Ratusan Warga di Tulungagung Bentangkan Bendera Raksasa di Tebing Wajakensis
Kamis, 17 Agustus 2023 | 19:00 WIB

Warga Desa Gamping antusias ikuti pembentangan bendera di tebing Wajakensis. (Foto: NOJ/Madchan Jazuli)
Madchan Jazuli
Kontributor
Tulungagung, NU Online Jatim
Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia yang ke-78 di berbagai daerah digelar secara meriah dan penuh khidmat. Salah satunya ratusan warga Desa Gamping, Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung ikut membentangkan bendera raksasa di Tebing Wajakensis.
Salah satu warga, Beni Wicaksono (45) mengungkapkan ikut menyaksikan detik-detik proklamasi dengan pembentangan bendera merah putih beserta anaknya. Tujuannya tidak lain untuk membentuk karakter buah hatinya yang masih berusia 8 tahun.
"Tujuannya pertama membangun anak agar menjadi lebih semangat juang, dan bisa meningkatkan kecintaan bangsa untuk anak kecil," ujarnya usai pengibaran bendera, Kamis (17/08/2023).
Pria asli Desa Gamping ini mengatakan, sudah kali keempat ikut serta menyaksikan pengibaran bendera besar yang berukuran 26 x 38 meter. Ia berharap warga bertambah guyub, rukun, serta mencinta bangsa, khususnya di lingkungannya sendiri.
Sementara, Ketua Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN) Desa Gamping, Didik Pasopati menuturkan, pembentangan tersebut harus menempuh akses menanjak beberapa ratus meter. Ditambah lagi jalur yang dilewati hanya setapak, serta terjadi kesalahan komunikasi sebelum pembentangan bendera.
“Kendala pembentangan bendera yakni orang yang terlibat banyak, kurang komunikasi mungkin seperti itu. Ditambah lagi jalannya terjal, bendera besar, berada di tebing, lokasi ada dua titik, jadi wajarlah,” jelasnya.
Sebelum pembentangan, hari sebelumnya dilakukan kirab bendera sekaligus duplikasi tengkorak Wajakensis yang dikirim oleh salah satu museum di Belanda.
"Ukurannya 26 x 38 meter. Ini bendera baru, kalau kemarin sudah di agendakan di museumkan, setiap 4 tahun insya Allah akan terjadi pembenahan bendera baru," terangnya.
Kegiatan ini selain bertujuan untuk mengisi Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT) RI ke-78, sekaligus memperkenalkan kekayaan historis Internasional. "Sesuai penelitian di tebing Wajakensis ini ternyata dahulu dihuni orang pertama yang disebut Wajakensis," bebernya.
Dalam pantauan NU Online Jatim, warga ikut berbondong-bondong ke lokasi pembentangan tepat di bawa tebing. Akses menuju ke lokasi cukup terjal, satu-satunya harus dengan berjalan kaki melewati hutan jati sekitar 300-an meter.
Terpopuler
1
Seleksi Ansor Magang Jepang 2025 Dibuka, Simak Ketentuannya
2
Sound Horeg Diharamkan, Ini Penjelasannya
3
Diresmikan Bupati, Gedung MWCNU di Bangkalan Diharap Jadi Penggerak Organisasi
4
PMII Rayon Ibnu Aqil Gelar PKD ke-31 di Singosari, Cetak Kader Intelektual Progresif dan Militan
5
Pondok Besuk Pasuruan: Sound Horeg Hukumnya Haram
6
Ratusan Santri Pagar Nusa Malang Meriahkan Kejurcab III
Terkini
Lihat Semua