NOJ/Yulia Novita Hanum)
Najwa Shihab menyampaikan testimoni di acara Haul ke-2 Gus Sholah. (Foto: NOJ/Yulia Novita Hanum)

Jombang, NU Online Jatim

Najwa Shihab menyampaikan beberapa hal dalam memperingati haul ke-2 KH Sholahuddin Wahid atau Gus Sholah. Menurut presenter senior itu, banyak hal bisa dipelajar dari sosok Gus Sholah, baik dia sebagai ulama, aktivis HAM, negarawan, dan sebagainya.

 

“Dari Gus Sholah kita bisa belajar banyak hal,” kata Najwa dalam Haul ke-2 Gus Sholah yang digelar secara hibrid dari Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Kami (03/02/2022) malam.

 

Pertama, lanjut putri dari KH Muhammad Quraish Shihab itu, semua bisa belajar betapa perbedaan itu normal dan bukan alasan untuk memutuskan tali persaudaraan. Berkali-kali Gus Sholah dan Gus Dur berpolemik di media massa soal berbagai hal.

 

Mulai dari posisi ayahanda mereka KH Wachid Hasyim, soal bagaimana hubungan antara negara dan agama, hingga budaya politik di NU. Keduanya bahkan mendirikan partai yang berbeda, tetapi polemik dan perbedaan pendapat itu tidak pernah merusak hubungan persaudaraan.

 

“Saya ingat momen ketika Gus Sholah melepas jenazah Gus Dur, sangat terlihat jelas rasa cinta dan kehilangan yang mendalam. Dan itu adalah salah satu tanda betapa perbedaan tidak perrnah sama sekali memutuskan hubungan persaudaraan antar mereka,” ucap Najwa.

 

Kedua, semua bisa belajar tentang kemenangan dan kekalahan sebagai hal biasa dalam demokrasi. Semua tahu bahwa Gus Sholah pernah dua kali maju dalam pemilihan calon Wakil Presiden (Wapres) tahun 2004, dan tahun 2015 maju sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

 

“Dua momen yang di mana Gus Sholah tidak terpilih dan kita semua juga masih teringat, tidak ada kemarahan yang berlebihan atau amuk yang tidak masuk akal dari Gus Sholah. Beliau adalah teladan dalam demokrasi,” terangnya.

 

Ketiga, semua bisa berobjek kapan saatnya berhenti untuk kembali pulang ke habitat asli setelah menempuh lika-liku perjalanan hidup. Gus Sholah dari seorang aktivis mahasiswa, jadi konsultan, pengusaha konstruksi, menjadi penulis, cendekiawan, politikus, tokoh nasional, dan Gus Sholah akhirnya pulang ke Jombang mengasuh Pondok Pesantren Tebuireng.

 

“Sangat banyak dari kita yang tidak tahu kapan saatnya berhenti, ambisius, rakus mengejar banyak hal. Tapi Gus Sholah tahu kapan saatnya berhenti dan perhentian terakhir itulah Gus Sholah menemui Sang Khaliq. Wafat dalam keadaan yang insya Allah husnul khatimah, al fatihah untuk Gus Sholah,” pungkasnya.


Matraman Terbaru