Blitar, NU Online Jatim
Sholawat Dibaiyah merupakan tradisi yang sudah turun temurun dilaksanakan oleh masyarakat Nahdlatul Ulama (NU). Umumnya tradisi ini dilakukan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Namun, Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Kabupaten Blitar mengemasnya dengan cara yang berbeda, yakni dengan Musabaqah Syarhil Dibaiyah (MSD).
Diana Dwi Oktavia, Ketua PC Fatayat NU kabupaten Blitar mengungkapkan, seni sholawat saat ini sedang berkembang pesat, baik di kelompok masyarakat maupun lembaga pendidikan. Hal ini mendorong Fatayat NU Kabupaten Blitar untuk melakukan inovasi untuk menjaga tradisi Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah.
“Musabaqoh Syarhil Dibaiyah ini memiliki keunikan tersendiri, yakni unsur dakwah melalui seni budaya Islam. Apalagi kegiatan ini baru pertama kali diadakan di Indonesia,” ungkap Ning Diana kepada NU Online Jatim, Selasa (11/10/2022).
Ning Diana menambahkan, tujuan adanya MSD ini juga sebagai wadah untuk melatih kreativitas anggota Fatayat NU se-Kabupaten Blitar, utamanya dalam seni sholawat. Tidak hanya itu, kegiatan ini juga untuk melestarikan nilai luhur isi kitab Adz-Dibaiyah.
“Yang berbeda, Fatayat NU dilatih untuk mengkaji dan mengangkat isi kandungan syair beserta matan rawi secara keseluruhan untuk menambah mahabbah pada Nabi Muhammad SAW,” jelasnya.
Dirinya berharap, dengan adanya MSD ini dapat membumi ke akar rumput hingga ke pimpinan anak cabang serta ranting dan membawa warna budaya baru.
"Selain itu juga menjadi model percontohan masyarakat, utamanya untuk kader Fatayat NU se-Indonesia," harapnya.
Sementara itu, kegiatan ini juga diapresiasi oleh Rini Syarifah Bupati Blitar. Mak Rini, sapaan akrabnya menuturkan syarhil dibaiyah ini masih baru dan mungkin asing untuk masyarakat.
“Oleh karena itu, kegiatan seperti ini perlu dikenalkan dan digaungkan bersama kepada masyarakat untuk kebanggaan Fatayat NU juga Kabupaten Blitar,” terangnya.