• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Matraman

Refleksi Sumpah Pemuda, Ketua GP Ansor Nganjuk: Jaga Toleransi Keberagaman

Refleksi Sumpah Pemuda, Ketua GP Ansor Nganjuk: Jaga Toleransi Keberagaman
Rifai, Ketua GP Ansor Nganjuk. (Foto: NOJ/Haafidh)
Rifai, Ketua GP Ansor Nganjuk. (Foto: NOJ/Haafidh)

Nganjuk, NU Online Jatim
Peristiwa Sumpah Pemuda diperingati setiap tanggal 28 Oktober. Peristiwa besar ini diawali oleh pergerakan kedaerahan yang membentuk sebuah organisasi-organisasi daerah pada 94 tahun yang lalu.

 

Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Nganjuk Moh Rifai memaknai Hari Sumpah Pemuda dengan mengajak pemuda khususnya kader di organisasinya senantiasa dapat menjaga kondusifitas masyarakat yaitu mewujudkan toleransi berjalan baik, sehingga masyarakat saling menghormati.

 

“Pemuda dan pemudi pada saat itu telah mengorbankan waktu, tenaga, pikiran hingga harta benda demi menyatukan bangsa Indonesia. Sudah selayaknya perjuangan ini kita hargai serta menjadi motivasi untuk terus mempersatukan bangsa Indonesia,” ungkap Rifai saat dihubungi NU Online Jatim, Jumat (28/10/2022).

 

Dijelaskan Rifai, salah satu makna dari naskah Sumpah Pemuda yaitu mencintai tanah air, bangsa, dan bahasa indonesia. Dalam naskah tersebut  menunjukkan para putra putri Indonesia zaman itu begitu mencintai Indonesia.

 

Sebagai bangsa yang terdiri atas berbagai suku, ras, maupun agama, kata Rifai, diperlukan rasa toleransi untuk merawat persatuan. Sikap toleransi ini penting dimiliki oleh setiap warga Kabupaten Nganjuk.

 

“Rasa cinta inilah yang harus terus tumbuh dalam diri generasi muda zaman sekarang. Mencintai tanah air, bangsa, dan Bahasa Indonesia dalam beragam kebudayaan dan keberagaman yang ada di Indonesia,” terang alumnus Institut Agama Islam Tribakti (IAIT) Kediri itu.

 

Sikap toleransi atau moderasi beragama merupakan modal awal untuk  mengkolaborasikan berbagai potensi yang ada. Seperti halnya didalam sebuah bus yang memerlukan seorang "kondektur" untuk menyamakan perbedaan sehingga tercipta harmonisasi dalam menggerakkan masing-masing peran untuk mencapai tujuan bersama.

 

“Dengan toleransi satu sama lain, kita semua menjaga keutuhan Kabupaten Nganjuk,” katanya.

 

Dirinya berharap, momentum Sumpah Pemuda tahun ini memberikan spirit kepada para pemuda untuk sadar bhwa dirinya adalah man of the match dalam setiap sendi-sendi masyarakat.

 

“Oleh karenanya, jangan mudah terprovokasi dan tentunya selalu mengedepankan akhlakul karimah dan menjunjung adat ketimuran sebagai ciri khas bangsa Indonesia,” pungkasnya.


Matraman Terbaru