• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Matraman

Ratusan Warga di Tulungagung Bentangkan Bendera Raksasa di Tebing Wajakensis

Ratusan Warga di Tulungagung Bentangkan Bendera Raksasa di Tebing Wajakensis
Warga Desa Gamping antusias ikuti pembentangan bendera di tebing Wajakensis. (Foto: NOJ/Madchan Jazuli)
Warga Desa Gamping antusias ikuti pembentangan bendera di tebing Wajakensis. (Foto: NOJ/Madchan Jazuli)

Tulungagung, NU Online Jatim

Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia yang ke-78 di berbagai daerah digelar secara meriah dan penuh khidmat. Salah satunya ratusan warga Desa Gamping, Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung ikut membentangkan bendera raksasa di Tebing Wajakensis.


Salah satu warga, Beni Wicaksono (45) mengungkapkan ikut menyaksikan detik-detik proklamasi dengan pembentangan bendera merah putih beserta anaknya. Tujuannya tidak lain untuk membentuk karakter buah hatinya yang masih berusia 8 tahun.


"Tujuannya pertama membangun anak agar menjadi lebih semangat juang, dan bisa meningkatkan kecintaan bangsa untuk anak kecil," ujarnya usai pengibaran bendera, Kamis (17/08/2023).


Pria asli Desa Gamping ini mengatakan, sudah kali keempat ikut serta menyaksikan pengibaran bendera besar yang berukuran 26 x 38 meter. Ia berharap warga bertambah guyub, rukun, serta mencinta bangsa, khususnya di lingkungannya sendiri.


Sementara, Ketua Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN) Desa Gamping, Didik Pasopati menuturkan, pembentangan tersebut harus menempuh akses menanjak beberapa ratus meter. Ditambah lagi jalur yang dilewati hanya setapak, serta terjadi kesalahan komunikasi sebelum pembentangan bendera.


“Kendala pembentangan bendera yakni orang yang terlibat banyak, kurang komunikasi mungkin seperti itu. Ditambah lagi jalannya terjal, bendera besar, berada di tebing, lokasi ada dua titik, jadi wajarlah,” jelasnya.


Sebelum pembentangan, hari sebelumnya dilakukan kirab bendera sekaligus duplikasi tengkorak Wajakensis yang dikirim oleh salah satu museum di Belanda.


"Ukurannya 26 x 38 meter. Ini bendera baru, kalau kemarin sudah di agendakan di museumkan, setiap 4 tahun insya Allah akan terjadi pembenahan bendera baru," terangnya.


Kegiatan ini selain bertujuan untuk mengisi Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT) RI ke-78, sekaligus memperkenalkan kekayaan historis Internasional. "Sesuai penelitian di tebing Wajakensis ini ternyata dahulu dihuni orang pertama yang disebut Wajakensis," bebernya.


Dalam pantauan NU Online Jatim, warga ikut berbondong-bondong ke lokasi pembentangan tepat di bawa tebing. Akses menuju ke lokasi cukup terjal, satu-satunya harus dengan berjalan kaki melewati hutan jati sekitar 300-an meter.


Matraman Terbaru